BAB 6: KENAPA DATANG LAGI?

872 34 1
                                    

PENGUMUMAN!

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya ya kak. Alur novel ini aku ganti semua kak. Jadi totally different sama alur yang sebelumnya. Jadi ada baiknya di baca dari Bab 1

Terimakasih sudah membaca ya kak.

***

"Dini!"

Dan Dini pikir setelah pamitan dia bisa pergi begitu saja. Sayang dokter Teddy justru mengejarnya.

"Rio memintaku untuk mengantarmu."

"Terima kasih Dokter Teddy! Tapi Dokter bisa langsung pulang. Saya sudah ada janji dengan teman saya di sana."

"Teman?"

"Hm. Saya ingin menanyakan pekerjaan. Dia menunggu dengan motornya."

"Ah, baiklah. Kalau begitu hati-hati di jalan Dini."

Teddy tentu tidak mengecek lebih jauh apakah Dini betul menunggu seseorang atau tidak kan?

Dini juga tidak harus menjelaskan bagaimana dia bisa pulang kembali ke rumah yang dipinjamkan Rio untuknya.

"Selamat pagi Anggia, ayo makan dulu! Nih, Mama sudah siapkan makanan kesukaan Anggia!" Dini antusias.

"Om Rio?"

Dini memanggil anaknya Tapi bocah itu justru malah terpaku menatap sosok di belakang Dini yang baru saja memasuki ruang makan

Dini tak mengerti apa alasan pria itu datang pagi-pagi begini.

"Pagi Anggia. Kita sarapan bareng ya," ucap Rio sebelum matanya menatap Dini.

"Mana kopi dan sarapanku?"

Dan apalagi ini? Dia minta sarapan?

"Memang di rumah Pak Rio tidak ada sarapan?"

"Aku tidak punya kewajiban menjawab pertanyaanmu! Kopi dan sarapanku mana?" Rio menekankan dua kali karena dia tidak mau mendengar protesan Dini.

"Sebentar!"

Meski sebal, Dini tetap ke dapur untuk menyiapkan tambahan sarapan yang dimintai Rio

"Bu bisa kasih sarapan saya saja! Tadi yang Ibu buatkan untuk saya belum dimakan dan kopinya biar saya yang buatkan saja Bu. Lagian kaki Ibu masih sakit kan?"

"Terima kasih! Tapi selera sarapan paginya agak beda dengan orang-orang! Biar saya siapkan sendiri dan kopinya agak ribet. Kaki saya nggak apa-apa kok! Ini cuma karena olahraga berlebihan saja."

Pelayan yang membantu Dini di rumah itu merasa tidak enak makanya dia menawarkan diri tapi saat itu juga ditolak oleh Dini karena dia tidak mau ribut dengan Rio pagi-pagi begini.

Dan untuk kakinya, sebetulnya Dini berbohong kalau tidak sakit. Dia berjalan belasan kilometer dari restoran ke rumah tadi malam. Dini tidak bawa uang sepeser pun, pastinya kakinya sakit sampai jalannya agak pincang. Tenggorokannya juga masih sakit karena sepanjang jalan dia menahan haus dan menangis.

Tapi Dini tidak mau mengeluh dan tidak ingin memperbesar masalah ini. Dini juga tadi sudah memberi kode pada suster putrinya untuk menyuapi dulu Anggia saat dirinya menyiapkan makan untuk Rio

"Wah, Terima kasih Om! Anggia suka, bonekanya cantik!"

Sayang anak itu menolak untuk makan dengan dalih dia ingin makan bareng bersama Rio dan mamanya. Padahal dia sebetulnya asyik bermain boneka yang baru saja diberikan Rio sebagai hadiah.

Sewa Rahim MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang