Chapter 2 : The Plan

27.7K 3.4K 59
                                    

Jonathan Flanel a.k.a Jhonny image, below ♡ whadaya think ? ;)

*Enjoy*

******

"Temukan adikku... Temukan Mia-ku. hanya itu yang ku inginkan."

Tak lama setelah Davine mengatakan itu, sambungan terputus. Bersamaan dengan foto seorang gadis berambut coklat kusut yang menunduk sambil melihat ke sisi kanan takut-takut.
Dari gambarnya, foto itu sepertinya di ambil diam-diam sebelum badai matahari terjadi. Atau sekitar empat tahun yang lalu.

Jimmy mencetak gambar itu dan memberikannya kepada Jhonny yang masih berdiri tanpa suara bersama dengan Alex, dia memutar kursinya untuk melihat mereka berdua masih terpaku.

Jhonny menatap kertas di tangannya sedangkan Alex masih berdiri kaku di tempatnya tadi, memandang lurus ke arah depan. Masih berusaha mencerna apa yang baru saja di katakan pria dari balik dinding itu padanya.

"Apa yang akan kita lakukan Jhonny?" Tanya Jimmy memecahkan keheningan. Jhonny mengangkat kepalanya dari kertas untuk menatap Jimmy.

"Kita tidak bisa mempercayai orang itu begitu saja..." perkataan Jhonny memancing perhatian Alex seketika.
Dia menoleh ke arah Jhonny begitu cepat dengan tatapan tidak percaya.

"Jangan bilang kau akan mengabaikan fakta kalau dia mengenal Clara." seru Alex, menyebutkan nama wanita yang pernah menjadi orang penting dalam hidup Jhonny.

"Orang dari balik dinding punya kemampuan lebih dari cukup untuk mencari tau latar belakang semua orang yang ada di sini, termasuk aku. Jika kau percaya, mereka akan dengan mudah memerasmu dengan masa lalu, yang sebenarnya  tidak mereka ketahui sama sekali."

"Lalu foto itu? Apa menurutmu dia juga mengambil foto sembarang gadis dan menunjukkannya padamu?" Jhonny terdiam. Alex tau apa yang sebenarnya berusaha di tepis Jhonny; False hope.

"Aku akan mencari Gadis ini." Alex mengagguk, dan mulai berjalan keluar dari kamar Jimmy. Baru dua langkah dia menjauh, Jhonny sudah menahan lengannya.

"Tidak banyak gadis yang selamat di luar sana Alex. Kalaupun selamat, kau tau apa yang dilakukan mereka padanya, jika mereka tidak kuat dan mampu membela diri seperti Annona. Aku tidak mau kau kecewa kalau ternyata Helena sama hancurnya dengan kematian."

Perkataan Jhonny memancing amarah yang meluap-luap di dada Alex. Dia menepis cengkraman Jhonny dan meninju rahang pria itu. Alex menarik lagi tangannya dan ingin meninju lagi, tapi kali ini Jhonny sudah mengerti situasi dan menepisnya dengan sangat mudah. Alex terus menyerang sedangkan Jhonny terus bertahan. Wajahnya pasif, tidak seperti Alex yang dikuasai amarah, rasa kesal, dan takut.

Sedetik kemudian mereka mulai bergumul di lantai. Berusaha mendominasi satu sama lain.
Jimmy berseru memanggil Carlos untuk memisahkan mereka. Karena tubuhnya yang kurus tidak akan mampu menghalau dua laki-laki tegap yang salah satunya dikuasai amarah. Bisa-bisa Jimmy yang mati.

Carlos datang tak lama kemudian, semua orang mendengarnya memaki dalam bahasa Spanyol sebelum bergegas menarik Jhonny yang berhasil menahan pergerakan Alex. Jhonny berdiri tanpa perlawanan, tapi Alex tidak mau berhenti karena yang sebenarnya perlu di tahan adalah Alex.

Mata Alex lebam, sedangkan bibirnya pecah. Dia bisa saja dapat luka yang lebih parah dari itu kalau Jhonny benar-benar mengaggapnya musuh. Karena semua orang tau, Jhonny hidup karena kemampuannya di duel satu lawan satu. Dan hal bodoh jika menantang seseorang untuk melakukan sesuatu yang merupakan keahliannya.

" ¡cálmate!, idiot!" Seru Carlos di telinga Alex, kedua tangannya melilit tubuh Alex seperti ular hingga dia tidak bisa mengangkat tinju lagi. "Kau tidak akan menang melawan Jhonny, jadi tenangkan dirimu!!"

Napas Alex memburu, Carlos mempererat lilitan tangannya. Punggungnya merapat ke tubuh Carlos.

"Carlos benar, Alex. Jhonny bukan musuhmu." Jimmy setuju dengan nada tenang, meskipun ekspresinya tidak suka dengan sikap Alex. Alex kembali bergerak liar, melepaskan diri dari Carlos, tapi berhenti menyerang Jhonny. Dia kembali berbicara keras ke pria yang menurutnya berhati es itu. Adik Jhonny, Carla mungkin saja memang masih hidup, tapi Jhonny memilih untuk tidak percaya dan tidak berusaha mencari sedikit pun. Alex mengenal Clara sama seperti dia mengenal Jhonny saat mereka hidup di panti asuhan. Begitu juga dengan Helena.  

"Kau dan pikiran negatifmu, bisa pergi ke neraka dan aku tidak peduli. Aku akan tetap menemukan gadis bernama Mia ini, dan menyerahkannya pada pria itu. Helena masih hidup, dia akan baik-baik saja. Aku akan menemukannya." Alex menyeka darah dari bibirnya sebelum berjalan keluar sekali lagi.

Visinya saat ini sudah jelas, dia akan mengambil kesempatan ini. Alex tidak akan menyia-nyiakannya sekalipun kemungkinannya hanya 1:100. Dia akan tetap mencoba.
Dia tidak akan mendengarkan siapapun yang mengaggap hal ini bodoh, sekalipun itu artinya Jhonny akan membuangnya dari kelompok ini.

"Aku tidak mengerti apa masalahnya, tapi sebaiknya kau hentikan dia sebelum dia melakukan hal bodoh." Carlos mendesak Jhonny untuk menghentikan sahabatnya. Namun wajah Jhonny tetap sulit di baca.

Waktu Alex mulai sampai di ambang pintu, tiba-tiba suara Jhonny yang sarat akan otoritas kembali terdengar, memanggil namanya.

"Alexandru!!"

Alex mengutuk dirinya, karena tanpa sadar tubuhnya berhenti berjalan.

"Kau tidak akan kemanapun." Kata Jhonny, Alex baru akan berbalik dan memaki laki-laki itu, namun berhenti saat Jhonny kembali menambahi kalimatnya.

"Kau tidak akan kemanapun tanpa rencana. Jadi tenangkan dirimu, sebelum kusuruh Annona menembak bokongmu." Jhonny menghela nafas, "Kau mulai membuatku kesal."

***
Chapter selanjutnya bakal dalam Mia POV. Sorry kalau chapter ini sangat pendek. Saya bakal coba buat yang lebih panjang buat next chapter :)

Thanks for reading so far x

-Raa

Behind The Wall (Behind The Wall Trilogy #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang