Devano mendekati tubuh mungil itu tangannya dengan sigap membersihkan noda di baju Anya, di susul Teo dengan wajah juteknya yang ketara terlihat ketika seseorang turun dari mobil.
Anya membiarkan abang kecilnya itu bertindak, netra coklatnya beralih pada sosok orang tua yang berjalan mendekatinya. Kaki kecilnya tanpa sadar mundur ketika langkah pria tua itu semakin mendekatinya.
Beberapa bodygoard mau tak mau mengikuti perintah dari Ricard. Dengan sigap mengangkat dua bocah untuk di jauhkan dari Anya.
Terlihat kedua bocah laki laki itu meronta, dan mengigit salah satu tangan bodygoard namun usaha yang mereka perbuat untuk lepas sia sia tidak sebanding dengan tenaga orang dewasa berkepala botak itu.
"Kakek! Lepaskan kami, mengapa kau kesini!" teriak Devano tidak terima atas perlakuan yang di terima, memang mereka tahanan?
Kedua bocah itu tentu tau tentang permasalahan yang sempat terjadi kemarin, mana mungkin mereka lupa keduanya hadir di hari itu.
Ricard mengabaikan teriakkan kedua cucunya.
Netra emasnya tak lepas dari sosok makhluk mungil yang terdiam dengan mata bulatnya terlihat berair, mungkin atau lebih tepatnya memang takut melihatnya sesekali netra coklat itu bergerak gelisah memperhatikan kedua cucu laki lakinya yang memberontak di tangkap oleh kedua bodygoard.
Ricard mengerti kemana arah mata bulat itu mengarah. langkahnya berhasil menyamai tempat berdiam Anya, yang hanya berdiam diri di tempat enggan meninggalkan Abang kecilnya. Sifat yang di sukai Ricard adalah kesetiaan dan dia melihatnya di dalam diri Anya. Mahluk kecil itu tidak ingin meninggalkan kedua Abang kecilnya meskipun dirinya merasa takut.
Merasakan kehadiran seseorang di hadanpanya, si mungil bisa melihat sepatu besar hitam yang mengkilat menarik perhatiannya tak lama terdengar suara berat orang dewasa di hadapannya ini"Perlihatkan wajahmu gadis kecil"Ricard tidak suka tatapan Mahluk mungil itu hanya melihat kakinya saja, sebegitu menariknyakah? di bandingkan dengan wajahnya.
Mahluk mungil itu mendongak menatapnya sejenak netra coklat Anya menarik dirinya untuk tetap menatapnya seakan memgajaknya tenggelam di balik binaran matanya yang berair.
Tanpa sadar Ricard menyamakan tingginya dengan Mahluk kecil itu, layaknya seorang raja yang tunduk pada seorang ratu begitulah posisi yang terlihat di mata para bodygoard.
Bahkan mereka ternganga di tempat menyaksikan hal tidak terduga di hadapannya, tidak mungkin seorang penguasa tunduk pada orang lain tapi apa yang mereka lihat sekarang ini, tidak memperdulikan sekitar tangan besar Ricard menggapai pipi yang terlihat gembul di hadapannya ini. mengundangnya untuk mencubit namun lain yang di lakukan Ricard tangannya mengusap pipi putih yang terasa lembut di bandingkan dengan tangannya yang kasar.
Perlahan tangannya naik mengusap sudut mata yang terlihat berair itu"Jangan menagis, Aku tidak akan menyakiti kedua Abang kecilmu itu" ucapnya, menghilangkan kekhawatiran yang jelas terlihat di mata gadis kecil itu.
"cungguh?"balas si mungil.
Mendengar suara lembut nan cadel itu, untuk kedua kalinya membuat hati Ricard berdesir. bahkan semalaman Ricard tidak bisa berhenti memikirkan Makhluk kecil ini.
"lihat Apa aku menyakitinya, Tidakkan?" si mungil mengangguk pelan. "ndak, tapi cenapa halus cepelti itu mbangnya kacian" ucap si mungil bertanya.
"mereka nakal, apa kamu paham dengan sebutan anak nakal?" ucap Ricard membalas seraya tangannya tak sungkan menggapai tubuh mungil Anya untuk di pangku. Terasa begitu ringan bahkan tangan gempalnya menarik atensi pria tua itu terlihat mengenggam jas yang di kenakannya begitu erat takut jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possessive [ END ]
FantasyFollow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia. Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekera...