02

1.9K 162 9
                                    

"Kenapa kau tau masalah ini?" Tanya Joshua.


"Semua orang pasti akan menjawab seperti itu. Jangan menganggap bahwa aku adalah orang seperti kalian. Aku hanya rakyat biasa." Jawabnya.

Hening. Keadaan hening seketika saat Minghao mengatakan hal tersebut. Mereka saling pandang satu sama lain.

"Kenapa kalian diam? Aku hanya bertanya saja. Jika kalian bukan anggotanya, jawab saja 'tidak'. Kenapa tegang sekali?" Tanya Minghao heran. Helaan nafas terdengar dari mereka masing-masing.

"Aku hanya menjelaskan saja. Jika yang kalian katakan benar, berarti si bos Mafia itu sengaja mempublikasikan dirinya. Setiap Mafia tidak pasti, kan?" Jelasnya lagi.

"Kau benar. Mungkin dia ingin memberitahu status dia secara terang-terangan." Ucap Hoshi dengan senyum kikuk nya.

"Aku kira kau mencurigai kami." Ucap Woozi. "Tidak. Untuk apa? Bagiku hal seperti ini tidak berguna" jawab Minghao.

╔.★. .═══════════╗
DISISI LAIN
╚═══════════. .★.╝

Mereka bertiga menatap tajam ke arah orang yang sama. Mereka tidak mengalihkan pandangannya sama sekali sedari masuk kantin hingga sekarang.

"Jadi dia murid baru itu?" Tanya Mingyu. "Benar. Dia adalah Xu Minghao. Dia mempunyai nama Korea juga, Seo Myeongho." Jawab Wonwoo.

"Sejak kapan si jelek itu mempunyai adik seperti dirinya?" Tanya Jun. Dia menatap lekat Minghao yang kini berbicara dengan DK dan lainnya. Walaupun sesekali DK dan yang lain menatap ke arah mereka saat ini.

"Walaupun dia kelihatan begitu polos, dia mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi." Wonwoo mengambil sumpit yang berada di atas meja.

"Lihat ini!"

Wonwoo melemparkan sumpit itu ke arah Minghao. Dengan senyum miring andalannya ia menatap ke arah Minghao.

Minghao yang bermain ponsel tidak melihat ke arah mereka yang kini menatapnya dengan nada peringatan. Mereka ingin sekali memberitahukan kepada Minghao bahwa akan ada sumpit yang mengenai dirinya. Walau hanya sumpit, tapi lihatlah siapa yang melemparnya.

Set!

Tanpa melihat, Minghao menangkap sumpit yang sebentar lagi akan mengenai kepalanya. Ia meletakkan ponselnya dan menatap sekeliling. Banyak yang melihatnya dengan tatapan terkejut. Bagaimana bisa dia menangkap tanpa melihat?

Ia mengedarkan pandangannya dan melihat 3 orang yang kini menatapnya dengan pandangan angkuhnya. Pandangan yang sangat Minghao benci. Ia merasa dengan pandangan yang angkuh itu, orang tersebut sangat membanggakan status dan derajatnya.

Pandangan lebih terkejut lagi terbit di wajah seluruh kantin. Bagaimana tidak? Minghao melemparkan kembali sumpit itu ke arah si pelaku. Ia yakin bahwa pelakunya adalah orang yang saat ini memakai kacamata.

"Yak, Minghao! Kau ingin mati?" Ucap Joshua dengan pandangannya terkejut.

"Tidak. Tapi tidak masalah jika aku mati." Jawabnya kembali ke posisinya semula.

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang