M U M : 07

231 33 1
                                    

  ( Hisyam, si bapak comblang! )

    Hisyam sudah persis guru SD dengan Alby, Samuel dan Fahmi sebagai muridnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    Hisyam sudah persis guru SD dengan Alby, Samuel dan Fahmi sebagai muridnya. Disediakan pula mading kecil layaknya papan tulis, penggaris kayu ia gunakan untuk menunjuk satu persatu polaroid yang tertempel di mading tersebut.

"Yang ini namanya, Arumi. Anak pak RT di kompleks gua."

|
|
|
|
|

"Lah? Janda?"

"Yoi! Anaknya baru dua, kok."

"Emaknya lumayan, lah.
Tapi anaknya ... Lumayan bikin darah gua naik."

Alby tidak bisa berkata-kata lagi, dia juga sudah pasrah saat jadi pusat perhatian di tengah-tengah pengunjung cafe.

"Ini kursi ku!"

"Enak aja! Aku yang pertama kali pegang kursi ini, jadi aku yang harus duduk disini!"

"Siapa dapat, dia cepat! Aku lebih cepat duduk disini, jadi aku yang dapat!"

"Anak-anak, jangan berantem ...."

Karena banyak pelanggan dan tidak ada kursi yang tersisa lagi, hanya satu, kursi kosong itu pun ditarik sana-sini untuk diperebutkan si kembar.

"Anak-anak,"

"Om diem, ya!"

Baiklah, Alby diam. Bocah yang satu lagi mendekatinya dan menggoyangkan lengannya, "Om yang berdiri aja, ya! Aku mau duduk disini."

"Oh? ... Oke."

Pada akhirnya pria itu harus berdiri. Meskipun begitu, ia tetap harus menyaksikan keributan lagi. Dua bocah yang macam pinang dibelah dua itu kini rebutan daftar menu!

"Gak! Gua bisa mati muda ngadepin dua bocah itu."

"Okay, kita skip yang pertama."

|
|
|
|
|

"Yang ini, Dahlia. Eum ... Rekomendasi dari Fahmi."

"Betul, betul, betul!" - Fahmi.

Cantik juga. Itu yang pertamakali Alby ringkas dari wanita yang duduk dihadapannya sekarang. Rambutnya panjang, bulu mata lentik, mancung, juga ... Kumis tipis-tipis. Manislah.

"Silahkan," ucapnya mempersilahkan wanita itu menikmati makanannya. Keduanya makan dengan tenang, Dahlia juga tidak banyak bicara. Hanya mengangguk atau menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu sariawan? Dari tadi diam aja?"

"Ohh, enggak kok. Aku cuma malu-malu kucing, hehe."

Tunggu!

Mantu Untuk Mami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang