Disaat yang lain pergi?
Sekarang kamis, dan sudah 3 hari orang tua Railea berada di rumah.Pertanda buruk baginya.
Tangisnya menjadi jadi dalam kamar mandi yang dingin. Setiap malam, tiada hari tanpa tangis setelah tibanya 3 manusia tanpa hati itu di rumahnya.Uang pegangan, bekal dan yang lainnya semua di ambil oleh mereka. syukur ada uang 100 ribu yang menyelamatkan Railea dari kelaparan di sekolah. Belum lagi di rumah ia bisa makan bisa tidak.
Tak setiap hari batinnya kuat di maki maki seperti itu.
Tak setiap hari ia bisa makan dengan linangan airmata.
Tak setiap hari ia bisa tidur dengan terbangun di tengah malam karena mimpi yang mengacak otak dan batinnya.
Tak setiap hari aku sekuat itu Bu...,***
Pagi ini ia terbangun karena alarm dari handphone miliknya.
Keluar dari kamar ia segera menuju kamar mandi, seperti biasa rutinitasnya karena ia berfikir 3 mahluk tanpa hati itu masih terlelap di kamarnya.
Naif...., ketika berjalan ke kamar mandi ia mendengar suara keran air yang di nyalakan. Lampu kamar mandi menyala dan pintunya terkunci yang menandakan ada orang disana.Tanpa bicara ia tau. Itu Ibundanya yang berada di dalam. Selain dia dan ibunya tak ada yang bisa bangun sepagi ini.
Railea dengan sedih duduk di sofa ruang tamu dengan handuk di tangannya. Tak lama ibunya keluar dengan tatapan tajam ke arah matanya.
Apa aku takut?
Oh tentu tidak!!.
Dia yang membuat ku seperti ini, ini bukan salah ku lagi.
Di tak menoleh sedikitpun ke arah ku seolah aku hanya seonggok kotoran yang tak pantas di lihat. Aku sudah paham bagaimana caranya dia menusuk ku. Walau seorang ibu ia hanya penuh dengan drama dan ekting seolah hubungan kami baik baik saja di depan orang lain."Wah...., bisa bangun juga kamu."
Sindir ibunya dengan sombong. Padahal dulu Railea sempat membangun kannya karena telat bangun.
"Tentu..., aku hidup sediri disini selama 1 setengah tahun lamanya dan aku tak pernah sekalipun terlambat berangkat ke sekolah."
Jelas Railea dengan percaya diri.
"Ya, terserah padamu. Kau tak terlambat karna kau itu OSIS saya bisa pastikan jika kamu akan bangun kesiangan jika kamu tidak menjadi OSIS ."
Tekan ibu Railea pada kalimat terakhir. Ingin rasanya Railea membantah, namun ia harus menjaga sikapnya karna jika ia salah ucap sedikit saja. Uang tabungannya selama ini bisa hangus begitu saja di tangan adiknya yang manja.
"Terserah padamu. Intinya aku ingin kau tau jika aku tidak se bodoh yang kau pikirkan."
Ucap Railea dengan nada tegas. Tanpa basa basi lagi Raillea segera pergi meninggalkan ibunya yang menatapnya dengan serius. Bahkan sampai ia ingin menutup pintu kamar mandi tatapan sinis itu masih tertuju padanya.
Bak kata orang. Anak pertama akan selalu mirip dengan ibunya. Dan itulah sekarang Raillea tanpa takut menatap balik ibunya dengan tatapan yang sama persis dengan yang ia dapati saat ini.
Didalam kamar mandi batinnya berbicara.
"Akhh, siallll. Siapa yang ingin hidup seperti ini?!. Di anggap sampah oleh orang tua sendiri, di maki dan di jelekan oleh adik dan nenek sendiri. Dan bodohnya suami, istri itu mempercayai omongan gob**k itu!!.
Aku jadi penasaran..., yang bodoh itu sebenarnya siapa?.
Aku atau Mereka?
Mereka terlalu meremehkan ku, tak ku sangka aku yang dulunya menerima semua ke kejaman mereka sekarang berdiri dengan kedua kakiku untuk membalas mereka. Jika di pikir pikir aku hebat juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Arti Pertemanan (End)
Ficção Adolescente- lD e k r i p s i Seorang gadis muda yang hidup sendiri di luar kota karena mengejar sekolah impian "Raillea Athena Gayatria "gadis muda berusia 16 tahun bersekolah di sekolah ternama. Mengambil keputusan untuk menjadi seorang penulis dan guru bah...