Mingyu, Jun, dan Wonwoo menatap malas ibu mereka masing-masing. Mereka merasa terabaikan karena ibu mereka fokus pada Minghao saja.
"Anak manis, makan lagi. Biar badan kamu sehat dan kenyang." Ucap Irene menyuapi Minghao.
Minghao menerima suapan itu lalu ia segera menghentikan Wendy saat akan menyuapi dirinya lagi. "Sudah. Saya sudah kenyang." Ucap Minghao menolak halus.
"Tambah lagi." Wendy berhenti saat mendengar suara Jun. "Mami ingin membuat Minghao pingsan? Dia sudah kenyang tetapi kalian malah terus menyuapi nya" ucapnya.
"Ah maaf. Maafkan kami, sayang." Ucap Seulgi. "Tidak papa, tante. Mommy juga sering seperti ini." Jawabnya.
Minghao tersenyum menjawab pertanyaan Seulgi. Lagipula itu benar juga kok. Kalau Minghao lagi makan, pasti mommy nya itu akan menyuapi nya hingga ia merasa kekenyangan. Namanya juga anak kesayangan.
"Sekarang sudah malam, aku akan antar Minghao dulu." Ucap Mingyu. "Enak aja!" Tolak Jun dan Wonwoo
"Biar gue aja." Ucap Jun.
"Gak gak. Biar gue aja." Bantah Wonwoo.
"Mana bisa gitu?" Tanyanya tidak terima.
"Bisa lah, monyet. Dari mana gak bisanya?" Tanya balik Jun.
Mereka memperdebatkan siapa yang akan mengantarkan Minghao untuk pulang. Sedangkan orang tua, hanya tersenyum melihat tingkah anaknya. Memang sangat jarang anak mereka bertingkah seperti ini.
"Tante, saya ijin pamit dulu. Saya takut orang tua saya nyariin" ucap Minghao pada para orang tua.
"Loh, jangan dong. Kamu mau pulang sendiri? Anak manis kayak kamu gak baik pulang sendirian. Mending di antar sama anak saya." Ucap Irene.
"Sama Wonwoo aja. Dia kalau nganterin bisa selamat sampai tujuan." Ucap Seulgi.
"Jangan sama Wonwoo atau Mingyu, sama Jun aja. Dia anak baik kok." Ucap Wendy.
Dan terjadi juga perkelahian antar orang tua. Minghao tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Dia menjadi semakin bingung sekarang.
"Ini situasinya gimana? Jadi bingung sendiri gue." Batin Minghao.
Minghao menatap semua orang yang kini masih beradu mulut. Hingga matanya tidak sengaja menatap seseorang yang dia kenal.
"DK!!!" panggil Minghao.
Dokyeom yang merasa namanya terpanggil langsung menoleh ke sumber suara. Ia melihat Minghao yang kini sedang bersama Jun, Mingyu, Wonwoo, dan orang tuanya(?).
Ke-enam orang yang mendengar suara Minghao langsung berhenti untuk bertengkar. Mereka menatap kearah Minghao yang kini tersenyum pada mereka.
"Saya pamit pulang dulu. Teman saya sudah menunggu. Permisi." Minghao langsung pergi dari sana dan berjalan kearah Dokyeom berada. Setelah itu, ia menarik Dokyeom keluar dari Cafe tanpa memperdulikan tatapan bingung orang yang kini ia tarik.
Bagaimana Dokyeom bisa ada di sana? Karena sebenarnya dia berkunjung di Cafe ini bersama sang kekasih, Joshua. Hanya saja, Joshua sedang menunggu di mobil milik Dokyeom.
╔.★. .═══════════╗
DI LUAR CAFE
╚═══════════. .★.╝Minghao berhenti menarik Dokyeom dan menatap kearah sang empu.
"Makasih. Untung ada lo tadi. Kalau nggak, gue gak akan pulang kayaknya." Ucap Minghao.
"Memangnya lo ngapain di sana? Mana sama mereka." Tanya Dokyeom penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK
Fanfiction[ SLOW UPDATE ] Bagaimana jika kau di se-kelilingi oleh orang yang di takuti semua orang? Orang yang dihindari dan ditakuti semua orang, tapi kini malah selalu bersama dirimu. Peran besar yang mereka miliki, tidak ada seorang pun yang ingin mencari...