KEDIAMAN KAYNE CAILLEN
"Kayne!"
Rosura membuka pintu ruangan kerja milik Kayne kakaknya. Dengan tanpa aba-aba langsung masuk ke dalam ruangan yang di atas meja tampak di penuhi beberapa tumpukan berkas yang cukup banyak.
"Apa kau sudah lupa cara untuk mengetuk pintu, Rosura?" tanya Kayne masih tak mengalihkan pandangan dari layar laptop, jari-jari tangannya pun masih bergerak dengan lincah di atas kayboard laptopnya.
"Aku tak punya waktu untuk mengetuk pintumu, Kak. Apa kau tahu, siapa yang baru saja aku temui siang tadi?"
"Kau kemari untuk bermain tebak-tebakkan denganku, Sura? Kau tahu, aku cukup sibuk. Sebaiknya keluar dari sini," balas Kayne terlihat tak acuh, masih dengan posisinya. Tak ingin melihat lawan bicaranya yang jelas sedang berdiri di hadapannya sekarang.
"Apa kau yakin akan tetap menyuruhku keluar jika tahu aku baru saja bertemu anak itu?"
Sebuah pernyataan dari Rosura yang seketika menghentikan gerakan jari Kayne dengan pandangan yang langsung tertuju ke arah Rosura yang masih berdiri di hadapannya dengan tangan bersidekap.
"Dia di sini?" Kayne balik bertanya untuk meyakinkan pendengarannya.
"Ya, dia di sini. Dan dalam keadaan baik-baik saja. Apa kau yakin jika sudah menyuruhnya pergi?"
Kayne terdiam dan menutup layar laptopnya dengan sangat keras. Terlihat berpikir sejenak. Ia pernah menyuruh Aerglo untuk mencari tahu soal keberadaan Pavel selama ini. Namun, sepertinya mereka kesulitan sebab tak bisa menemukan Pavel di mana pun. Kayne pun sempat mengira jika Pavel sudah tak berada di negara ini lagi, dan benar-benar menghilang dari kehidupan mereka selamanya. Namun, ternyata ia salah.
"Ada apa? Apa kau yakin jika anak itu benar-benar pergi dan menghilang seperti perkataannya dulu? Lalu siapa yang aku lihat siang tadi, hantunya? Kau bahkan terlihat baik-baik saja selama ini, dan tak menyadari jika anak itu hanya menipu kita dan tak kemana pun. Bagaimana jika anak itu mengingkari janji dan menemui Ayah?" Rosura terlihat panik.
"Diamlah! Kau hanya membuat kepalaku semakin pening!" Bentak Kayne dengan nada suara yang kembali meninggi.
"Ayolah, Kak! Apa kau tak khawatir jika anak itu bisa saja mendapatkan ingatannya kembali dan melaporkan semuanya ke Ayah?" balas Rosura kedapatan cemas, di antara takut dan khawatir.
"Itu tidak akan mungkin!"
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Anak itu menderita trauma otak yang membuat separuh ingatannya menghilang, bahkan cidera otak parah yang ia alami akibat kecelakaan tidak akan bisa pulih dengan cepat, di tambah obat-obatan yang sudah ia konsumsi selama beberapa tahun ini."
"..."
"Bahkan Tifien juga mengatakan hal demikian, jika anak itu tak akan mendapatkan ingatannya dalam waktu dekat, ia terancam kehilangan ingatan secara pemanen, ia bahkan lupa dengan apa yang sudah terjadi dengannya selama ini, memang apa yang akan ia katakan kepada Ayah?"
"Apa kau yakin? Bagaimana dengan kita yang membiarkannya pergi? Kita tak bersamanya lagi selama lima tahun, anak itu bisa saja mengatakan ke Ayah jika kita sudah menelantarkannya. Kau tahu, 'kan? Taruhannya apa jika sampai anak itu buka mulut. Kita akan kehilangan semuanya Kay, semuanya!"
"Itu tak akan pernah terjadi, Rosura! Aku sangat mengenal adik manis kita dengan sangat baik. Ia bukanlah seorang pengadu, jadi berhenti membuatku pusing dan keluarlah. Aku tahu harus melakukan apa, dan seharusnya kau juga tahu jika Ayah masih mengawasi kita. Aku tak ingin bertindak cerboh, kita hanya butuh waktu yang tepat untuk mengatakan ke Ayah jika anak itu yang sudah tak ingin bersama kita lagi. Sekarang keluarlah sebelum Benz mendengarmu!" usir Kayne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
RomanceGuardian Angel, menceritakan tentang seorang pria yang terjebak di dalam tubuh orang lain selama bertahun-tahun dan menghabiskan sisa waktunya untuk mencari tubuhnya sendiri. Hingga pada satu waktu saat ia dengan tidak sengaja menemukan seseorang y...