"Diam!"
Dini tadi ingin menarik kakinya tapi dengan lihai Rio berhasil memegangnya dan membuat satu kaki Dini berada di atas pangkuannya setelah dia duduk di pinggiran tempat tidur.
"Aku cuma mau lihat lukanya saja!" tegas Rio.
"Kakimu luka dan bisa bikin infeksi kalau kamu tak membersihkannya! Jalan kaki tanpa sandal dengan jarak berpuluh kilometer, Cih! Kau yah, benar-benar membuatku dalam masalah besar!"
Kalau ada tempat bersembunyi untuk menutupi wajahnya, Dini rasanya ingin masuk ke tempat itu karena dia malu sekali sempat berpikir Rio akan melakukan melecehkannya. Padahal Dini sadar kalau istri Rio kecantikannya tak bisa dibandingkan dengan dirinya yang sekarang.
Dugaan Dini salah besar!
"Seharusnya kau tahu untuk menjadi seorang ibu pengganti kau harus menjaga kesehatanmu! Sedikit infeksi atau luka seperti ini membuat antibodi tubuhmu melemah. Tubuhmu cenderung untuk menyembuhkan luka dulu. Dan ini akan mempengaruhi kesehatanmu lusa. Lupa kalau harus check up menyeluruh? Aku dan istriku yang rugi kalau ada masalah karena infeksi. Belum lagi, tubuhmu itu lemah! Anakmu saja sampai terkena thalasemia. Lupa kalau itu penyakit keturunan, hm?"
Lagi-lagi alasannya Rio masuk akal. Salah Dini kemarin yang terlalu pakai emosi. Dia sebetulnya bisa saja pesan taksi dan bayarnya nanti di rumah. Toh dia sudah diberikan kartu-kartu ajaib oleh Rio untuk membayar semua biaya pengeluarannya bukan?
"Maaf."
"Cih! kalau semua permasalahan selesai dengan kata maaf, kurasa tidak perlu adanya aparat hukum dan penjara."
"Pak Rio mau membawa masalah ini ke ranah hukum?"
Hanya senyum segaris dengan tatapan mata sinis Rio yang diberikannya kepada Dini sebelum dia berdiri.
"Pak Rio, mau apa? Turunkan saya!"
Tapi bukan menjawab pertanyaan Dini malah pria itu mengangkat tubuh dini a la bridal yang membuat wanita itu sejujurnya panik.
Bukan hanya karena dia tidak tahu apa alasan Rio melakukan itu, tapi lebih karena aroma tubuh Rio yang terendus oleh indra penciumannya, ketampanan Rio yang terlihat begitu jelas saat dirinya ditarik mendekat dan satu lagi, tubuh tegapnya yang seakan mudah saja mengangkat tubuhnya. Ini membuat jantung Dini bertalu-talu.
"Pak Rio!"
"Jangan mempertanyakan apa yang kulakukan! Ini semua untuk kepentinganku sendiri dan kebahagiaan Christa."
Kalau Rio tidak menyebut nama istrinya, Dini yakin sekali kalau dia akan berpikir Rio masih mencintainya.
Tapi nama yang baru disebutkan itu menggores lagi sanubarinya. Menyadarkannya kalau Rio adalah pria normal yang tidak buta dan tidak mungkin menyukainya lagi setelah apa yang sudah dilakukannya di masa lalu.
"Tidak ada baskom di kamar ini. Lebih mudah kalau aku membawamu ke sini dan menaruh kakimu di sini lalu merendamnya dengan air hangat."
Dini diam saat Rio mendudukannya di marmer pinggiran wastafel masih sambil mengomel.
Meski begitu, tangan Rio dengan lihai membuka lemari penyimpanan dan mengeluarkan kotak besi berisi satu set perlengkapan untuk pewatan kaki, lengkap dengan silet, kikir kaki baik yang lengkung atau 2 in 1, gunting, pendorong kutikel, penyangga rongga jari, karet silikon, dan lainnya, termasuk satu pouch berisi garam, lotion, sabun, dan lainnya untuk perawata kaki. Terakhir, kotak P3K yang di taruh Rio di samping wastafel.
"Pak Rio, kalau ingin mengobati kakiku mungkin bisa menyuruh susternya Anggia."
"Mereka bukan dokter," jawab Rio tanpa menatap Dini, justru mengeluarkan barang yang dibutuhkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/361907789-288-k824362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewa Rahim Mantan
RomanceDini Putri Lestari terpaksa membiarkan dirinya terjebak dalam hubungan yang sulit dengan Rio Ravindra karena menawarkan diri menjadi ibu pengganti yang akan mengandung anak Rio dan istrinya Christa. Dini tak ada pilihan karena harus membiayai pengob...