Sebuah Kejutan Tanpa Arah

18 3 0
                                    

Pagi ini Railea di panggil Bu kepsek. Dijelaskan jika ada pengajuan lebih awal. Waktunya tinggal 4 hari lagi di sekolah ini. Seolah mengejar mati, rasa ini seolah sangat kejam, sangat sakit dada Railea menerima kenyataan ini.
Bagaimana cara menghadapi ketakutannya tentang ini?.

Dengan linangan airmata Railea berdiam diri di kelas yang kosong. Langit Oranye menyapanya namun apa daya. Tangis badainya memenuhi hati.

Menutup mulut, menangis tanpa suara batinnya terus merintih kesakitan saat ini.

" Ya tuhan..., bagaimana cara ku mengatakan ini pada mereka?. Apa yang harus ku katakan?. Aku terlalu takut menerima kenyataan, aku lebih baik tinggal di sini aku tak ingin datang ke rumah itu lagi..., aku cukup lelah di sini sebagai OSIS namun aku punya mereka. Aku punya Raga, Aku punya pak Nakan aku punya yang lain. Aku nyaman disini.
Akankah keajaiban menyampaikan kalimat bertahan padaku??."
Batinnya berbicara. Ruang bicara itu kini sangat berisik, rasanya enggan untuk mendengar.

______________________________________

Harus menerima kenyataan.

______________________________________

Mencoba agar tak tenggelam dalam fikirnya. Railea menyibukan diri sembari memikirkan apa lanjutan dari novel nya. Seperti yang kita tau novel itu sekarang berada di ujung tanduk.
Harus selesai pada hari ke 5 ini.
Dan itu hari terakhir ia berkesempatan untuk melihat 4 temannya.

"Jika di pikir pikir, gw punya waktu bisa gw manfaatin buat nulis 3-5 bab sehari. Jadi jika di total 5 hari ini lebih dari cukup untuk novel gw kan?."

Kembali larut dalam fikirnya kini Daysri datang memasuki kelas. Railea yang merasakan kehadiran temannya itu segera berjalan kedalam kelas dengan pikiran obrak abrik.

"Lo mikirin apaan pagi pagi?, serius bener tu muka."

Daysri memperhatikan dengan seksama wajah serius Railea.

"Gw mau namatin Novelnya dalam waktu 5 hari."
Balas Railea.

"Hah?!. Jan bercanda ga lucu wakk!!."

Daysri menyangkal hal itu, tak percaya jika itu bisa terjadi. Rasanya baru kemarin Railea memberitahunya jika ia membuat novel. Dan itu bersamaan dengan novel nya yang akan update bab 2 saat itu.

"Waktu gw dikit cuyyy. Mau ga mau harus!!!."

Jelas Railea singkat.

"Emang lo mau kemana?. Katanya novel nya bakal berlanjut sampe kita tamat hayo loo"

Ingat Daysri yang tak tau jika gadis cantik berambut pendek di depannya itu akan menghilang dalam waktu 5 hari lagi. Yang berarti Hari Selasa ini ia akan kehilangan teman sebangkunya.

"Ahhh, iya iya..., kan kemarin Bu Widhi bilang kalo kita udah bab 20 langsung pembinaan atau ga kita bilang ke ibuknya. Lagian lo mau tamatin novel lo di eps 20 ini kan??."

Railea mencoba mengalihkan pembicaraan dari awal.

"Ya gw emang mau tamatin sih.
, gimana kalo nanti pas pulang kita tanya Bu Widhi aja?."

Aku Dan Arti Pertemanan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang