CHAPTER 42

338 51 2
                                    

Berjam-jam lamanya, Pavel mematung di samping peti mati yang di dalamnya terbaring tubuh tuan Caillen yang masih terlihat tampan dengan balutan jas lengkapnya, meski demikian Pavel masih tak sanggup menatap wajah sang ayah, sebab bayangan tubuh kaku dan pucat dengan busa yang keluar dari mulut tuan Caillen beberapa jam lalu masih sangat menyakitinya, memikirkan apa yang sudah di lakukan ayahnya, mengapa sampai tega meninggalkannnya seorang diri, dan jika bisa memilih ia lebih ingin ikut bersama ayahnya.

"Tuan muda ...."

Pavel menatap kosong dan hampa dengan air mata yang sudah mengering, ia sungguh yatim piatu sekarang, dan di dalam kehidupan selanjutnya ia akan sangat merindukan suara ayahnya. Menolak pelukan siapa pun, ia lebih memilih untuk menyenderkan tubuh lelahnya pada dinding sambil memeluk lututnya yang kini berkubang dalam kemalangan.

"Tuan muda, pemakaman tuan Caillen akan berlangsung," sambung Chan dengan nada pelan, sedang Pavel masih tak menjawab.

Bangkit dari duduknya dan berjalan seorang diri menuju peti mati, dan penghormatan terakhir sebelum peti mati di tutup. Inilah akhir dari seorang Caillen Reagan. Pavel menatap ayahnya, mengelus permukaan wajah yang dingin, mengecup untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum wajah itu menghilang dengan perlahan di balik penutup peti.

Selamat tinggal, Ayah.

Tubuh Pavel terkulai di sisi makam tuan Caillen sambil memejamkan mata di dalam lengan Hayden untuk mencoba lebih kuat dan tabah.

Angin bertiup pelan, begitu juga dengan sinar matahari yang perlahan meredup, berganti dengan awan gelap di atas langit, seolah menjadi pertanda jika hujan akan turun. Namun, Pavel masih tidak tahu, apa hujan kali ini mampu menghapus semua kesedihannya?

Setelah kepergian tuan Caillen, begitu juga dengan proses pemakamannya. Masih menyisahkan banyak duka dan iba dari semua orang yang mengenal sosoknya, baik relasi bisnis, sahabat dekat, juga orang-orang yang bekerja dengannya. Dan meski semuanya sudah berakhir. Namun, masih sangat meninggalkan luka dan kesedihan yang mendalam di hati Pavel yang saat ini masih duduk di sebuah kursi beranda mansionnya yang sudah tak memiliki penghuni lagi, selain Chan yang setiap saat berkunjung untuk memeriksa kondisi Pavel yang saat ini terlihat seperti tubuh yang tak memiliki raga. 

Pavel pun menjadi pengunjung tetap psikiater dan harus meminum banyak obat dengan rutin memeriksakan dirinya ke dokter untuk mengatasi traumanya yang semakin parah, salah satunya karena melihat Tin tertembak juga mayat tuan Caillen yang tergeletak di atas tempat tidur, dan hal lainnya berasal dari stres yang terjadi saat ia selalu merindukan ibunya, Tin, juga tuan Caillen dan Valerie. Ia menjadi sangat pendiam, tak pernah berbicara, ataupun menangis lagi. Hatinya seolah mati rasa, bahkan tak pernah tersenyum, dan hanya merespon segala perkataan Chan dan orang yang berbicara padanya dengan anggukan. Ia juga membatasi dirinya untuk bertemu orang lain, dan hanya Tin, pria yang bisa membuatnya berbicara banyak dengan segala keluhan dan kepedihan hatinya. Tin yang masih terbaring koma dan entah sampai kapan pria itu akan kembali terbangun.

"Tuan muda, akan ada rapat dewan direksi di perusahaan, apa kau bersedia untuk menghadirinya?" tanya Chan saat berkunjung ke mansion sore itu.

Pavel memberikan jawaban dengan sekali anggukan, masih tak mengalihkan pandangannya dari sebuah kursi kosong yang selalu di tempati oleh tuan Caillen kala tengah mengawasi dirinya yang tengah bersama sang ibu saat sedang bermain di taman ketika ia masih kecil dulu.

"Cuaca di luar sangat sempurna, apa kau tak berniat untuk berjalan keluar? Musim semi kali ini cukup menakjubkan," sambung Chan masih belum menyerah untuk terus membujuk, meski usahanya lagi-lagi di abaikan oleh Pavel. "Ya, baiklah." 

Chan akhirnya menyerah untuk hari ini. Masih berharap jika ia akan berhasil membujuk Pavel esok hari. Chan merasa sangat bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi pria itu, sebab selain menyayangi Pavel yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri, tuan Caillen juga pernah memintanya untuk terus menjaga putranya, menjaga seperti nyawanya sendiri. 

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang