Hari ini, hari yang sudah di tentukan 4 gadis dari kelas Bahasa mengatur jadwal untuk melanjutkan makalah pengamatannya.
Lokasinya sederhana tak perlu datang ke cafe atau tempat tempat lain seperti teman kelas nya, prinsip mereka "Asal itu aman dan nyaman bukan masalah besar itu di mana".Jam menunjukan pukul 11 siang pagi ini salju pertama telah turun. Railea bersiap keluar untuk pergi ke rumah Daysri yang berada lumayan jauh dari rumahnya. Jaket tebal tak lupa ia bawa, masker hitam menutupi setengah wajahnya. Lea berjalan di cuaca yang dingin sendirian. Earphone menutup telinganya tak tau suara di luar, Lea hanya menikmati lagu yang berputar di telinganya, rambut pendeknya bergerak bebas tertiup angin.
Sampai sudah ia di halte bus. sekarang irama menenangkan keluar dari handphone di saku jaketnya. Telpon dari Arana membuatnya harus berjalan masuk ke bus sembari mengangkat telpon.
"ya..., bentar lagi gw nyampe Ra" Belum Arana berucap Lea sudah memotonga terlebih dahulu. "Iya gw tau lo di perjalanan, btw gw ma Daysri nitip beliin kita kopi susu ya hehehe..." Kekeh Ara yang terdengar dari telpon
"Gw udah curiga ni, bener aja ada maunya" Suara Lea malas, wajahnya berubah masam sembari terduduk di kursi bus sendirian.
"Hehe...kita males keluar kan lo nanti juga lewat sana kan..., nanti gw kembaliin uang nya" Ara mencoba membujuk Lea yang sudah memasang nada malas "Iya, iya..., gw beli tapi agak lama sampenya busnya lagi males jalan" Lea membuat alasan, kepalanya bersandar di kaca bus sembari menahan tawanya.
"Bus apaan isi males, kayak lo aja yg jadi bus nya keluar sesuai mood, ga mood ga keluar lo " Ara berdecak kesal, nada khas itu di nikmati oleh Lea yang terkekeh geli mendengarnya.
"Iya...., maaf udah dulu gih gw mo denger musik" Lea mengeluh meminta Ara agar menutup telponya.
"Iya lah serah lo aja" Jawab Ara singkat yang langsung mematikan telponnya.
Lea kembali menikmati musik di Earphonenya sembari menunggu ia sampai di halte tujuannya.***
20 menit waktunya, dengan segera Lea turun dari bus lalu kembali berjalan menuju perumahan Daysri yang berada di gang samping cafe Lovely.
Melangkah masuk ke dalam cafe, Lea berjalan ke tempat pemesannan. Tanpa sengaja ia melihat seorang gadis yang kiranya seumuran dengannya sedang duduk sendiri. Wajahnya tertutup masker, rambut nya terurai sama seperti Lea topinya menutupi matanya gadis itu menunduk sembari memainkan ponselnya disana.
"Misterius" kata yang terlintas dalam pikiran Lea dengan cepat ia mengambil pesanannya lalu berjalan pergi. jam menunjukan 11.28 siang, sampai di rumah Daysri Lea disambut anjing Daysri yang berwarna putih, tak lain halnya dengan Daysri dan Ara yang menyambutnya ketika datang sembari duduk di lantai ruang tamu yang langsung terhubung dengan pintu depan.
"Gojek...." Lea meniru suara tukang gojek yang datang dengan kopi di tangannya. "Wah..., pesenan kita dateng nih" Ara menyambut cepat, bangun dari duduknya ia segera menghampiri Lea yang melepas jaket dan sepatunya di pintu depan. Di susul Daysri yang berada di belakang Ara.
"Punya gw yg dikit susu" Lea memperingati 2temannya yang sedang sibuk dengan bungkusan berisi kopi susu itu.
"Punya gw yang mana plis??." Ara memasang wajah bingung yang langsung disambut gelengan kepala dari Daysri.
"Punya lo yang ini Ara..." Ucap Daysri sembari menyerahkan cup kopi pada Ara.
"Awas kalo pahit...!". Ara mengancam, menatap tajam mata Daysri yang hanya menatap datar dirinya.
"Cepet ambil atau gw kasi Sandrina!." Daysri mengancam balik Ara yang sekarang langsung meminum minumannya yang di susul tawa dari Railea yang terkekeh.***
3 gadis itu sekarang menunggu Sadrina sembari mengerjakan makalahnya.
Dengan lihay tangan Daysri mengetik di laptop miliknya meniru setiap kata dan kalimat yang di berikan oleh Lea di buku catatannya. Ara stay berada di samping Daysri sembari mencari kalimat yang typo. Sementara Railea yang menyiapkan materi untuk di ketik Daysri nanti.
Suasana itu di hiasi suara lantunan lagu dari ponsel Daysri yang terus berputar bergantian.
Tak lama, ketukan pintu terdengar suara panggilan memanggil nama Daysri. Suara yang sangat familiar di telinga ketiga gadis remaja itu. Daysri segera bangun dari duduknya menghampiri ke arah pintu depan yang di susul Railea dan Ara di belakangnya.
Pintu di buka terlihat Sandrina yang datang membawa tas tentengnya.
"Hai....jeng gw dateng nih" Sorak Sandrina heboh yang di sambut tawa dari 3 gadis di depannya.
"Lo bawa apaan Sand?." Ara mengintip isi tas di tangan Sandrina yang langsung diserahkan padanya.
"Gw tadi mampir ke gacoan kebetulan tadi gw dikasih uang lebih ywdh gw beliin kalian juga" Sandrina berjalan menuju ruang tamu yang di dampingi oleh Daysri dan Railea dan Ara yang berjalan beriringan di belakang.
"Pantes baunya wangi plis, jadi laper gw" Ara terkekeh, yang disambut tatapan datar dari Sandrina, Daysri dan Railea yang menatapnya.
"Itu mah udah ke goda" Railea geleng geleng kepala "Udah gw tebak lo langsung laper Ra" Dilanjutkan Daysri yang ikut geleng geleng kepala "Syukur gw beli mie kalo ga ngereog ni anak" Sandrina melanjutkan, bangga dengan apa yang ia lakukan yang hanya dibalas senyum malas 3 temannya.
"Ya kan gw ga bisa kerja kalo gw laper" Ara tak mau kalah ia membela dirinya sembari tertawa kecil."Hadeh....serah lo deh Ra!." Ucap Sandrina, Daysri dan Railea bersamaan.
______________________________________
"Hargai waktu berharga bersama seorang teman dekat"
全部ごめんなさい
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Arti Pertemanan (End)
Jugendliteratur- lD e k r i p s i Seorang gadis muda yang hidup sendiri di luar kota karena mengejar sekolah impian "Raillea Athena Gayatria "gadis muda berusia 16 tahun bersekolah di sekolah ternama. Mengambil keputusan untuk menjadi seorang penulis dan guru bah...