Rumah Daysri dan Makalah 2

24 4 0
                                    

Ke empat gadis cantik itu tertawa sembari makan bersama di ruang tamu rumah Daysri.

Sedikit bumbu jahil Sandrina pada Ara memancing tawa Daysri dan Railea yang berada di dapur.

Di sela sela ke tantruman mereka, Daysri tanpa sengaja memasukan air terlalu banyak pada minumannya karena menertawai Ara yang dijahili Sandrina dan Railea.
"Tuh kan...., salah lo ini Ra..." Daysri berdecak kesal, melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap malas cangkir coklat panas itu.

"Lah..., kok gw yang kena sih??." Ara menyahut tak terima yang hanya di balas senyum jahil dari Daysri.

"Ya karna lo selalu salah Ra..." Sandrina membenarkan.
"Ya kan...??, sumpah Ra muka lo ngeselin banget plis :), gw jadi suka nyalahinnya ke lo"
Daysri membela dirinya, tak mau kalah dengan tolakan Ara tadi.

"Sabar Ra...ingat dunia itu kotak"
Railea menyela sembari menepuk pundak Ara dengan wajah menahan tawa.
"Ini bukannya ngebantu malah ngajak gw gila plisss..!" Ara memasang wajah malas di tengah tawa ketiga temannya.
"Gomen, gomen' hehehe...., habis nya bener muka lo ngeselin" Railea tersenyum canggung sembari membantu Daysri membawa minuman ke meja ruang tamu.

"Udah ah..., capek gw di usilin mulu!!."
Ara memasang wajahnya yang kesal sembari memainkan ponselnya.

"Ayok lah Ra..., nanti gw traktir jajan deh..." Bujuk Sandrina yang langsung di sambut senyum lebar dari wajar Ara
"Serius...?!, kita beli oden sekarang!." Ara bangkit dari duduknya menarik tangan Sandrina yang menarik tangan nya balik.
"Eh kampret..." Latah Ara yang jatuh kembali ke atas karpet.
"Gw ga ada bilang sekarang Ara!" Sandrina menatap rada kesal ke arah Ara yang hanya cengar cengir.

"Ywdh kita makan mie dulu habis itu beli oden" Ara membagikan mie
di meja lalu meminum coklat panasnya sembari tersenyum canggung.

"Ara, Ara..." Daysri, Railea dan Sandrina hanya bisa geleng geleng kepala dengan tingkah temannya satu ini.

4 Gadis itu kini makan bersama di ruang tamu rumah Daysri. Duduk melingkari meja tak lengkap rasanya tanpa membuat SG. Tugas fotografer diarahkan pada Daysri yang pas membawa handphone nya.
Sedikit cekcok tentang masalah tag mengetag di antara 4 gadis ini.
"Ara akun lo yang mana?!" Daysri menarik tangan Ara yang sedang sibuk mengedit foto makanannya.
"Yang ini loh..." Ara menunjuk akun yang berada di pencarian pertama.
Di sisi lain Railea dan Sandrina yang sibuk menyocokkan nama akun second milik Sandrina.

"Kalian udah lese?" Ara bertanya. "Diem deh Ra lagi serius ini..." Sandrina mengode Ara untuk diam yang dibalas senyum malas dari Ara.
"Sand..., yang mana nih akun lo?" Railea memperlihatkan apa yang muncul di layar handphone miliknya pada Sandrina yang sibuk mencari akunnya.

***

Selesai masalah tag mengetag story. Arana, Sandrina, Railea dan Daysri, empat gadis ini kompak berdoa dengan posisi masing masing.
Selesai dengan doa muncul ide dari kepala Ara yang tadinya sibuk dengan sumpitnya.
"Eh ga asik loh kalo ga sambil nonton" Ara mengode pada Railea yang dibalas dengan senyum tipis "Day..., Ara mau nonton film katanya" Railea mengadu pada Daysri yang dibalas dengan wajah pasrah.
"Mau nonton apa emg lo Ra?" Tanya Daysri sembari menjepit rambutnya yang berantakan.
"Itu loh...kartun yang ada vampir tu" Ara menjawab dengan nadanya yang khas.
"Ara cantik..., kartun vampir itu ga cuma satu anjayyy!!." Sandrina menjawab kesal pada Ara yang hanya clingak clinguk.
"Kartun vampir yang ada tokoh yg cwek rambut pendek?" Railea menanyai Ara yang menatapnya berbinar.
"Ga...yang vampir belajar itu loh..., gurunya tengkorak pokoknya" Ara menjelaskan tentang apa yang ia ingat
"Udah mending lo nonton kartun j**o aja" Daysri memutar film yang ia maksud di tv nya.
Railea dan Sandrina menikmati filim dengan tenang sementara Ara yang terus mengomentari seluk beluk kartun di tv itu.
"Udah deh Ra, makan aja mie lo kayak bebek lo sumpah" Railea berdecakkesal mendengar teman di sampinya yang bicara tanpa henti. Rasanya ada kumpulan bebek yang sedang melintas di samping telinganya.

Suasana menjadi damai, semua fokus pada makanan dan filim yang diputar. Komedi berlanjut tawa pun kian menjadi.
Sorakan dan triakan dari gadis gadis ini memegahkan ruangan.
Tak lain halnya dengan Railea yang ikut tantruman dengan ketiga temannya.
Secara tak langsung keempat gadis itu menjadi kritikus film, dari warna tata letak semua mereka komentari yang berakhir jadi tawa yang memecah.

Suasana hangat itu sangat di nikmati Railea. Begitupun yang lainnya, yang terlihat dari raut wajah mereka yang ceria dan penuh semangat, untuk pertama kalinya Railea di kelilingi teman yang merangkulnya saat yang lain memakinya. Tetap menganggap nya ada walau sebenarnya Railea lah yang menjauh karena mati topiknya yang tak bisa ia hindari.

Suasana ini..., suasana yang nyaman hangat dan penuh sukacita. Tawa kalian nantinya aku harap bisa ku gambarkan dalam secarik kertas sederhana.

Batin Railea yang masih bersatu dalam tawa teman teman di sekitarnya.

Kalian, akan abadi di karyaku aku memilih kalian karena kalian yang membuat ku merasa di hargai oleh orang lain, aku tak tau kedepannya bagaimana tapi aku harap bisa terus bersama kalian. Tertawa karena hal yang sepele terlihat biasa tapi berarti banyak untuk ku. Setiap detik di senyum kalian sangat berharga untuk ku yang selalu sendiri sedari kecil.

Tanpa sadar Railea makan dengan genangan airmata, tawanya tetap menggelegar bersama dengan Daysri dan yang lainnya. Menertawakan kartun yang memunculkan berbagai pertanyaan rendem di antara keempat gadis itu.

Indah melihatnya, tak tau bagaimana tapi Lea sangat menyayangi ke 3 gadis di depannya ini. Tak tega melihatnya dekat dengan yang lain tapi ia tak bisa hanya mengurung temannya di satu zona. Ia tau jika ia melakukan itu nantinya ia akan menyesal karena berbuat jahat pada orang yang ia sayang.

Tawa kesenangan 4 gadis SMA itu masih menggelegar di ruangan yang tak terlalu luas itu. Tingkah rendem yang terlihat kekanak kanakan tergambar sangat indah di mata Railea yang ikut menghiasi.

Entahlah..., aku nikmati saja dulu aku masih punya pikiran jika mereka nanti akan pergi. Namun aku harap itu hanya hayalanku. Aku masih normal, aku hanya menyayangi mereka bagaimana halayaknya aku menyayangi teman teman ku sebelumnya yang hanya memanfaatkan ku.

_

_____________________________________

***

"Teman, dekat namun bukan keluarga, sayang tapi tak ada hubungan darah, istimewa namun itu nyata"

Tak jarang teman tau lebih banyak tentang fakta temannya. Karena belum tentu semua anak bisa bercerita ke keluarganya jadi ia mengharapkan keberadaan seorang teman dalam hidupnya.

_全部ごめんなさい_

Aku Dan Arti Pertemanan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang