04

1.6K 143 4
                                    

Minghao memegangi pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah seseorang itu. 2 orang itu pergi setelah mendapat pelajaran dari Mingyu dan Wonwoo.


"Sakit?" Tanya Jun. "Enggak. Cuma merah aja." Jawabnya.

"Perlu ke UKS?" tanya Wonwoo. "Dih, gak usah. Lagian cuma merah doang, bukan sobek. Ngapain ke UKS segala?" Sinis Minghao.

"Walau hanya merah, tetapi tetap harus di kasih salep." Jawab Wonwoo.

"Kalian itu terlalu banyak bicara. Tinggal angkat aja apa susahnya?."

Mingyu langsung menggendong Minghao ala karung beras dan membuat sang empu terkejut. Bahkan kini Minghao memberontak minta diturunkan.

"Ish, turunin! Turunin gw!!" Ucap Minghao.

"Tidak mau. Kau itu harus ke UKS."

Mingyu berjalan dan diikuti oleh Jun dan Wonwoo. Muka keduanya sudah masam karena kalah telak dengan Mingyu. Enak sekali dia menggendong Minghao. Lihat saja nanti.

"Aaa gak mau! Cepat turunin gw! Gw gak mau ke UKS!"

Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka. Tatapan terkejut terbit di wajah mereka yang kini berada di lorong sekolah. Tidak biasanya seorang Mingyu menyentuh orang lain, apalagi sampai menggendongnya seperti itu. Momen langka bagi mereka. Dan kini mereka saling berbisik satu sama lain.

╔.★. .═══════════╗
UKS
╚═══════════. .★.╝

Mingyu mendudukkan Minghao di atas brankar UKS. Minghao menatap tajam Mingyu yang kini sedang duduk di kursi sebelahnya. Dan Mingyu tidak peduli dengan tatapan yang dilayangkan padanya.

"Atasi pergelangan tangan Minghao." Ucapnya pada petugas UKS. Dan petugas itu langsung melakukan apa yang Mingyu katakan.

Jun dan Wonwoo datang dengan wajah datarnya. Wajah khas yang dikenal semua orang. Tidak ada senyum yang terbit kecuali senyum mematikan milik mereka. Senyum mematikan itu adalah senyum pertanda bahwa target mereka tidak akan bisa melihat matahari lagi, alias mati.

"Kali ini lo menang. Tapi lihat aja nanti" bisik Wonwoo pada Mingyu. "Gue tunggu." Ucapnya.

'Terlalu banyak berbicara'. Batin Jun menatap malas keduanya.

Kini pandangan mereka menatap ke arah Minghao yang kini sedang di periksa. Pergelangan tangan Minghao di beri salep oleh petugas UKS. Setelah selesai, petugas UKS pamit pergi dari sana dan menyisakan keempat orang di dalam.

"Apa liat-liat!" Ketus Minghao saat merasa risih karena ditatap terus menerus.

Minghao memang sadar sedari tadi. Tiga orang di depannya terus menatapnya. Dan itu membuatnya risih, sangat risih. Minghao sangat tidak suka jika ditatap terus menerus, karena itu membuat dia sensitif.

Minghao turun dari brankar. "Gue mau ke kelas. Bentar lagi bel." Ucapnya.

"Tidak. Kau disini saja" ucap Jun.

"Ish! MAU KALIAN APA SIH?" Minghao menaikkan nada bicaranya karena terlalu kesal.

"Kau" jawab ketiganya.

•••

╔.★. .═══════════╗
SUPERMARKET
╚═══════════. .★.╝

Minghao kini sedang memilih cemilan untuk dirinya sendiri. Dia kalau beli cemilan, gak akan dia berikan ke siapapun. Kalau sampai cemilannya di ambil orang lain, maka dia harus menggantinya dua kali lipat.

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang