CHAPTER 35

246 35 0
                                    

Shiit!

"Pria bodoh itu?"

Tuan Caillen kembali memberikan tatapan tajamnya kepada Benz, mengisyaratkan agar cucunya segera menutup mulut lancangnya.

"Bukankah dia temanmu?" bisik Benz kepada Pavel yang langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, enggan menatap Hayden yang masih tersenyum padanya.

"Dia bukan temanku," jawab Pavel enggan mengakui. Namun, ikut beranjak untuk menyambut tamu ayahnya, menyusul Benz yang masih sesegukan usai menangis dengan mata sembab yang menghiasi wajahnya.

"Selamat datang di Bruges, Mark." Tuan Caillen menyambut hangat.

"Terima kasih atas sambutanmu, Caillen. Senang bisa menginjakkan kaki di kediamanmu lagi setelah sekian lama, bagaimana kabarmu?" Mark membalas pelukan tersebut sebelum duduk di kursinya.

"Seperti yang kau lihat, aku hidup bahagia di samping putra dan cucuku."

"Senang mendengarnya. Dan dia putraku, Hayden." Mark tak lupa memperkenalkan putra tunggalnya yang sudah terlihat bersemangat sejak tadi.

"Dan mereka adalah putra dan cucuku," balas tuan Caillen ikut memperkenalkan Pavel dan Benz.

"Senang bertemu kalian lagi," sambung Hayden semakin melebarkan senyum, meski hanya di sambut anggukan dan senyum tipis oleh Pavel dan Benz.

"Baiklah, kita bisa meninggalkan mereka di sini tanpa khawatir, karena aku rasa mereka juga sudah terlihat akrab, bukankah begitu Pavel, Benz?" tanya tuan Caillen menatap mereka secara bergantian, berharap apa yang ia pikirkan itu benar.

"Yes, Papa." Benz mengangguk cepat, sedang Pavel hanya terdiam sambil menatap Hayden yang kini duduk tepat di hadapannya.

Beberapa menit kemudian, setelah tuan Caillen dan Mark beranjak pergi yang di susul Chan, untuk mengurus sesuatu hal yang terlihat begitu penting. Meninggalkan Hayden, Pavel, dan Benz di ruang tengah dengan suasana hening yang menamani.

"Kau terlihat berbeda." 

Benz membuka percakapan terlebih dulu, sambil memandangi Hayden yang memang tampak berbeda hari ini, baik dari tampilan casual juga rambut pendeknya yang tertata rapi, hingga membuat pria bertubuh tinggi kekar itu terlihat semakin tampan. 

"Tapi tetap terlihat menyebalkan," sambung Benz yang tak menyadari jika ia juga cukup menyebalkan.

"Aku tidak peduli dengan pendapatmu, Benz." Hayden menjawab malas tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Pavel yang hanya diam sejak tadi. "Senang bisa melihatmu lagi, Pavel. Aku pikir telah salah mengenali seseorang," sambungnya tersenyum.

Pavel masih diam mengabaikan mereka. Bukannya sengaja ingin melakukannya, ia hanya tidak tahu harus mengatakan apa dan bersikap seperti apa. Ia benar-benar tak memiliki semangat seperti Hayden saat ini, sebab yang ada di dalam kepalanya hanyalah Tin, dan hal itu cukup membuatnya kelelahan.

"Bagaimana kabarmu? Aku cukup terkejut ketika tahu jika Paman Caillen adalah ayahmu, apa kau tahu betapa bahagianya aku saat akan bertemu denganmu? Aku bahkan sudah mempersiapkan semuanya." Hayden terus berbicara, meski tak pernah mendapatkan respon dari Pavel.

"Berhenti berbicara dengannya, aku rasa Pavel sudah sangat muak mendengar ocehanmu," jawab Benz dengan nada santai.

"Apa kau tak sadar jika sedang di abaikan, Benz?" Hayden membalas tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Pavel, begitu juga dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

"Apa Abela tahu kau di sini?" tanya Benz yang sepertinya tak ingin berhenti mengusik ketenangan Hayden yang akhirnya mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Diamlah, Benz!"

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang