CHAPTER 1

1.4K 85 11
                                    

"Good morning."

Suara seseorang samar menyapa pendengaran Pavel saat kesadarannya mulai kembali, terbangun di pagi hari dengan kepala pening dan perut mual akibat mabuk semalam.

Pavel mencoba untuk membuka kedua kelopak mata yang terasa berat kala perut mulai bergejolak. Namun, sangat sulit, karena ia merasa begitu nyaman, entah di mana ia sekarang, hingga di detik kemudian ketika ia merasa jika baru saja mendengar suara asing di sekitarnya bersamaan dengan kedua kelopak matanya yang terbuka dengan lebar.

"Siapa ...?"

Meski posisi tidurnya yang masih sama, tengkurap di atas tempat tidur dengan rambut kusut. Namun, Pavel bisa dengan jelas melihat seseorang asing yang tengah duduk di tempat tidurnya.
Apa aku sedang di dalam kamarku sekarang? Bagaimana bisa? Pavel terus berpikir, yang ia ingat terakhir kali sedang berbaring di sebuah kursi taman tak jauh dari rumahnya.

"Hai."

"Siapa kamu?" tanya Pavel dengan posisinya yang masih sama. Kepala pening membuatnya kesusahan untuk bergerak. Bahkan merasa jika ingin memuntahkan isi perutnya jika bergerak sekali saja.

"Tin ...."

"Aku tidak menanyakan namamu, Sialan! Yang ingin aku tahu siapa kamu, dan apa yang kamu lakukan di rumahku?" potong Pavel berusaha memperbaiki posisi tidurnya.

"Kau mabuk semalam, dan aku yang membawamu pulang," balas sang pria pemilik nama Tin masih terlihat santai.

"Dari mana kau tahu rumahku? Kau tak seharusnya tersesat di sini, 'kan?" tanya Pavel dengan selimut yang masih menutupi seluruh tubuhnya, dan hanya menyisahkan wajah dengan kedua mata merah akibat mabuk semalam.

"Sangat gampang menemukan rumahmu."

"Kau penguntit?"

"Apa aku terlihat seperti penguntit, Tuan?" tanya Tin sambil menunjuk wajahnya sendiri.

"Tidak. Kau terlihat seperti pria mesum yang brengsek. KELUAR DARI RUMAHKU SEKARANG!" teriak Pavel cukup keras hingga mengejutkan pria di hadapannya.

Meski demikian, sedikit pun Tin tak memiliki niat untuk bergerak atau beranjak dari tempatnya, Tin bahkan terlihat sangat menikmati suara teriakan Pavel yang melengking hingga mampu rubuhkan rumah sederhana miliknya yang berukuran cukup sempit.

"Kau bisa merusak pita suaramu, aku akan keluar dari sini, tapi ...."

Kalimat Tin tertahan di tenggorokan.

"Apa?!"

"Aku tak tahu harus ke mana."

Alis Pavel mengernyit semakin pening.

"Apa kau memiliki masalah dengan ingatanmu?"

"Tidak. Aku hanya tak tahu harus pulang ke mana."

Pavel menarik napas kuat dan dalam sebelum mengeluarkannya dengan perlahan, masih berusaha bersikap sabar meski sangat ingin menendang Tin dari atas tempat tidurnya sekarang juga. 

"Kau tersesat?"

"Ya, aku rasa demikian."

"Lalu kenapa harus di rumahku? Setidaknya pilihlah rumah yang sedikit lebih mewah, agar bisa menampung dan memberimu makan. Jangan di rumahku. Aku miskin dan tak memiliki banyak uang, aku tak bisa memberimu makan. Pagi ini saja aku tidak memiliki apa pun untuk dimakan," balas Pavel berharap pria itu cepat menyingkir dari tempat tidurnya dan pergi dari rumahnya.

"Aku tak perlu makan, aku hanya butuh tempat untuk berlindung ...."

"Are you crazy?" Pavel memijat tengkuk lehernya yang mulai menegang.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang