BAB 13: TEKANAN

906 38 1
                                    

"Ti, makasih ya, udah nganter sampai sini dan doain saya berhasil ya!"

"Iya Bu, semangat ya! Saya yakin kalau ibu pasti lolos kok! Masakan ibu kan enak!"

Peluang kesempatan untuk mendapatkan project catering di PH tidak akan disia-siakan oleh Dini apalagi setelah mendengar banyak manis yang bisa didapatkannya dari cerita Titi. Setelah mendapat jawaban dari saudaranya Titi yang bekerja di PH dan memikirkan selama dua minggu, akhirnya Dini memberanikan diri untuk ikut.

Ini kesempatannya! Lagi pula projectnya salah satu project besar yang akan menghandle catering sekitar 250 orang per harinya untuk satu project sinetron yang sedang naik daun. Nilai yang sangat diharapkan oleh Dini. Dia pun membulatkan hatinya untuk datang ke lokasi test akan dilaksanakan.

Dan seharusnya Dini menyerahkan CV tapi karena bantuan dari orang dalam, yaitu saudaranya Titi, dia bisa ikut test penyisihan. Untuk datang ke tempat itu, Dini yang tidak punya uang dan tidak mau menggunakan uang Rio akhirnya menumpang motor Titi. Dia bersedia mengantar juga karena ingin memperkenalkan Dini dengan sepupunya agar di sana Dini tidak sendirian.

"Jangan gugup ya Mbak! Cuman masak saja seperti biasa dan nanti makanannya dihidangkan ke juri-jurinya."

"Baik, terima kasih Mas Dean infonya."

Dean, adalah sepupunya Titi. Dan selepas bicara dengan pria itu yang mengantarnya ke tempat test, Dini pun masuk bersiap mengikuti babak penyisihan. Di sana ada sekitar tiga puluh dua grup yang ikut serta. Mereka rata-rata terdiri dari dua sampai lima orang.

Dini tidak tahu kalau yang mengikuti penyisihan ini rata-rata pengusaha catering besar yang ada di Jakarta. Melihat lawannya, rasanya mustahil menang. Dini sebetulnya ciut juga nyalinya. Mereka semua berpengalaman tapi memikirkan tentang Anggia, dia, meski satu-satunya peserta yang datang individual, berusaha menampilkan yang terbaik.

Prinsip Dini, yang penting dia berusaha dulu, untuk hasilnya, dia akan menyerahkannya pada Tuhan.

"Dini Putri Lestari!" namanya dipanggil! Dini tersenyum haru karena dia masuk dalam enam belas besar dan di minta menyiapkan snack siang. Masing-masing peserta menyiapkan dua puluh snack.

Masih ada empat tes lagi hari itu. Dini semakin pede dan dia berusaha yang terbaik untuk tes selanjutnya.

"Dini Putri Lestari!" lagi-lagi jam sebelas, menjelang makan siang, namanya dipanggil dan dia lolos masuk ke dalam delapan besar. Dini diminta menyiapkan empat puluh porsi menu makan siang. Task yang sama seperti para peserta lainnya yang lolos

Dini merasa sangat bersyukur dan tingkat kepedeannya pun bertambah. Apalagi hanya dia satu-satunya peserta yang belum pernah mengikuti test untuk tender seperti ini. Meski Dini harus akui kalau ini lumayan menghabiskan tenaganya. Untung saja Dini sudah berlatih di kehidupan kerasnya selama beberapa bulan setelah berpisah dengan Satrio.

"Dini Putri Lestari!" dan kini, dirinya masuk ke dalam empat besar dan diminta untuk menyiapkan  enam puluh porsi snack sore. 

Meski lelah, siang menjelang sore itu Dini merasa sangat bersyukur sekali namanya kembali disebut. Dan kini, dua tahap lagi penuh pressure harus dilaluinya.

Mereka semua yang terbaik! Ah, Dini mulai meragu. Tapi lagi-lagi bayangan anaknya membuat dirinya berusaha keras untuk menyelesaikan tahap seperempat final ini.

"Dini Putri Lestari!" dan Dini sungguh tidak menyangka kalau dia akhirnya terpilih di dua nama finalis.

Ini sungguh keajaiban! Dirinya yang hanya seorang diri bisa sejauh ini melangkah! Hatinya merasa senang, meski lelah tak bisa dipungkiri.

Sewa Rahim MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang