M U M : 06

249 37 0
                                    

Kedatangan tamu!

Kedatangan tamu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Alby setuju kalau orang tua harus di dahulukan sebelum apapun itu. Iya. Makanya sekarang pria jangkung itu berdiri diantara para ibu-ibu kompleks.


Hanya demi Mami yang katanya gak mau ketemu ibu-ibu kompleks sebelum punya mantu- takut disenggol lagi perihal cucu. Alhasil beginilah, Alby harus menunda janji temunya dengan klien lalu memilih antara kangkung dan bayam.

"Jadi mantu ibu aja gimana?"

Jujur aja gamau. "Anak ibu terlalu baik buat saya." Alah sia boy!

"Ih, bisa aja kamu, mah!"

Karena Alby ini anak yang berhati luhur serta berakhlak mulia, dia cuma senyum aja meski di senggol sana-sini sama ibu-ibu: digodain.

Padahal, mukanya sudah begitu tertekan mau minta pulang. Ia pun segera memberikan sekantong belanjaannya pada Kang Somad agar di total harganya dan bisa segera pulang.

Oh? Kang Ujang? Si tukang sayur itu kabarnya sudah gak jualan sayur keliling lagi, sekarang beralih profesi jadi abang bakso keliling.

"Kok buru-buru, sih? Mau kemana?"

"Pasti mau berangkat kerja, ya? Pakai jas rapi begini, pasti mau kerja!"

Kepo banget ibu-ibu cilembu ini. "Iya, mau kerja."

"Mantu idaman banget! Sayangnya putriku sudah nikah duluan. Coba kalau belum, sudah pasti ku jodohin sama nak Alby!"

Untung banget udah di nikahin.

Tadinya memang mau berangkat kerja- sudah rapi pakai dasi, pakai jas, sepatu, sampai kacamata. Tapi si Mami malah minta di belikan sayur buat masak. Ya gini, deh, jadinya. Persis seperti, DPR iklankan hasil perkebunan yang bawa sayur mayur.

"Kamu kapan nikah?" Ini dia pertanyaan paling menyebalkan.

"Iya! Kamu udah tua, loh. Kapan mau nikah??"

"Ibu juga sudah tua, kapan mau menghadap Tuhan?"

Eh?!


"Muka kamu kenapa, Mas?!"

"Habis di tabok cilembu kompleks!"

"Pfft- HAHAHA!"

Sialnya, karena kelepasan bicara, pipi kanan dan kiri pria itu tak tertolong lagi merahnya, lengkap dengan cap lima jari si ibu.

"Kalau Mami minta aku belanja sayuran lagi, aku gak mau." katanya merajuk.

Detik berikutnya ia letakkan kantong berisi sayur mayur itu diatas meja makan, kemudian pergi ke kamar: meninggalkan Mami yang masih tertawa sampai ngik-ngik.

Mantu Untuk Mami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang