“Oh jadi kalian pacaran, selamat ya.”
“Gak gitu, Re. Dengerin penjelasan gue dulu ya,” pinta Alexa dengan wajah memelas.
Wajah Renatta sudah mulai sembab karena dia menangis, air mata membanjiri wajah putihnya yang mulus sebab dia masih tidak menyangka Alexa berbuat setega itu kepadanya. Renatta sudah sangat percaya kepada Alexa, tapi Alexa memang tak tahu diri. Renatta menghapus air matanya secara kasar kemudian hendak meninggalkan rooftop. Dengan cepat Alexa mengejar Renatta dan menahan pergelangan tangan sahabatnya itu.
Langkah Renatta terhenti tapi perempuan berusia dua puluh tahun tersebut tak sudi untuk melihat wajah Alexa. Renatta tak akan sanggup melihat Alexa dan Erlangga yang selalu bersama-sama. Memang Alexa itu adalah perempuan pilihan kedua orang tua Erlangga, dan sebagai anak yang baik Erlangga pasti tidak mau menolak perjodohannya. Namun entah kenapa rasanya Renatta masih tak ikhlas jika perempuan pilihan kedua orang tua Erlangga adalah Alexa.
“Lepas, Lexa.” Renatta melepaskan pergelangan tangannya dari cekalan Alexa.
Alexa berdiri tepat di belakang Renatta. “Maaf, Re. Kalo dari awal gue tahu Erlangga itu pacar lo, gue pasti bakal tolak perjodohan itu. Lo juga tahu sendiri kan kalo gue masih ada rasa sama mantan terakhir gue, lo juga mungkin tahu dari Hera kalo gue suka sama Vero.”
“Ya gue tahu kok, Vero pacar sepupu lo sendiri bahkan lo sukain. Dasar haus cowo lo, Lexa. Udah ya makasih buat persahabatan kita selama di kampus, gue udah putusin bakal balik ke Amerika secepatnya,” ungkap Renatta.
Setelah mencurahkan semua isi hatinya, Renatta meninggalkan rooftop. Alexa berteriak sekencang-kencangnya ketika Renatta sudah pergi. Tangisnya pecah saat itu juga, Alexa marah, kesal dan ingin mencaci Erlangga karena lelaki itu dengan teganya mau menerima perjodohan yang dilakukan oleh Dio dan Hellen dan dengan seenak jidat menyudahi hubungannya dengan Renatta hanya agar bisa bertunangan dengan perempuan yang taka da apa-apanya seperti Alexa.
“Re! Tunggu gue bisa jelasin semuanya!” seru Alexa. “Re plis jangan balik ke Amerika lagi!” pintanya.
Erlangga menghampiri Alexa yang sedang berdiri memunggunginya, kemudian berucap, “Lexa, jangan marah sama aku. Ya aku tahu memang ini salah aku, gara-gara aku hubungan persahabatan kamu sama Renatta rusak. Tapi jujur aja aku emang udah gak ada rasa sama Renatta sebelum kita dijodohin,” paparnya.
“Bagus kalo lo tahu diri, lain kali harus jujur. Kasian Renatta, dia sering banget cerita tentang pacarnya sama gue, dan ternyata itu lo. Erlan, sorry gue butuh waktu buat sendiri,” ucap Alexa. “Gue minta biarin gue sendiri di sini, nanti kalo udah balik dateng ke sini lagi aja gue bakal tepatin permintan lo di chat semalam,” pintanya.
“Jangan lakuin yang aneh ya?” pesan Erlangga.
“Gak usah ngomong kayak gitu juga, gue bisa jaga diri,” ucap Alexa datar.
“Oke, jangan lama-lama ngambeknya Eka.” Kemudian, Erlangga meninggalkan Alexa di rooftop dan membiarkan perempuan itu menenangkan diri di sana.
Nama panggilan khusus dari Erlangga untuk Alexa, berhasil membuat Alexa teringat kembali dengan Ibunya yang sudah tiada. Dulu ketika masih berusia tiga tahun, Ibunya Alexa selalu memanggil Alexa dengan nama Eka, senyuman tipis terukir di wajah cantik Alexa. Hati Alexa yang semula kesal kepada Erlangga kini berubah menjadi gemas, Erlangga selalu tahu apa yang bisa membuat mood Alexa kembali naik seperti semula.
“Ih, kok gue malah senyum-senyum sendiri si? Enggak! Gue ga boleh baper, dia gak ada apa-apanya dibanding Vero dan mantan-mantan gue yang lain.” Alexa memukul-mukul kepalanya sendiri, menghilangkan bayangan wajah Erlangga dari pikirannya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Or Love [T A M A T]
Teen FictionErlangga, merupakan seorang lelaki yang memiliki sifat posesif serta keras kepala. Namun, jika dipikir kembali sifat Erlangga sudah lebih dari posesif, yaitu terobsesi. Alexa, merupakan gadis yang menjadi incaran Erlangga. Dengan kecantikan, sifat...