BAB 15

1.2K 29 0
                                    

Hari Sabtu ini adalah perayaan ulang tahun Hera, acara ulang tahun dimulai pukul empat sore. Alexa sudah siap dengan apa yang akan dipakainya sore nanti, sehingga pagi ini dia dapat memanfaatkan waktunya untuk olahraga. Alexa berolahraga bersama Devi, sepupunya. Mereka melakukan olahraga ringan saja yaitu berlari kecil, mereka berdua berolahraga hanya di sekitar komplek saja. Banyak orang yang berolahraga pagi juga seperti mereka berdua.

Setelah hampir satu jam mereka berolahraga, Devi mengajak Alexa untuk makan bubur mengisi perutnya yang di demo oleh para cacing karena sejak bangun tidur memang mereka berdua belum makan sama sekali. Devi memesan dua buah mangkuk bubur lalu membawanya menuju meja yang sudah ditempati oleh Alexa. Namun ketika sedang menunggu kedatangan bubur yang dipesannya, Devi kaget karena suara Vero tiba-tiba saja terdengar di pendengarannya.

Ternyata benar, Vero baru saja memesan bubur juga dan kini sedang berjalan menghampirinya. Dalam hati Devi merasa bersalah karena sudah membohongi Vero sedangkan Alexa masih tercengang, kaget. Ternyata kekasih Vero selama ini adalah Devi? Kenapa dunia ini sangat sempit? Sampai-sampai Alexa harus menyukai kekasih sepupunya sendiri. Alexa segera memakai maskernya kembali, kepalanya tertunduk dan wajahnya tertutupi rambut kecokelatannya.

“D-Dev gue duluan ya, nanti yang gue bungkus aja. Soalnya ada janji sama Erlan.” Tanpa menunggu waktu lama, Alexa langsung meninggalkan Devi dan Vero.

“Lah-lah, jangan tinggalin gue dong!” teriak Devi.

“Udah biarin, kamu sama aku aja. Sekarang aku mau tanya kamu ke mana aja? Tahu gak? Di kampus aku ada cewe yang suka sama aku tapi aku tolak dia karena apa? Karena aku masih nungguin kamu,” jelas Vero. “Kamu mau kan kayak dulu lagi sama aku? Sekarang aku mau fokus aja sama hubungan kita,” lanjutnya.

Devi mengembuskan napasnya perlahan. “Iya Ver, aku mau. Maafin aku juga ya, juju raku selama ini bohongin kamu karena aku gak suka sama sifat kamu yang deket sama banyak cewe. Tapi sekarang aku paham kok.”

“Oke, kalo gitu kita makan bubur bareng di sini ya. Nanti aku anter kamu pulang,” ajak Vero dan dibalas anggukan kepala oleh Devi.

Di saat Devi sedang bahagia karena bisa kembali berhubungan seperti dulu dengan Vero, berbeda dengan Alexa yang justru ketika tiba di rumah malah dimarahi habis-habisan oleh Eza, Ayahnya sebab ketahuan mendapat nilai ujian di bawah KKM. Eza menarik Alexa dan membawanya masuk ke gudang rumah, di sana Alexa dipukuli dan dilontari kata-kata kasar oleh Eza, sedangkan Gita tidak dapat berbuat apa-apa selain terdiam di kamar.

“Cukup, yah. Maaf, aku janji bakal belajar yang bener semester depan,” mohon Alexa dengan lirih.

Eza menggelengkan kepalanya cepat, kemudian berucap, “Gak! Sudah jadi perjanjian awal kalo kamu harus selalu dapat nilai bagus. Ayah kecewa, Lexa. Di mana muka ayah kalo kamu gak bisa jadi mahasiswi berprestasi?!?” bentaknya.

“I-iya y-yah maaf, aku mohon cukup yah …” Suara Alexa terdengar semakin melemas.

“Kamu itu memang sama kayak ibu kamu! Kerjaannya ingkar janji melulu! Gak pernah bisa pegang omongan! Ayah betul-betul kecewa sama kamu Lexa, argh!” teriak Eza dengan penuh rasa emosi.

“Cukup Eza!” Tiba-tiba saja Gita datang ke gudang, kemudian memeluk tubuh Alexa yang bergetar.

Gita mengusap kepala Alexa penuh kasih sayang, sikap Eza kepada Alexa terlalu kasar. Eza selalu menuntut Alexa untuk mendapat nilai bagus, padahal batas kemampuan otak setiap anak itu berbeda. Tidak perlu menjadi mahasiswi berprestasi, yang terpenting sekarang adalah sikap sopan dan santun. Tanpa rasa sopan tidak akan ada orang yang suka melihat sikap seseorang. Gita sudah tak kuat lagi mendengar permintaan ampun Alexa kepada Eza.

“Bu, tapi aku kecewa sama anak aku bu. Dia menyembunyikan hasil ulangannya yang jelek supaya gak ketahuan aku,” adu Eza.

Gita menatap Eza tajam. “Wajar Lexa melakukan itu karena dia takut kamu menyiksanya seperti ini. Kurang puas kamu menyiksa Lexa ketika masa sekolah dia? Sekarang Lexa sudah besar, pasti dia tahu bagaimana caranya untuk mendapat nilai bagus lagi.”

“Argh!” Eza mengacak rambutnya kasar, lalu ke luar dari gudang dan memilih untuk menenangkan diri di taman belakang rumahnya.

“Dengar ya Eza! Ibu akan mempercepat pernikahan Lexa dan Erlan, dia lebih aman bersama Erlan!” peringat Gita, dan itu sangat terdengar jelas di pendengaran Eza.














Tbc

Obsession Or Love [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang