5. Demi Stamina

54 29 7
                                    

Beberapa hari setelah aku sudah menjadi muridnya, Maya sudah memberikanku tugas-tugas sulit, dan semua itu pasti menyangkut paut dengan kekuatan fisikku.

Aku dan Maya masuk ke dalam hutan untuk melakukan tugas untuk kesekian kalinya, namun tiba-tiba, Maya melompat ke arah semak-semak, kemudian kembali lagi dengan membawa beruang besar dengan satu tangannya saja.

Aku tercengang. "K-kau ini manusia, kan?!"

Maya menghempaskan tubuh beruang itu tepat di depanku. "Kau buta? Aku ini siluman serigala." Benar saja, telinga serigala dan ekor berbulunya bergerak-gerak karena bersemangat.

"Beruang ini untuk apa?" tanyaku sembari mendekat ke arah beruang yang tampak berwaspada.

"Bunuh saja," ujarnya datar.

Aku menghela napas. "Hanya beruang saja, kan?" Aku mengumpulkan energi sihir di tanganku, hingga membentuk pusaran listrik bertegangan tinggi, lalu aku membelah tubuh beruang itu dengan lihai.

Maya hanya melihat saja, mungkin dia tahu, aku kuat. Aku pun tersenyum licik sambil membersihkan darah di tanganku.

"Bahaya di sana," lontar Maya tanpa ekspresi.

Aku menoleh ke arahnya, bingung dengan apa yang dikatakannya.

Dengan tenaga yang kuat, beruang itu melemparkan tubuhku hingga terpelanting ke pohon.

Maya memijat dahinya. "Menggunakan sihir hanya sia-sia. Di dalam tubuh beruang itu terdapat anti sihir. Beruang itu bukanlah beruang biasa, dia adalah beruang yang memiliki kemampuan penghisap daya sihir."

Maya memiringkan kepalanya. "Huh, tak kusangka kau ternyata sangat lemah dalam hal fisik. Padahal daya sihirmu begitu dahsyat, tetapi tubuhmu begitu lemah, lemah!" ejekannya benar-benar membuat seluruh sel otakku kesal. Apalagi dia mengatakan itu sambil memasang wajah yang menyebalkan.

"Ada apa, bocah? Beruang itu datang untuk membunuhmu," ujar Maya sambil duduk dengan santai.

Aku perlahan mulai bangkit. Aku berpikir sejenak, bagaimana cara mengalahkannya, aku terpojok di depan pohon yang mulai retak karena lemparan beruang tadi. Aku melihat-lihat sekitar. Mataku tersorot pada Maya yang tengah duduk dengan santai. Aku berlari ke arah Maya dengan gesit.

"Apa?" kata Maya sedikit bingung.

Aku mengangkat tubuh Maya ke atas, kemudian aku melemparkan tubuhnya ke arah beruang itu dengan sedikit gegabah.

Maya berteriak sambil memasang wajah kesal. Setelah sampai tepat di depan beruang itu, Maya melancarkan pukulan hebat ke arah wajah beruang itu hingga mati.

Maya menoleh ke arahku dengan tatapan penuh dendam. "Aku bunuh kau!"

Aku tersenyum puas. "Harusnya kau mengajariku tentang penguatan fisik dan stamina terlebih dahulu, baru melawan beruang jelek ini!"

"Kalau itu yang kau mau ...."

°—┌⁠★⁠┘—°

"Ada apa dengan anak itu? Apa dia dihukum?" ujar warga yang kebingungan.

"Kalau itu hukuman, itu adalah hukuman yang paling mengerikan!"

Ya, tidak salah lagi. Mereka sedang bergunjing tentangku yang sedang berjalan di kota sambil menyeret banyak besi di tubuhku.

Beberapa penjaga datang untuk berbicara padaku, tentang siapa yang menyiksaku seperti ini, namun aku tidak menjawabnya sama sekali.

Berbulan-bulan aku melakukan latihan gila ini, berkeliling dari hutan ke kota dengan menyeret tumpukan besi. Melakukan ini benar-benar melelahkan.

Setelah beberapa bulan aku menyeret tumpukan besi dan latihan berat lain dari Maya, aku melihat ke kaca, melihat tubuhku yang semakin kekar setelah rutin berolahraga. Aku mendapatkan kepercayaan diri sebagai pria untuk pertama kalinya.

Breaking the Curse [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang