12. Amukan Guntur

29 12 0
                                    

[Narrator]

Reynard perlahan melangkah ke arah Rozen.

"Jangan, Rey!" pekik Joanna.

Reynard melancarkan pukulan hebat yang diikuti oleh petir kuning yang menyambar tubuhnya.

Reynard menonjok wajah Rozen berkali-kali, hingga membuat bangunan runtuh.

Orang-orang di luar menjadi histeris.

"REEYYYYY!!!" pekik Joanna, berusaha menenangkan Reynard yang dipenuhi oleh amukan guntur.

Reynard menusuk Rozen dengan penuh amarah, serangan petir gunturnya melanda tanpa ampun. Kini Reynard berubah menjadi seperti sosok iblis yang haus untuk menghancurkan siapa pun di depannya.

Tiba-tiba, Arfita muncul dari dalam tubuh Reynard, memanifestasikan kekuatannya, dan dengan gesit, dia mengembalikan waktu sebelum kejadian tragis itu terjadi, menyelamatkan orang-orang dari takdir yang mengerikan tanpa menyentuh mereka.

Namun, mengembalikan waktu membuat napasnya tersengal-sengal, darah mulai menetes dari mulutnya yang lelah menahan beban kekuatan yang luar biasa.

Joanna terdiam sebentar, kemudian memeluk anaknya dengan khawatir.

Keringat bercucuran di wajah Rozen—kejadian yang baru saja terjadi sudah membuatnya memasuki alam kematian.

Arfita menyeka darah di mulutnya dengan tangannya. "Aku mengulang kembali waktu. Kalau tidak, Tuanku Reynard bisa saja menghancurkan kota dan seisinya." Arfita menoleh ke arah Rozen. "Dan juga, saya mencegah anda dari kematian ….”

Seluruh tubuh mereka bergetar hebat.

"Apa yang telah terjadi? Dan siapa kau?" tanya Rozen dengan serius menatap tajam Arfita.

Arfita membungkuk. "Mungkin kalian belum pernah bertemu denganku. Aku adalah roh suci, penjaga tubuh Tuanku Reynard sedari ia masih di dalam kandungan."

"Setiap keluarga Lan memiliki pelindung roh suci masing-masing, namun setiap anggota keluarga Lan juga akan mendapatkan kutukan yang berbahaya. Kutukan ini terjadi setiap lima ratus tahun sekali, dan hanya kami para roh suci yang tahu tentang kutukan itu."

"Kutukan itu adalah kutukan yang menyengsarakan keturunannya. Keturunan Lan, adalah keturunan Mato. Sosok manusia yang berani menentang Troll pada kala manusia masih diperbudak oleh para Troll. Dialah penyelamat kami para roh suci, dan juga seluruh umat manusia di muka bumi ini."

"Mengapa kutukan itu bisa terjadi?” Rozen bertanya penasaran.

"Demi hidup abadi, dia menyesatkan ratusan keturunannya ke neraka."

"Neraka?" tanya Joanna, merasa ketakutan.

Arfita menunduk. “Setelah keturunan yang terkena kutukan itu mati, mereka hanya akan disiksa oleh para iblis di neraka. Padahal tidak melakukan dosa apa pun ….”

"Bagaimana dengan Rey?" Joanna masih khawatir dengan anaknya yang baru saja mengamuk, membunuh ayahnya sendiri.

Arfita meletakkan tangannya ke dagu, kemudian menyipitkan matanya—berpikir tentang sesuatu. "Kekuatannya barusan, mengamuk dengan kejam. Aku yakin itu ada sangkut pautnya dengan Mato." Arfita melirik Reynard yang terbaring lemas.

Arfita mendekati Reynad. "Aku tidak yakin ini … aku rasa, Tuanku mewarisi kekuatan Mato.”

Joanna dan Rozen terbelalak tak percaya.

"Mato itu adalah Dewa yang gagal. Dia adalah petir itu sendiri." Arfita menyentuh kening Reynard—dia menoleh ke arah Joanna. "Joanna, kau sudah tahu, kan? Tuanku membuat kutukanmu semakin parah. Setiap kau tidur, mimpi buruk akan selalu menghantuimu. Mimpi itu disebabkan oleh kehadiran Tuanku.”

"Joanna, bagaima kalau Rano– maksudku Reynard tinggal bersamaku?" Rozen mengerutkan keningnya. Khawatir dengan kondisi Joanna yang akan semakin parah.

Joanna mendecak. "Tidak akan!"

"Yang dikatakan Rozen itu benar, Joanna. Aku bisa merasakan, kalau hidupmu sudah tidak lama lagi. Kau mau tersiksa selamanya di neraka? Menanggung semua dosa-dosa Mato.”

Joanna memijat keningnya. "Aku ...."

Joanna menghela napasnya pelan. "Akan aku pikirkan nanti.”

"Aku tidak bisa bertahan lebih lama di dunia nyata. Aku akan segera menyembuhkan Reynard di alam bawah sadar, dan Reynard, keputusan itu ada pada kalian." Setelah mengatakan fakta yang mengejutkan, Arfita kembali memasuki tubuh Reynard.

Joanna terduduk lemas, ia menatap lantai pasrah. "Apa yang harus aku lakukan ...?" Isak tangis terdengar darinya.

Rozen mengelus punggung Joanna, upaya menenangkan pikirannya yang masih berdebat.

Pintu toko terbuka dengan keras. Suara langkah kaki tergesa-gesa yang menggemparkan lantai, membuat Joanna dan Rozen menoleh ke arah sumber suara.

Suara yang datang tiba-tiba itu adalah Maya. Maya memukul wajah Rozen dengan tenaga besar. "BRENGSEK!" teriak Maya dengan amarah yang menyertai.

Rozen terpelanting di tembok, hingga tembok tersebut sedikit retak karena serangan mendadak dari Maya.

"Aku sudah mendengar semuanya! Aku ingin membicarakan hal yang teramat penting tentang lokasi Dewa yang gagal itu!"

"Kita harus membicarakan ini nanti. Sesudah Reynard bangun, aku akan mengatakan semuanya," Maya berseru.

°-┌⁠★⁠┘-°

Kota Halmaar di malam hari sangatlah indah. Joanna merasakan ramainya kota dari atas bukit. Sorot mata kuning Joanna terlihat serius menatap rasi bintang. "Apa yang membawamu ke mari?" ucap Joanna, menyadari seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

Pria itu memainkan jari-jarinya. "Bagaimana kabarmu?"

Joanna terdiam sebentar. "Sedari dulu kau memang selalu begitu. Ketika banyak hal yang kau pikirkan, pasti kau selalu memainkan jari-jarimu itu."

Rozen menyudutkan bibirnya. "Kau tahu banyak, ya?"

"Aku serahkan Reynard padamu," ucap Joanna dengan nada berat.

"Apa kau masih membenciku?" Rozen bertanya, memandangi langit.

"Tentu saja."

Rozen menekan dadanya. "Maaf atas perlakuan ibuku.”

Maya beranjak dari duduknya, kemudian pergi dari tempat itu.

Rozen menarik tangan Joanna, namun dengan cepat Joanna melepaskan tangannya dari Rozen.

"Aku tidak punya waktu lagi untuk berduaan bersamamu!" ucap Joanna tanpa pikir panjang. Dia melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

"Aku akan pergi ke tempat Mato itu!" Rozen berteriak, dia berdiri di depan Joanna. "Aku akan menghancurkan kutukanmu! Meskipun nyawaku taruhannya!" Rozen berseru.

Joanna masih dengan tatapan serius. "Terserah kau saja." ucap Joanna, mempercepat langkahnya.

Breaking the Curse [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang