Hati Erlangga kembali dibuat panas ketika melihat Alexa tengah mengobrol berdua bersama seorang lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Vero, mereka berdua ditugaskan untuk menyusun acara ulang tahun Universitas mereka minggu depan. Jika bukan untuk mengerjakan tugas dari dosen, Alexa sudah tak mau lagi berhubungan dengan Vero. Erlangga melihat Alexa dan Vero baru saja ke luar dari ruang rapat.
Erlangga sudah berusaha untuk sabar tapi tak bisa, akhirnya Erlangga memutuskan untuk menghampiri Vero dan tanpa basa-basi terlebih dahulu dia langsung melayangkan satu pukulan yang cukup keras di pipi kiri Vero. Napas Erlangga terengah-engah dan sorot matanya sangat tajam menatap Vero. Fathan, Made dan Asep ketiga teman Erlangga yang kebetulan sedang duduk tak jauh dari posisi Erlangga bertengkar dengan Vero, segera berlari untuk melerai sahabatnya itu.
“Lo? Ada apa? Tiba-tiba pukul gue aja, gue ada salah apa sama lo?” tanya Vero, gaya bicaranya masih tetap santai. Dan itu yang membuat Alexa semakin kagum kepadanya.
“Bacot, gak usah pura-pura gak tahu. Alexa itu calon tunangan gue, jadi lo jangan deket-deket sama dia!” peringat Erlangga.
Alexa merentangkan kedua tangannya, untuk memisahkan Erlangga dan Vero. Lalu dia menatap Erlangga dengan tatapan penuh amarah. “Harus berapa kali gue bilang, kita gak ada hubungan apa-apa. Lo gak ada hak larang gue deket sama cowo lain, gue bebas deket sama siapa aja. Lagi pula Vero itu pacarnya sepupu gue, Elang!”
“Dengerin tuh, gue juga gak ada rasa sama Lexa.” Vero menatap lurus ke arah depannya.
Kedua tangan Erlangga terkepal kuat, lalu dia memberikan satu pukulan lagi di wajah Vero. Tepatnya di pipi kanan Vero, tak tinggal diam Vero membalas juga pukulan Erlangga dengan memberikan beberapa pukulan di pipi kanan dan kiri Erlangga. Seketika suasana di lapangan kampus ramai, banyak orang menyaksikan keributan Erlangga bersama Vero, sebagian ada juga yang cepat-cepat melerai agar tidak ketahuan dosen.
“Sabar, Erlan. Jangan buat masalah, lo mau dikeluarin dari kampus? Enggak ‘kan?” nasehat Made.
“Tahu tuh, ayo ikut gue ke mobil. Luka di sudut bibir lo harus diobatin!” ajak Asep.
“Biar gue aja.” Alexa menarik lengan Erlangga dan membawanya menuju mobil Erlangga.
Di dalam mobil, Alexa mengobati luka yang ada di wajah Erlangga dengan telaten. Tapi perasaannya masih kesal karena hari ini Erlangga sudah membuatnya kesal dua kali. Tanpa sadar Alexa tak sengaja mengobati luka yang ada di wajah Erlangga namun dengan menekan lukanya itu sehingga Erlangga merasa kesakitan dan meringis. Alexa memasukkan kembali kotak obat yang selalu dibawanya ke dalam tas.
Alexa memejamkan kedua matanya sebentar kemudian membukanya kembali. “Kapan sih Lang, lo mau jadi anak baik? Vero itu gak ada apa-apa sama gue, jadi lo gak perlu cemburu.”
“Sejak kapan nama gue jadi Elang?” tanya Erlangga dengan intonasi bicara datarnya.
“Gak usah alihin pembicaraan bisa gak sih? Itu nama panggilan khusus buat lo dari gue karena sifat lo bener-bener nyebelin, galak, nakutin kayak burung elang.” Alexa mengembuskan napasnya kasar. “Lo hari ini udah buat gue kesel dua kali, mau sampai kapan buat ulah terus? Gue sama Vero tadi karena emang kita bakal jadi panitia di acara ulang tahun Universitas nanti. Plis bisa ngertiin gue sedikit ‘kan?” lanjutnya.
“Gak bisa, aku gak suka ada cowo yang deket sama kamu, Eka!” tegas Erlangga.
“Loh? Sejak kapan nama gue jadi Eka?” tanya Alexa dengan kening yang dikerutkan.
Erlangga mengangkat kedua bahunya, kemudian berucap, “Sejak hari ini, itu nama panggilan khusus dari aku buat kamu. Lebih tepatnya nama panggilan kesayangan dari Elang buat Eka,” godanya.
“Ah! Curang lo curang!” ucap Alexa dengan kesal, sial Alexa mulai baper.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Or Love [T A M A T]
Teen FictionErlangga, merupakan seorang lelaki yang memiliki sifat posesif serta keras kepala. Namun, jika dipikir kembali sifat Erlangga sudah lebih dari posesif, yaitu terobsesi. Alexa, merupakan gadis yang menjadi incaran Erlangga. Dengan kecantikan, sifat...