Minggu berikutnya datang. Clara diminta untuk menyuguhkan sesuatu kepada Dion. Bahkan, kali ini ibunya malah pergi. Katanya ingin mengambil buku referensi belajar yang lain, tapi Clara tahu bahwa ibunya ingin membiarkan ia berdua dengan Dion.
"Hi, Miss!" sahut Dion memecah keheningan.
"Hai."
"How are you, Miss?" ("Apa kabar?")
"Could be better." ("Bisa lebih baik.")
Suasana kembali hening dan canggung. Bertemu teman lama setelah bertahun-tahun membuat Clara bingung dan salah tingkah. Apalagi kejadian minggu lalu saat ia disuruh mengajar. Gadis itu menyeruput teh manisnya yang sudah dingin.
"Kamu makin cantik," ucap Dion.
"Uhuk- Apa?" Clara terkejut hingga ia tersedak karena pernyataan Dion yang tiba-tiba.
"Eh kamu nggak apa-apa?"
"Ehm, iya."
"Aku serius Ra, kamu makin cantik."
"Hm, iya makasih. Tapi lo jangan lupa manggil gue 'Miss'," jawab Clara dengan wajah yang sangat merah.
"Kan kamu lagi gak ngajar?"
"B-biarin! Sekalinya pernah ngajarin berarti gue itu guru lo. Jadi gue minta lo bersikap sepantasnya. Inget, gue udah bukan temen deket lo yang dulu."
Dion mengeluarkan senyuman termanisnya. Clara terpukau dan tanpa sadar terus menatap laki-laki di depannya itu. Dion tertawa dan ia mengambil sebuah kue kering yang telah disuguhkan di meja tamu.
Tak lama, ibu Clara datang membawa sebuah buku tebal. Clara langsung bangun dari duduknya dan masuk ke kamarnya. Tentunya dengan wajah yang masih memerah dan jantung yang berdetak kencang.
⊹₊⋆☁️⋆⁺₊⋆ ☀️ ⋆⁺₊⋆☁️⋆₊ ⊹
"Hah? Kenapa aku ikut?"
"Tante Sella kangen kamu! Lagian, masa kamu nggak mau nengok bayinya?"
Clara menghela napas. Sella, ibunya Dion memang baru saja melahirkan. Oleh karena itu, bimbingan hari ini dilaksanakan di rumah Dion, bukan rumah Clara seperti biasanya. Clara akhirnya menyetujui ajakan ibunya dan pergi ke rumah Dion.
"Clara sayang, cantik! Tante kangen banget udah lama nggak ketemu!"
"Iya Tante, apa kabar?" ucap Clara dengan senyuman.
"Baik. Oh iya, Tante boleh minta tolong bangunin Dion di kamarnya?"
"Eh Dion masih tidur Tante?"
"Iya! Tadi malem dia abis main sama temennya sampe larut malem jadi dia kebablasan belum bangun."
Tidak enak menolak. Clara pun langsung melewati sebuah lorong menuju kamar Dion. Ia melirik ke foto-foto yang terpampang di tembok. Clara menemukan dirinya sendiri, sedang merangkul Dion dengan senyuman lebar pada saat liburan ke pantai 10 tahun yang lalu.
Di foto itu, Dion memiliki ekspresi cemberut karena waktu itu lututnya terluka akibat berlarian di pantai. Mereka dulu sedang bermain kejar-kejaran, Dion mengejar Clara dan terjatuh. Clara langsung memeluk temannya dan saat itulah foto diambil. Clara tertawa kecil mengingat memori itu.
Sampai di depan pintu kamar. Clara terdiam sebentar. Pintu masih sama seperti yang terakhir ia lihat. Terdapat stiker-stiker kartun yang dulu sering mereka tonton, tertempel pada pintu. Ada juga coret-coretan yang dulu Clara buat menggunakan spidol permanen, bertuliskan "DionXClara 4ever". Sungguh kekanak-kanakan, mereka dulu benar-benar berpikir akan terus bersama selamanya.