Next Door's Trouble Chapter 2

913 11 0
                                    

Kemeja putih dipadukan dengan rok berwarna hitam. Rambut cukup digerai lepas tidak lupa rapih tersisir. Polesan riasan juga hanya bedak, perona pipi, juga perona bibir. Cantik, feminin, elegan. Ya itulah gambaran Grace di mata orang-orang.

Setelah selesai berdandan, Grace memutuskan untuk berjalan ke kampusnya. Perjalanan hanya membutuhkan 10 menit dengan kaki. Grace menyukai jalan pagi ditemani angin yang sejuk juga sinar matahari yang hangat. Perpaduan dari panas dan dingin yang sempurna. Sangat bagus untuk kesehatan fisik dan mentalnya.

Seperti yang diharapkan, Grace datang cukup pagi. Kampus masih sepi, belum banyak orang berlalu lalang. Grace bersyukur telah berhasil masuk ke kampus dan juga jurusan impiannya. Gadis itu tersenyum, sekarang kehidupan perkuliahannya akan benar-benar dimulai.

Beberapa waktu berlalu, sebuah pesan dari "Kak Varen" di ruang percakapan Regu 5 muncul, berisi suruhan kepada seluruh mahasiswa baru untuk pergi ke aula untuk mengikuti acara pembukaan resmi. Melihat pesan itu, Grace langsung berjalan menuju aula.

"Hai, aku Mika salam kenal!" sahut seorang gadis bertubuh kecil yang imut.

"Salam kenal juga, aku Grace."

"Kamu cantik banget, lulusan SMA mana?" lanjut gadis mungil itu.

"Eh, kamu juga cantik dan imut! Aku dari SMAN X Bandung," jawab Grace lumayan tersipu akan pujian tiba-tiba dari Mika.

"Wah orang Bandung! Kumaha damang? (Apa kabar?)"

"Hahaha, saè! (Baik!)"

Teman pertama di kampus! Mika adalah gadis yang sangat imut. Memakai kacamata bulat berwarna hitam, ditambah pipinya yang merah dan tembam, sangat menaikkan pesona imutnya. Mika juga orang yang humoris, pasti dia akan menjadi teman yang asyik.

Setelah beberapa saat berbincang dengan teman barunya, Grace dan Mika diinterupsi oleh Rektor. Kemudian ada dari BEM kampus, juga panitia acara. Sungguh menegangkan rasanya akan menghadapi dunia baru.

Ternyata Grace dan Mika berada di regu yang sama, Regu 5. Sungguh kebetulan yang tak terduga. Kini, semua anggota Regu 5 sudah berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok. Tunggu, ada sebuah wajah yang tak asing.

"Halo semua, kenalin gue Varen dua tingkat di atas kalian. Gue disini sebagai ketua Regu 5. Salam kenal adik-adik baru!" sahut seorang laki-laki bertubuh tinggi, rambut ikal, tunggu- tetangga Grace?!

Anggota regu Grace yang lain bersorak dan bertepuk tangan. Hanya diri Grace yang masih terpaku diam karena saking terkejutnya. Mana bisa. Apa kesalahan gadis itu mendapat cobaan seperti ini wahai Tuhan?

"Kenapa Grace?" tanya Mika tampak khawatir.

"N-nggak, gak apa-apa," jawab Grace memaksakan senyuman.

"Sekarang, giliran kalian yang perkenalan. Dimulai dari..." lanjut Varen memulai peran sebagai ketua regu.

Mata Grace dan Varen bertemu. Sontak Grace langsung membuang mukanya ke arah lain. Ia menutup matanya. Takut, malu, kesal, campur aduk. Padahal ia sudah bersumpah akan menghindari tetangganya itu, tapi jika seperti ini, mana bisa?

"Cewek cantik di situ!" Varen tentunya memilih Grace.

Rasanya ingin teriak. Bahkan, Grace sudah teriak sekencang mungkin di dalam hatinya. Dengan gagap, Grace mulai memperkenalkan dirinya kepada anggota regunya yang lain.

"Rumahnya di mana? Kosong delapan berapa?" lanjut Varen menjahili.

"Ren kalo naksir bilang aja langsung! Kasian ceweknya!" sahut teman Varen yang merupakan ketua regu lain.

Semua orang tertawa. Tapi apakah kau bisa menebak siapa yang tidak bisa tertawa? Ya tentu saja Grace! Ingin sekali rasanya ia pergi ke ujung dunia dan bersembunyi selamanya. Sungguh permulaan masa orientasi yang mengerikan!

Mulai dari saat itu karena tidak bisa dihindari, Grace berusaha sebisa mungkin untuk tidak pernah melihat ke arah Varen dan juga kalau tidak ada perlu Grace akan benar-benar mengabaikan kakak tingkatnya itu.

Masa orientasinya lumayan berjalan lancar jika kita abaikan fakta bahwa tetangga Grace adalah kakak tingkatnya. Ia berhasil mendapatkan beberapa teman dan mempelajari kehidupan di kampus seperti fakultas dan jurusan yang ia pilih. Untung, Varen berada di jurusan yang berbeda.

.・゜✧﹒☁﹒✧゜・.


"Selamat semuanya resmi jadi mahasiswa di kampus ini!" sahut seorang kakak tingkat yang lain saat acara makan malam.

Semua orang bersorak dan bertepuk tangan dengan meriah. Saat ini adalah acara penutupan masa orientasi. Ada sebuah sponsor yang membiayai para mahasiswa di fakultas Grace untuk menyewa vila. Dua hari satu malam.

Jujur, sepanjang masa orientasi Grace sangat berusaha untuk menghindari Varen. Namun, laki-laki itu terus saja mendekati dan mengganggunya. Tentu saja hal ini membuat Grace kesal.

Grace telah menyelesaikan makan malamnya, ia sangat lelah karena kesibukkannya saat masa orientasi. Grace merasa sedikit pusing dan mual. Grace pun memberi tahu Mika bahwa ia ingin meminta izin untuk kembali ke kamar terlebih dahulu.

"Kak, saya temenin Grace ke kamar duluan boleh? Grace lagi nggak enak badan," tanya Mika kepada ketua Regu 2 karena Varen tampak sedang pergi.

"Oh iya boleh, sok aja!" jawab kakak tingkat itu.

"Kenapa? Ada apa?" tiba-tiba Varen muncul setelah entah pergi kemana.

Sial! Padahal tadi adalah kesempatan bagus mumpung laki-laki itu sedang tidak ada! Batin Grace.

"Sama gue aja anterinnya, Mika tetep di sini aja main sama yang lain. Lagian, semua kunci kamar Regu 5 gue yang pegang biar gak ada yang kabur."

Grace tersedak. Tidak, bagaimana bisa dirinya malah jadi terperangkap bersama Varen? Grace hanya bisa memaksakan senyuman. Makin pusing kepalanya jika ia terus memikirkannya. Grace pasrah.

Berjalan berdua di koridor vila dengan Varen. Menuju sebuah kamar, kamar Grace bersama teman-teman perempuannya yang lain tentu saja. Apa yang kau pikirkan Grace? Wajah Grace memerah, kepalanya merasa sedikit melayang.

Saat sampai di depan kamarnya, Grace sedikit terhuyung dan hampir terjatuh. Untung Varen sempat menangkapnya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Varen tampak khawatir, ia lekas membuka pintu kamar dan membawa Grace ke kasur.

Grace duduk di tepi kasur, lagi-lagi lidahnya terasa seperti sedang diikat. Ia selalu mati gaya di depan Varen. Setiap melihat wajahnya, apalagi senyumannya, kejadian "paket" yang mengerikan selalu teringat kembali.

"Sedikit demam, kirain lo mau cepet-cepet balik ke kamar karena mau 'olahraga malem'."

.・゜✧﹒☁﹒✧゜・.
Tbc

FantasizesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang