M U M : 21

187 35 7
                                    

   Nyatanya, menghadapi Ayana tak sesulit yang ia kira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Nyatanya, menghadapi Ayana tak sesulit yang ia kira. Kalau mengatakan Zoya cantik sampai Alby tantrum dan Zoya masih tak percaya, berbeda dengan Ayana.

"Cantik."

"Makasih!
Sayang Mas By banyak-banyak!"

Setelah mengatakan begitu Ayana langsung pergi begitu saja.

"Eo?" Yang ditinggal malah melongo, itu tadi gua gak salah denger?

Eh, gua disayang, nih?

Ciuss gua disayang bocah?

"AGGHHHRR!"

Alby salah tingkah sampai telinganya memerah bak kepiting rebus. Dia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dengan sangat brutal, memeluk dan menggigit gemas gulingnya. Tak hanya itu, dia sampai roll depan juga, loh.

Ini salting yang sudah next level.


"Emang gak bisa di pending dulu sidang nya, Mas?"

"Enggak bisa, Zoyaa." Diluar mobil Zoya tampak kecewa. Meski sudah membujuk dengan segala cara, si mas tetap tidak bisa menemaninya dihari kelulusan.

Alby pun sebenarnya sangat tidak enak hati harus pergi dan melewati moment berharga ini.
"Udah gausah sedih, nanti mas usahain cepet nyusul."

"Sebenernya aku gak sedih mas gak bisa hadir. Aku sedih karena nanti pasti banyak jajanan
dan gak ada Mas berarti gak ada yang traktir. Huaaaa!"

"Bye, mas pergi."

Alby sudah menyalakan mesin yang akan ia tunggangi, lalu Ayana yang sejak tadi mengusap punggung Zoya—supaya tabah dan ikhlas—berkata, "Mas By jangan malah. Zoya bohong, kok. Aslinya dia emang sedih banget mas gak ikut."

"Kalau kamu, kamu sedih gak mas tinggal?" tanya Alby sengan muka berharap. Ayana menunjuk dirinya sendiri, "Aku?"

"Enggak, sih. Ehee,"

"Tapi bial Mas By senang, iya. Aku sedih, huhu." Entah keahlian akting darimana, dia mengusap pelupuk matanya berlagak sedang menangis tersedusedu.

Alby tak bisa berkata-kata lagi, antara terpukul dan terjungkal. "Pergi masuk sana!"

Butuh beberapa menit lamanya supaya dua gadis itu benar-benar pergi dan tak lagi terlihat setelah melewati gerbang yang sudah akan ditutup: karena memang para tamu telah datang.

"Sialan. Gua baper, cuih." Alby hendak menjalankan mesinnya, tetapi melihat sekotak hadiah di kursi belakang membuatnya mengumpat lagi. "Aissh!"

Dia mengambil kotak kuning itu dan turun dari mobilnya. Dengan satu tangan berkacak pinggang ia mulai mendumel, "Adaaa aja yang ketinggalan dimobil gua. Nih lama lama bini orang ketinggalan juga."

Mantu Untuk Mami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang