14

1.4K 154 15
                                    

Kini ruang UKS diisi oleh CheolHan, SeokSoo, SoonHoon, dan Minghao. Dokyeom kini bersembunyi di belakang Joshua sebagai meminta perlindungan, dan Seungcheol yang kini di tahan oleh Jeonghan.

"Hyung, gue ini di ajak sama Jeonghan Hyung. Napa lo malah nuduh gue bawa-bawa dia? Fitnah banget jadi orang." Ucap Dokyeom.

"Karena lo belum minta ijin sama gue. Seenaknya aja bawa-bawa istri gue." Jawab Seungcheol.

"Noh tanya sama istri lo. Dia yang tiba-tiba narik gue dari kantin sampai ke sini."

"Sudah, Cheol. Berhenti napa untuk hari ini. Berantem mulu tiap ketemu." Ucap Jeonghan. Dengan terpaksa Seungcheol harus berhenti.

Dokyeom bernafas lega sembari mengelus dadanya. Itu hanya bertahan sementara, karena ucapan Jeonghan dia langsung berlari ke belakang Minghao.

"Tapi kalau mau lanjut lebih seru lagi juga gakpapa." Ucap Jeonghan.

"Yak, Hyung!."

•••

╔.★. .═══════════╗
KAMAR MINGHAO
╚═══════════. .★.╝

"Hyung, kemarin Xiuhuan menemui ku." Ucapnya tiba-tiba di heningnya kamar Minghao.

Jeonghan menghampiri Minghao sembari menatap khawatir. "Dia gak apa-apain kamu, kan?." Tanyanya pada Minghao.

"Enggak kok. Cuma waktu itu pergelangan tangan aku cuma merah aja. Jadi gak perlu ada yang harus di khawatirkan." Jawab Minghao berniat agar Hyung-nya tidak khawatir.

Seungcheol mengepalkan kedua tangannya. "Untuk apa dia datang ke sini lagi? Membuat emosi saja." Ucap Seungcheol.

Keduanya mengerti jika Seungcheol sedang emosi. Setiap ia mendengar nama Xiuhuan, maka emosi dia akan keluar. Dia teringat dengan perlakuan Xiu pada adiknya. Melihat tubuh sang adik yang penuh luka karena ulah Xiu, dan air mata kesedihan dan kesakitan yang keluar dari mata indah Minghao, membuat ia ingin sekali membunuhnya saat itu juga.

Awas saja jika sampai ketemu dan melukai adiknya lagi. Dia pasti akan membunuhnya tepat hari itu juga. Ingat, Hari Itu Juga.

"Dia mengatakan sesuatu?."

"Dia cuma bilang bahwa dia ingin aku kembali kepadanya. Tapi aku jawab gak mau, dan dia masih maksa. Untung ada Wonwoo sama 2 sahabatnya itu. Jadi dia pergi deh." Jelas Minghao.

"Wonwoo, Jun, dan Mingyu?." Tanya Seungcheol dan Minghao mengangguk.

"Kamu kenal sama mereka?." Jeonghan menatap Seungcheol.

"Mereka kan 3 monster itu. Mingyu si ketua mafia, Wonwoo pemimpin gangster, dan Jun seorang psycho. 3 sahabat yang seperti saudara" Jawabnya.

"Oh, jadi mereka." Paham Jeonghan.

"Kok kamu bisa kenal mereka bertiga?."

"Entahlah. Waktu pertama kali masuk, saat jam istirahat, Wonwoo melempari ku sumpit. Untung aja aku langsung nangkep sumpitnya. Terus pas pulang sekolah, mereka nahan aku supaya gak masuk mobil dulu dan bilang kalau mereka nunggu kakak di markas biasanya. Tapi kakak harus ngajak aku—"

"Jadi kamu ikut." Minghao mengangguk.

"—dan mulai dari itu, mereka selalu nempel terus. Mulai dari pindah kelas sampai yang lainnya. Terus pas kemarin waktu Xiuhuan datang, aku minta tolong sama mereka buat bantu usir Xiu. Aku bilang bakal kabulin permintaan mereka kalau bisa usir Xiu. Kalian tau kan kalau Xiu itu orangnya gimana? Jadi aku minta tolong sama mereka deh."

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang