BAB 10

1.7K 35 0
                                    

“Kita ketemu lagi cantik.”

Suara itu berasal dari dalam rumah Alexa, ketika dia akan memasukki rumahnya ternyata Erlangga baru saja ke luar dari rumah megah itu. Erlangga menarik pergelangan tangan Alexa dan membawanya menuju mobil Erlangga yang terparkir di halaman rumah Alexa. Sedangkan kedua orang tua Erlangga berada di dalam rumah Alexa sedang membahas kapan pertunangan Alexa dan Erlangga dilaksanakan bersama Eza dan Gita, tadi siang Gita sudah diperbolehkan oleh dokter untuk pulang.

Di dalam mobil hanya ada keheningan saja, Alexa yang menatap ke arah jalanan dengan wajah jengkel sedangkan Erlangga tak henti-hentinya menatap wajah cantik Alexa. Merasa dirinya ditatap terus-menerus oleh lelaki gila seperti Erlangga, tanpa sadar Alexa melayangkan satu pukulan di pipi Erlangga. Sehingga membuat Erlangga merasa kesakitan akibat pukulan itu, Erlangg merasa semakin ditantang untuk mendapatkan hati Alexa.

“Ngapain sih lo liatin gue terus? Suka ya lo sama gue?” tebak Alexa asal.

“Kalo emang iya kenapa?” Erlangga menaikkan satu alisnya. “Lo itu cantik, Lexa. Bibir lo, mata lo, hidung lo, gaya lo, perempuan yang sempurna,” lanjutnya dengan berbisik di telinga Alexa.

Alexa mendorong tubuh Erlangga agar menjauh dari dirinya, kemudian berucap, “Dasar iblis! Sekarang kasih tahu gue, ngapain lo sama keluarga lo dateng lagi ke rumah gue hah!?” teriaknya dengan dada naik turun akibat menahan emosi.

“Bahas pertunangan kita berdua, oh iya siap gak siap lo harus siap karena kita tunangan minggu depan,” jawab Erlangga dengan santainya.

Alexa terdiam, sepertinya memang dia harus menerima pertunangan itu untuk melupakan Vero. Kedua mata Alexa terpejam, sebenarnya Alexa juga belum siap jika teman-temannya nanti mengetahui bahwa dirinya dan Erlangga, sudah bertunangan. Apa lagi Erlangga dikenal sebagai mahasiswa yang sangat jahil dan sering bolos. Alexa mengusap wajahnya kasar lalu membuka kedua matanya perlahan.

“Gue mau terima pertunangan itu, asal ada satu syarat,” ucap Alexa dengan raut wajah serius.

Erlangga membuka sebuah permen karet lalu mengunyahnya dengan santai. “Apa itu?”

“Jangan sampai ada yang tahu satupun orang kampus kalo kita berdua udah tunangan, gue gak mau ya dicap sebagai cewe gatel. Terutama temen-temen gue, awas aja kalo mereka sampai tahu gue gak akan kasih lo ampun!” pesan Alexa.

“Gak mau, gue mau sombong sama orang kampus kalo lo itu tunangan gue, kenapa? Berani lo sama gue?” tantang Erlangga.

Jika bukan karena ingin melihat Gita tetap sehat seperti semula, Alexa tak sudi menerima perjodohan dan pertunangan itu. Sifat Erlangga benar-benar membuat Alexa pusing, Alexa menatap wajah Erlangga dengan tatapan memelas. Terdengar Erlangga tertawa pelan ketika Alexa menatap dirinya seperti itu. Wajah Alexa terlihat semakin gemas, pipinya ingin sekali Erlangga cubit tapi itu belum saatnya.

Alexa menyatukan kedua tangannya di depan dada, kemudian berucap, “Plis ya ganteng, jangan ada yang tahu kalo nanti kita udah tunangan? Gini deh, kalo lo bisa kabulin permintaan gue yang itu, gue juga bakal kabulin permintaan lo. Asalkan jangan aneh-aneh, gimana?” usulnya.

“Serius?” Erlangga menatap Alexa, mencari kejujuran di mata perempuan itu.

“Dua rius deh, gimana? Lo setuju ‘kan?” tanya Alexa dengan ekspresi wajahnya yang mulai terlihat bersemangat.

“Oke kalo gitu gue setuju, asalkan lo bisa penuhin permintaan gue yang ini. Gampang kok gak susah-susah, jauhin cowo-cowo yang ada di kampus karena gue bakal pantau lo diam-diam, gimana?” Erlangga menaikkan salah satu alisnya kembali. “Terutama Vero,” lanjutnya.

Sial, gue harus gimana?, batin Alexa.
















Tbc

Obsession Or Love [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang