CHAPTER 28

262 33 1
                                    

"Apa perlu, aku mengundang Tuan Kayne dan Nona Rosura kemari?"

"Tak perlu. Aku yang akan berkunjung ke sana," balas tuan Caillen berusaha menahan perasaannya yang bergejolak, mulai mendidih dan sepertinya sebentar lagi siap memuntahkan lahar panas.

Ia merasa jika sudah cukup untuk memberikan mereka waktu dan kesempatan. Mereka pun telah gagal melewati ujian yang ia berikan, sebab ternyata kedua anak Sovanna memang benar-benar tak bisa menerima putra Aranka. Terlebih ketika tahu dengan kasus penggelapan uang yang terjadi di perusahaan yang ia yakini jika mereka juga terlibat di sana, sebab hampir semua aset kini beralih dengan atas nama mereka.

"Sebaiknya mulai kumpulkan bukti otentik."

"Apa Anda serius, Tuan?"

"Yah. Apa menurutmu itu bukan tindak pidana? Aku tahu, di setiap perusahaan pasti memiliki beberapa kemungkinan melakukan pelanggaran hukum, baik dalam proses kegiatan bisnis itu sendiri, ataupun tindakan pelanggaran dari internal karyawan. Dan penggelapan uang perusahaan harus di tindak lanjuti, karena kasus ini terkait pasal dan undang-undang hukum pidana yang dapat menjerat mereka ke penjara sebagai kasus penggelapan uang perusahaan."

"Yah, saya mengerti, Tuan. Tapi mereka ...."

"Aku tidak peduli, Chan. Mereka sungguh berani merampok di perusahaanku sendiri. Aku tak pernah mengajari mereka untuk berbuat curang karena mereka akan mendapatkan hak mereka. Aku juga tak mungkin membiarkan mereka hidup tanpa harta warisan kendati mereka bukanlah darah dagingku sendiri. Tapi mereka berbuat curang dan aku tak bisa mentolerir tindakan kriminal mereka, dan membiarkan nama perusahaanku rusak karena perbuatan mereka," balas tuan Caillen benar-benar memuntahkan lahar panasnya, terlebih ketika tahu apa yang sudah Kayne dan Rosura lakukan kepada putranya Pavel, dan entah hukuman seperti apa lagi yang akan ia berikan kepada mereka jika sampai mengetahui apa yang sudah terjadi kepada istrinya Aranka, dan kejahatan lainnya yang tak ia ketahui.

"Kau bisa berkonsultasi dengan Cerano atas kasus ini sebelum membuat laporan kepada pihak berwajib, dan lakukan secara diam-diam. Tak seorang pun perlu mengetahui masalah ini," sambungnya bangkit dari sofa.

"Baik, Tuan."

"Siapkan semua keperluan, kita akan ke Thailand."

"Apa Anda akan mengunjungi Tuan muda?"

"Yah, aku akan menjemputnya untuk pulang. Namun, sebelum itu kita akan menemui Caroline."

Tuan Caillen berjalan keluar, menyusul sang asisten Chan.

__

__

Thailand

"Apa perasaanmu sudah jauh lebih baik sekarang?" tanya Tin meletakkan segelas susu hangat di atas nakas sebelum duduk di pinggiran tempat tidur, menatap Pavel yang masih duduk dengan kondisi yang terlihat tak baik-baik saja.

Mata sembab, dengan lingkar hitam di bawah mata, tampak pucat dengan suhu tubuh yang sedikit hangat. Pavel sudah tidak tidur lagi setelah terbangun dari mimpi buruknya, dan hanya terus menangis sepanjang malam hingga pagi.

"Kau sungguh membuatku khawatir," sambung Tin merapikan rambut kusut Pavel, menyisir dengan menggunakan jari tangannya lembut.

"Aku merasa jauh lebih baik sekarang," balas Pavel dengan suara yang terdengar sengau.

"Aku cukup lega."

Hening, hingga beberapa menit berlalu tanpa ada suara. Tin tak ingin suasana seperti ini terus berlanjut dengan Pavel yang terus diam dengan perasaan sedih dan gelisah. Ia bahkan sudah tak bisa membujuk lagi, tapi tak bisa hanya terus membiarkan Pavel terdiam dan tak mengatakan apa pun, sebab Pavel bukan seseorang yang harus di biarkan seorang diri dan akan membaik setelahnya. Mereka sudah bersama cukup lama, dan ia merasa jika Pavel sudah terbiasa dengan kehadirannya, jadi sangat tidak mungkin ia membiarkan pria itu kembali melewati kesedihannya seorang diri seperti dulu.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang