Kejutan Bagi Kelas 10-3

17 4 0
                                    

(Selasa 8 - April)

Hari ini adalah hari terakhirku.

Pagi ini Railea bersiap untuk pergi. Ada hal yang belum ia jelaskan pada Daysri, Arana, Sandrina dan Dhanan. Hal yang dimaksud adalah kepergiannya untuk hari ini.

Sesuai dengan surat yang ibunya titip. Ia sudah dijemput lebih awal dari kemarin malam. Setidaknya hubungan mereka sedikit membaik.
Railea bersiap dengan semua barangnya. Ragatha lah yang pagi ini mengantarkannya.

"Lalu apa Ragatha sudah tau?."
"Tentu saja sudah..., kemarin malam Ragatha lah yang membantu persiapan Railea hari ini."

"Udah semuanya Rai?."
Ragatha berjalan mendekati Railea yang termenung di kursi taman sendirian.

"Eh..., udah kok. Tadi kata bunda juga semua udah sesuai sama yang gw hitung."

Jelas Railea singkat sembari memberi senyum tipis sebagai penenang suasana.

"Lo..., beneran mau pindah dari sini?."

Ragatha terpatung. Wajahnya menahan airmata yang ingin menetes. Railea yang merasa bersalah bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan laki laki tampan di depannya dengan wajah sedih.

"Maaf..., gw juga ga mau gini. Lo udah gw anggep kakak gw ga mau pisah ama Lo."

Railea memeluk erat tubuh tinggi Ragatha yang tak berdaya menghadapi kesedihannya.

"Udah..., gw ga pa pa gw ngerti.
Lo harus ikut kata ortu lo mau ga mau itu harus. Lo ga boleh jadi anak durhaka disana.
Kalo ada masalah cerita ke gw, lo sering sendiri disini, tapi lo punya Daysri , Ara, Sandrina yang bisa buat lo ceria lagi.
Kalo lo kembali ke diri lo yang dulu. Jangan lupain gw ya cantik?. Abang lo ini bakal nunggu lo kembali sampai kapan pun."

Ragatha berusaha tegar, tak mau ia tunjukan kelemahannya di depan Railea. Jika Raillea melihatnya se hancur itu akan sulit baginya untuk pergi meninggalkan rumah ini.

"Anak anak!!. Ayo cepat berangkat kalian bisa telat kalo kelamaan!!."

Teriak Karina dari dalam rumah.

"Ya!!."

Jawab Railea singkat.

"Kau sudah mengambil hadiah perpisahan itu?."

Tanya Ragatha sembari membawa dua tas ransel miliknya dan Railea.

"Udah, jumlahnya udah pas. Nanti di kelas gw kasih bingkisannya pas pulang baru gw kasi hadiah yang asli ke Daysri dan yang lainnya."

Jelas Railea sembari membawa bingkisan itu ke dalam mobil.

"Trs bingkisan yang disana?."

Tunjuk Ragatha pada dua bingkisan yang masih berada di atas meja taman.

"Eh, hampir ketinggalan."

Raillea berbalik masuk ke halaman rumah. Ia segera mengambil dua bingkisan itu dan masuk ke mobil.

"Itu buat siapa?."

Ragatha masuk ke kursi kemudi. Melihat Railea memangku salah satu bingkisan itu Ragatha merasa penasaran isinya dan untuk siapa bingkisan sebesar itu?.

" Ini untuk Bu Widhi sama Pak Nakan."

Balas Railea dengan gembira. Sepertinya dua guru itu sangat berperan banyak di hidupnya.
Dengan rasa yang bercampur aduk Railea berusaha terlihat tenang di depan semua orang. Padahal jantungnya saat ini berdegup kencang . Rasanya suara jantungnya itu bisa terdengar di telinga orang di dekatnya.

Aku Dan Arti Pertemanan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang