Andai Kami Bisa Memilih

12 5 0
                                    

Pagi ini cukup panas.
Railea, Daysri, Sandrina, Arana dan Dhanan berkumpul di meja Sandrina dan Arana, yang kebetulan berada di belakang Daysri dan Railea.
Dhanan hanya perlu menyampingkan badan untuk melihat 4 Hermosas Chicas itu. Sebaliknya Railea dan Daysri harus duduk menghadap belakang agar bisa berkumpul.

Menunggu jam pulang Daysri kembali membahas novelnya. Yang disimak oleh Railea dan Arana.

" Intinya gw mau ngelanjutin Novel gw"
Daysri bersemangat.

"Gw juga buat novel. Tentang kalian lagi..." Ucap Railea

"Hah?. Masak sih kok gw ga nyadar?." Sangkal sandrina kaget.

"Iya..., yang S***** itu lo, yang A***** itu gw, yang D**** itu Daysri."
Jelas Arana.

"Kok lo bisa tau ra.??." Ucap Daysri dan Sandrina bersamaan. Tatapan curiga terlontar dari mata mereka.

"RAILEA YANG BILANG KE GW PLIS"
Cepat Arana.

"Udah jalan 4 episode jadi..." Ragu Raillea

"Cepet bilang nama gw disana siapa?!" Tegas Daysri.

"Gw juga siapa?!." Sandrina mengikuti.

"Kayak yang di bilang Ara..." Jawabnya singkat.

"Demi apa?, nama gw cuma beda dikit wakkk" Daysri tersenyum paksa.

"Lah gw, sama aja cuma tambahan huruf belakang" Ucap Sandrina mengikuti.

"Kalo gw ubah kejauhan salah, kedeketan salah, trs lo maunya gimana?!." Tanya Railea sedikit meninggi.

"Eee...., gitu aja hehehe" Tawa Daysri manja.

"Apalahhh!!!."

Railea menutup telinganya mencoba tidak mendengarkan suara Daysri kembali.

"Kalo gw cuma mau tau artinya aja sih" Sandrina merendah, dia sedikit tenang kebanding tadi yang mengikuti tingkah Daysri.

"Kalo lo artinya pembela manusia dalam bahasa Yunani, Daysri itu Harap atau harapan kalo ga salah, Arana itu artinya tumbuh tumbuhan"
Jelas Railea panjang lebar.

"Gw ngebut baca!, pokoknya gw tancap gas baca!!." Balas Daysri dengan semangat berapi api.

" Gw juga kalo gitu" Balas Sandrina.

______________________________________

Semua berjalan dengan alurnya.
Terkadang apa yang biasanya harus dijalani, tiba tiba saja terhenti karena pristiwa yang tak terduga.
Persahabatan itu indah, namun tak se indah itu untuk mempertahankannya. Terlihat baik di luar tapi retak dan pecah di dalam.
Mereka saling menguatkan, satu sama lain saling memandang terasa jelas retakan itu. Hanya perlu menatap bola mata itu dengan hati, terlihat jelas luka yang mereka miliki.

Takut di tolak, takut akan ke gagalan, takut akan adanya kata kehilangan, takut membuat oranglain repot.

Terlihat sederhana, namun masalah itu terlalu membekas bahkan mata mereka tidak bisa membohongi orang lain.
Railea tau, mereka tau, semua bagian mereka itu retak, mereka tidak utuh namun kebersamaan yang membuat mereka terlihat baik baik saja.
Semua itu tidak akan berguna jika orang lain melihat mereka sendiri, semua luka itu akan terlihat sangat jelas bahkan detail.

Luka yang membekas tanpa rumah, mereka mempunyai satu sama lain. Namun....,

Ada Railea yang trauma akan rumahnya, takut jika rumah itu akan menancapkan paku padanya.

Daysri yang tak tau cara untuk mengatakan apa yang ia rasakan pada rumahnya dan hanya bisa berdiam diri dan memendam semua.

Arana yang tak ingin memberatkan rumahnya memilih sendiri untuk terluka.

Sandrina yang takut jika rumah itu akan menghilang jika ia membuka lukanya.

Jika luka itu ada apa yang perlu mereka lakukan?, mereka punya rumah untuk bercerita namun mereka memiliki trauma dengan rumah itu sendiri.
Jadi apa yang berubah?
semuanya sama, yang berubah hanyalah tawa mereka. Kebersamaan, kehangatan, kebahagiaan merekalah yang melengkapi. Walau terkadang merekah akan dimensi nyata yang menentang keras apa yang mereka sukai.

Jika mereka bisa memilih maka....,

"Kalo kalian bisa milih kalian mau hidup kayak gimana?" Tanya Arana.

" Hidup layaknya karakter fiksi, berada di alur cerita yang bahagia dan hidup dengan keajaiban dan penuh kasih sayang "
- Railea Athena Gayatria

"Hidup normal seperti orang lain, tidak kaya tidak juga miskin. Aku hanya membutuhkan hidup yang normal untuk aku jalani"
- Sandrina Ayritha Mandhala

"Hidup bahagia tanpa masalah di dunia, hidup seperti layaknya orang biasa yang tidak ditentukan dari nakal ataupun baik"
- Daysri Widha Azallea

"Hidup yang bahagia, keluarga, pertemanan, sekolah semua terjalani dengan baik dan sempurna"
- Arana Hariktha Putri

"Kayaknya bagusan hidup di dunia anim deh..."
Mulai Railea dengan memainkan pulpennya di atas meja.

"Kalo menurut gw bagusan di dunia filim" Balas Sandrina sembari mengipasi dirinya dengan buku.

"Au aja ga sihh???" Balas Arana melanjutkan dengan tangannya yang sibuk menggores tinta pulpen di bukunya.

"Au banyakk yang saddd wakkk"
Daysri dan Railea menyangkalnya bersamaan.

"Kalo gw dunia WP aja, banyak cogan aw, aw, aw" Balas Daysri dengan wajah yang sedikit memerah.

TRINGGG

TRINGGG

TRINGGG

Tak terasa bel pulang sekolah sudah terdengar. Sorakan anak anak lain terdengar jelas di telinga mereka.

Pulang dengan jalan yang berbeda. Memang benar kata orang. Teman yang sefrekuensi rumahnya berada berjauhan.

______________________________________

"Jika bisa memilih aku berharap hidup normal yang bahagia tanpa masalah, dan penuh kasih sayang."


"Railea Athena Gayatria
Daysri Widha Azallea
Sandrina Ayritha Mandhala
Arana Hariktha Putri"

ljt:
(Aku dan Sebuah Surat).

_全部ごめんなさい_

Aku Dan Arti Pertemanan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang