M U M : 02

408 52 0
                                    

Siapa yang monyong?

   Saat ras terkuat di bumi alias emak-emak berkumpul menjadi satu, dimana pun dan kapanpun, tidak ada pembicaraan yang baik didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ras terkuat di bumi alias emak-emak berkumpul menjadi satu, dimana pun dan kapanpun, tidak ada pembicaraan yang baik didalamnya.

Tanda-tandanya, "Eh, udah pada tau belum?" Dan, dibukalah pembicaraan dari sana ke sini, makin kesini makin kesana.

Mami yang sudah pasti bagian dari emak-emak itu, sih, asyik aja mendengarkan sembari memilih sayur yang akan dibeli.

"Iya 'kan? Masa baru sebulan nikah, perutnya udah sebesar semangka gitu!"

"Ibu-ibu, kalau mau gibah nanti ajaa. Ini saya mau keliling ke kompleks sebelah!"

"Ih, nanti dulu dong! Tunggu ceritanya selesai, nanggung."

"Kalau nunggu ceritanya selesai bisa sampai pagi lagi ini mah." Kang Ujang, si pedagang sayur keliling ini sampai capek sendiri nungguin emak-emak itu milih sayurannya.

"Di kompleks sebelah malah lebih parah, katanya. Itu tuh, anak-nya di ehem, tau gak?" Ibu berdaster merah kembali memancing topik semakin naik ke permukaan.

Oh, jelas tiga ibu-ibu lainnya mulai penasaran, Mami juga pastinya. "Ehem yang mana?"

"Aduhh! Itu lohh, si ehem!"

"Ehem? Oh! Si ehem yang itu toh, emang kenapa lagi dia?"

Sadar obrolan ini gak akan menemukan ujungnya, Kang Ujang lantas berniat menyudahi. "Ini saya pergi, nih, kalau ibu-ibu masih mau aham ehem! Telinga saya udah keram dengarnya."

Lima ibu-ibu yang tadinya mengulik-ulik sayuran disertai obrolan panas langsung menoleh dengan mata sengit kearah Kang Ujang yang terlihat frustasi.

"Sabar atuh, Kang, kita masih pilih-pilih, nih."

Setelah itu hening, ibu-ibu sibuk memilih sayuran mana yang hendak dibeli. Kang Ujang sudah senang sekali, dipikir beneran sampai situ saja obrolannya. Gak taunya-

"Eh, tau gak-"

"GAK TAU, BUK, GAK TAU!"

"UDAHLAH! SAYA TINGGAL AJA GEROBAKNYA DISINI! GAK SANGGUP LAGI SAYA!"

Entah kepalang kesal atau bagaimana: lebih seperti mau nangis, Kang ujang benar-benar pergi meninggalkan gerobak jualannya. Gak tau lagi deh!

"Loh? 'kan saya cuma mau tanya sayur apa yang cocok buat ibu hamil?"

Kasihan kang Ujang ....

"Udahlah, biarin aja! Emang buat apa, toh?"

"Mantu ku ngisi lagi, loh!"

"Waduh, banyak dong cucumu?"

Mami garuk-garuk leher belakang yang gak gatel sebenarnya, cuma kok perasaanya jadi gak enak, ya?

"Ho'oh! Di rumah jadi rame sama cucu-cucu ku, duhh ... Senangnya."

"Siapa, sih, yang gak senang punya cucu? Ini nih, Bu Lily, kapan mau punya cucu?"

Tuh 'kan! Kalau soal cucu udah pasti Mami kena senggol juga ujung-ujungnya.

"Kasep begitu kok belum nikah nikah?"

"Keburu tua, loh, Buk. Nanti gak ada lagi yang mau!"

"Iya! Buruan di nikahin, 'kan sudah mapan juga, toh?"

"Ayam jantan saya aja udah punya lima istri, masa anak ibu belum nikah nikah?"

"Malu atuh, buk, sama ayam!"


"Mami gatau dan gak mau tau! Sebelum ulang tahun kamu yang ke-30, sebulan lagi, mami maunya kamu bawa calon mantu buat mami!

Kalau sampai kamu gak bawa calon mantu buat mami ...

Nama kamu mami Tipe-X dari kartu keluarga!"

"Kata ustadz, jodoh itu udah diatur sama yang diatas. Jadi, Mami tinggal tunggu aja jodohku ngetok pintu depan."

"Kamu pikir jodoh itu macam tukang paket?!"

"Bukan git-

"Cari mantu buat Mami, atau jadi gelandangan dijalan raya!"

BLAM!

Bersamaan dengan pintu kamar yang ditutup, Alby mulai membuka lebar-lebar pikirannya- dimana dia bisa dapatkan calon mantu buat Mami, ya?

KWEEK!

"Adohh!"

Alby yang sedang asyik nyiram tanaman di teras rumah- sambil bengong, sih: kaget sejadi-jadinya saat kakinya dilewati dan diinjak sama mahluk aneh.

Anak bebek, ternyata.

"Kalau lewat itu permisi dulu, Main nyelonong aja! Gak sopan."

Kwek kwek kwek!

Translate: Kenapa? Mau marah, hah?

Alby gak tau si bebek bilang apa, tapi manusia pasti tau kalau bebek itu ngelawan. Ya jelas! Orang bebeknya natap balik kearah Alby gak kalah sengit gitu. Udah pasti bebek itu ikut nyolot pakai bahasanya.

Sudah kesal, tambah kesal lagi. Pusing dengan urusan kerjaan, makin pusing lagi sama Mami yang katanya minta mantu. Dan sekarang anak bebek ini seakan ikut menambah kekesalannya hari itu.

"Kenapa lihat-lihat? Mau saya goreng?! Sana pergi! Huss ... Huss!"

"Bebek siapa, sih, ini? Butek banget!"

Kweek! Kweek!

Translate: Kampret sekali mulutnya!

"Hallo, Mas By!"

Memutar tubuh kebelakang, ia sempat terkejut melihat seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda sudah berdiri dibelakangnya.

Bersamaan dengan bibirnya, matanya juga ikut tersenyum. "Hallo, Ay."

"Mas Alby sedang apa?"

"Sedang memandikan bebek jelek ini!" katanya sambil menunjuk anak bebek dibawah kakinya yang ikutan mendongak tak suka.

Kweek kweekk!

Translate: berantem ajalah kita!

"Monyong!"

"Monyong? Siapa yang monyong?"

Alby sempat bingung, masa dia yang monyong?

Tak disangka, gadis berambut keriting dengan warna coklat terang itu meraih anak bebek tadi lalu memeluknya tanpa rasa jijik.

"Oh! Bebek buruk rupa itu punyamu?"

KWEEKK!

HEI KAMPRET! translate. []

Mantu Untuk Mami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang