"Hei, kau benar-benar menguntitku?" tanya Pavel dengan nada kesal.
"Bukankah sudah aku katakan? Jika saja aku tak mengikutimu, aku tidak akan pernah tahu bagaimana kau dan sikap bar-barmu yang menakutkan itu!"
"..."
"Bukankah kau adalah salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa karena berprestasi, memiliki IQ sebesar 148 dengan nilai TOEIC lebih dari 900. Bagaimana bisa mahasiswa berprestasi sepertimu melakukan hal demikian?" sambung Tin terus berbicara.
Jika dalam keadaan normal, ia tak mungkin banyak bicara apalagi memarahi pria itu. Namun, sekarang ia merasa jika harus berbicara cukup keras, ia sendiri pun tak menyangka jika sudah sangat mengenal dan mengetahui banyak hal tentang pria itu.
"Aku tidak akan melakukan itu jika saja mereka tak mengusikku!"
"Bukankah mereka sering melakukan itu?"
"Tapi kali ini mereka sangat keterlaluan!"
"Dan seharusnya kau bisa mengontrol emosimu, 'kan?"
Pavel memijat tengkuk lehernya, berusaha membela diri, meski sadar jika apa yang sudah ia lakukan adalah salah.
"Sebenarnya apa yang membuatmu sangat marah?" tanya Tin dengan nada pelan.
"Bukankah kau mengikutiku? Seharusnya kau tahu apa yang sudah membuatku marah."
Tin memijat tengkuk lehernya. "Yah, itu benar, tapi ...."
"Aku hanya tak bisa menahannya," balas Pavel bangkit dari duduknya.
"Pew ...."
"Aku baik-baik saja, pulanglah!" usir Pavel melangkah pergi, meninggalkan Tin yang masih berdiri di sana sambil terus melihatnya tak percaya.
Jadi kau masih memiliki seorang ayah, ibu dan beberapa orang kakak? Lalu di mana mereka? Kenapa kau hanya seorang diri di sini?
Tin terlihat prihatin. Namun, tak sadar jika ia juga seorang diri di kota ini, dan jauh dari orang-orang yang di sayangi yang mungkin sudah melupakannya, entah.
__
__
Lima menit berlalu, saat Pavel kembali menginjakkan kaki di dalam kelas, suasana berubah hening, tak ada satu kalimat ejekan pun yang masuk ke dalam telinganya, entah apa yang terjadi dengan mulut mereka sekarang, sungguh suatu hal yang luar biasa, ia masuk dalam keadaan tenang dan tentram.
Ia juga tak melihat Benz lagi di kelas, apa luka di hidung pria itu parah? Bukankah seharusnya ia akan mendengar lebih banyak hujatan lagi karena sudah melukai salah satu mahasiswa yang cukup berpengaruh di kampus tersebut karena strata sosialnya yang tinggi.
Ada apa? Kenapa sangat tenang di sini?
Pavel mengangkat meja yang beberapa menit lalu di banting oleh Benz untuk di taruh ketempat semula, dan kembali duduk dengan satu tarikan napas panjang sebelum melepaskannya dengan perlahan. Merasa buruk, sebab mereka menggunjingkan dirinya secara diam-diam, saling berbisik. Namun, tatapan mata mereka tetap tertuju ke arahnya.
Ah, ini lebih menyebalkan, mengapa tak berkoar-koar saja seperti biasa, aku bahkan merasa seperti penjahat besar di sini.
Pavel mulai prustrasi, hingga suara kursi berderak terdengar tepat di balik punggungnya. Dan si pria urakan kini duduk di sampingnya, ikut menatapnya tanpa suara.
Apa lagi sekarang.
"Ada masalah?" Pavel bertanya dengan nada tenang tanpa memalingkan pandangan dari buku pelajaran yang ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
RomanceGuardian Angel, menceritakan tentang seorang pria yang terjebak di dalam tubuh orang lain selama bertahun-tahun dan menghabiskan sisa waktunya untuk mencari tubuhnya sendiri. Hingga pada satu waktu saat ia dengan tidak sengaja menemukan seseorang y...