Chapter 7 : The Nerd

20.3K 2.8K 190
                                    

Tyaga Picture above.

Enjoy
****

Dari ruang tengah, Alex masih bisa mendengar gadis itu menggedor-gedor pintu sambil berteriak. Dia berusaha mengabaikannya walaupun masih merasa sedikit kesal. Carlos duduk di sofa, dengan kepala menengadah mengikuti gerakan Alex sebelum dia ikut duduk di sebelahnya.

"Aku tidak tau bisa sabar sampai kapan." Alex menggerutu.

Carlos terkekeh, "Seburuk itu? Memangnya apa yang bisa di lakukan gadis itu sampai membuatmu kesal?"

"Dia mau melarikan diri, loncat dari jendela."

Carlos tertegun lalu kemudian tertawa, "Wow."

"Ya Wow, gadis bodoh."

"Dia ingin bunuh diri?"

Alex menggeleng, "Tidak. Untuk kabur, dia bekeras ingin kembali ke Eagle Eyes."

"Kau biarkan dia sendiri, menguncinya di kamar setelah kau lihat dia ingin melompat? Bagaimana kalau dia mencoba lagi?"

"Dia tidak akan kemanapun tanpa ini. Harapannya tidak ada kalau dia pergi tanpa ini dan dari cahaya matanya aku tau dia ingin hidup." Alex menunjukkan Hearing-aid yang dia rebut tadi, "Aku juga memasang lonceng di kakinya. Jadi setiap langkah yang dia lakukan, akan terdengar olehku."

"Bukankah lebih baik kalau kau bicara dengannya dan memberi perhatian dari pada memperlakukannya seperti anjing?"

"Menurutmu dia mau dengar?" Sebalah alis Alex melengkung tidak percaya. "Yang ada aku akan mengikatnya di kaki tempat tidur kalau dia mencoba lagi."

Carlos tertawa, sebelah tangannya tersampir di belakang Alex. Dia juga mengubah posisi duduknya agar bisa bicara lebih dekat. "Ayolah, Lex. Berbaik hatilah sedikit, lembutkan gerakanmu padanya. Tidak semua wanita setangguh Annona. Dia takut pada kita, wajar dia ingin lompat."

"Aku lupa caranya menjadi lembut." Ujar Alex. Bahkan sebelum kekacauan di seluruh bumi ini terjadi, sejak Helena di angkat oleh keluarga kaya dan di bawa pergi dari panti, Alex sudah lupa caranya menjadi lembut.

Carlos mengedikkan bahu, "Aku sebenarnya ingin melakukannya untukmu. Tapi Annona bisa langsung menembak gadis itu. Dia sexy saat cemburu, tapi bisa mengerikan dan di luar kendali."

Alex terkekeh, Annona memang mengerikan seperti itu. "Dia tidak akan seperti itu kalau kau jaga sikap ladies man mu itu. Jadi apa yang di lakukannya semalam?"

Wajah Carlos berubah masam, "Jangan di bahas." Membuat Alex makin tertawa keras. Alex baru melihat lebam biru di kening pria latin yang sudah jadi bagian kawanan ini sejak lama. "Aku serius. Lembutkan gerakanmu padanya. Kalau kau kesulitan, pikirkan Helena. Helena yang ada di depanmu, pasti akan lebih mudah."

Tawa Alex langsung lenyap mendengar nama Helena di sebut.

"Kau paling tau kalau urusan wanita eh?"

Carlos memyeringai bangga, "Sudah jadi keahlianku sejak lahir."

Alex menggeleng pelan dan menengada ke langit-langit.

Pembicaraan itu terhenti ketika Jhonny mendadak muncul dari kamar Jimmy. Dia keluar sendiri, terlihat santai seperti biasa.

"Kita dapatkan separuh kesepakatannya."

"Dia menghubungi lagi?" Tanya Carlos.

"Ya, tidak lama setelah kita keluar dari ruangan. Jimmy memanggilku lagi." Jhonny duduk di salah satu sofa sendirian. Kakinya dia silangkan. Sebatang rokok mulai dia sulut di bibirnya. Dagunya terangkat naik waktu dia menghembuskan kepalan asap dari mulutnya.

Behind The Wall (Behind The Wall Trilogy #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang