CHAPTER 31

257 41 3
                                    

"Sekalipun aku tak akan membiarkanmu membawanya pergi!" balas Tin melangkah hendak meraih tubuh Pavel sebelum Kayne melepaskan satu tendangan keras hingga membuat tubuhnya terpental begitu saja.

"Jangan sakiti dia!" 

Pavel meraung keras hendak berlari untuk menghampiri Tin. Namun, tangannya masih di cengkram kuat oleh Kayne, entah mengapa ia seketika hilang kekuatan juga keberanian untuk melawan kakanya sendiri dan hanya bisa menangis seperti anak kecil karena ketakutan. Sedang Tin masih terdiam sambil meremat dadanya kuat, saat merasa ada yang tak beres dengannya. Entah mengapa tubuhnya menjadi sangat lemah sekarang, ia juga merasa tak memiliki tenaga seperti biasa. Apa sesuatu yang buruk sedang menunggunya sekarang?

Tidak, jangan sekarang. Pew masih membutuhkanku.

Tin berusaha bangkit, abaikan rasa sakitnya.

"Kau akan menyesal jika berani ikut campur!" Kayne kembali memperingati sebelum melangkah hendak membawa Pavel pergi.

"Lepaskan aku. Aku mohon ... aku tidak ingin ke mana pun, lepaskan!" 

Pavel mulai berontak, menolak untuk pergi ketika Kayne menarik lengannya dengan paksa hingga sampai terjatuh dan merangkak di atas lantai. Meski demikian, Kayne terlihat tak ingin melepaskannya, ia dengan kasar menarik dan menyeret tubuh Pavel. Suatu perlakuan sama yang pernah Kayne lakukan beberapa tahun lalu, menyeretnya dengan kejam, abaikan rasa sakit dan tangisnya yang memohon.

Tin yang menyaksikan itu lekas berdiri dan berlari ke arah Kayne. Menarik bahu pria itu dan melepaskan satu pukulan keras ke wajahnya, hingga perkelahian tak bisa di hindari lagi ketika mereka mulai saling serang, memukul dan menendang, begitu juga dengan beberapa barang Pavel yang ikut hancur sebab mereka gunakan untuk saling memukul satu sama lain. Meski Tin yang lebih banyak terkena pukulan bahkan sudah terlihat babak belur di tangan Kayne.

"Cukup! Kak, jangan memukulnya!" Pavel berteriak keras, semakin ketakutan saat melihat banyak darah di pelipis, hingga sudut bibir Tin, begitu juga dengan dahi dan beberapa bagian wajah lainnya. "TIN ... cukup! Aku mohon ... hentikan!"

Tak bisa berbuat apa pun lagi, Pavel hanya bisa menangis keras dengan tubuhnya yang kembali bereaksi dan mulai gemetar, mencengkram rambutnya kuat kekita kenangan mengerikan terlintas di ingatan hingga membuatnya kembali ketakutan, sungguh trauma yang menyakitkan hingga membuatnya sesak napas dan ingin mati saja.

Tin yang lekas menyadari itu langsung berlari ke arah Pavel, dan tanpa aba-aba langsung melingkarkan kedua lengannya di bahu pria itu untuk dipeluknya erat. Meski tubuhnya sendiri masih merasakan sakit yang luar biasa akibat pukulan dan tendangan yang ia terima dari Kayne. 

"Pew ... Pew ... Oh Tuhan, maafkan aku." Tin berusaha untuk menenagkan Pavel. "Tidak apa-apa, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja," sambungnya sebelum satu hantaman keras dari kursi kayu mendarat tepat di atas punggungnya yang seketika memuntahkan darah segar.

"Tin! Tiiin ...! Oh Tuhan, apa yang sudah kau lakukan padanya?! Berhenti menyakiti orang-orang yang aku sayangi!" Teriak Pavel yang lagi-lagi hanya di abaikan oleh Kayne yang kembali mencengkram rambut dan menyeretnya pergi. Sedang Tin yang dalam kondisi sekarat masih tak ingin menyerah dan berusaha meraih tubuh Pavel, meski tendangan demi tendangan kembali ia dapatkan dari Kayne yang kini berubah menjadi bengis dan menakutkan.

"LEPASKAN ADIKMU, KAYNE!" Suara tuan Caillen terdengar lantang hingga membuat Kayne terkejut dan lekas melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Pavel.

"Ayah ... Ayah ...." 

Tangis Pavel kembali pecah sambil berlari kepelukan tuan Caillen. Sedang Kayne yang terlihat panik seketika tak berkutik saat melihat Chan dengan beberapa pria berseragam di sampingnya, lengkap dengan senjata dan borgol di tangan mereka.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang