3. Riku dan dua anak manis

960 120 46
                                    

Vote and komen yaaaaaaaa

‼️Typo

***

"Oh kau yang kemarin menyebutkan nama Jung Taeyong bukan?" Orang itu menghampiri yushi yang sedang berjalan, yushi pun berhenti saat ada yang ingin berbicara dengannya.

"Riku? Sedang apa kau disini? Bukan kah ini masih jam kerja" heran yushi, pantas saja saat digedung tadi yushi tidak melihat pria ini.

"Aku sedang mengambil cuti untuk tiga hari kedepan, lalu apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau akan pergi ke gedung itu? Atau kau sudah kesana?"

"Ah begitu rupannya, lupa kan itu aku harus pulang" dia kembali berjalan tanpa memperdulikan Riku yang mengikutinya.

"Wow kau jalan begitu cepat, apa yang terjadi? apa kau ditolak? Memangnya berapa umur mu?" Tebak Riku, Riku me-sejajarkan langkahnya dengan langkah cepat yushi.

"Aku 20 tahun" sahutnya singkat.

"Pantas saja.. kau masih terlalu kecil untuk bekerja" yushi menghentikan langkahnya dan menatap Riku bingung.

"Memangnya umur mu berapa?" Tanya yushi penasaran, sepertinya umur mereka tidak terpaut jauh.

"Aku 21" yushi dengan refleks memukul lengan Riku pelan.

"Kita hanya berbeda satu tahun, kenapa kau diterima sedangkan aku tidak?" Bingung yushi.

"Makanya pake orang dalem" jawabnya enteng, Riku mengelus lengannya yang tadi dipukul pelan oleh yushi.

"Tadi udah, istrinya yang punya gedung lagi orang dalemnya" sahut yushi.

"Lalu? Kok bisa ditolak?"

"Aku di interview langsung oleh direktur nya" jawabnya lesu. Mereka berjalan layaknya satu tujuan.

"Oalah, pantes aja.. direktur langsung.." gumam Riku.

"Begini aja deh, menikah lah denganku. Akan ku- OH WOW!! TENANG AKU HANYA BERCANDA"

Riku melotot seketika saat ditatap tajam oleh yushi, jatungnya hampir copot saat dirinya melihat raut kesal bocah itu. Ia mengangkat kedua tangannya sebatas dada.

"Maaf, maaf.. aku bercanda.. jika begitu dimana rumahmu? Boleh kah aku berkunjung?"

"Orang ini sangat menyebalkan"

"Sampai kapan kau terus mengikuti ku?" Tanyanya judes.

"Mungkin Sampai rumahmu? Bolehkan?"

"Berhenti sampai sini, jangan mengikuti ku lagi atau aku akan teriak" ancam yushi.

Riku tersenyum remeh "memangnya kau bisa berteriak? Suaramu saja sangat kecil" ledeknya.

"Jangan meremehkan suara ku! Pergi atau aku teriak" yushi mulai berhitung, hingga dihitungan ke tiga Riku dibuat panik saat yushi benar-benar akan berteriak.

"AHH OKE OKE! AKU PERGI" ujarnya panik, Riku pun berjalan lebih dulu meninggalkan yushi dibelakang yang masih kesal.

"Dasar manusia pengganggu"


"Aku pulang.."

Seperti biasa, setiap yushi pulang dia selalu disambut dengan sebuah pelukan hangat dari kedua adiknya. Tak lupa yushi yang juga membalas pelukan itu.

Ah~ rasanya bebannya terangkat semua, bahunya terasa lebih ringan dari sebelumnya, ini semua berkat kedua adik manisnya yang selalu memberikan sebuah pelukan saat dirinya pulang.

"Bagaimana mana kak? Apa diterima?" Tanya si bungsu, yushi hanya tersenyum tipis.

"Kita bicarakan ini nanti ya? Aku mau mandi dulu hari ini sangat panas, oh iya kalian kenapa masih dirumah?"

Ini harusnya sudah masuk jam belajar, tapi kenapa kedua adiknya ini masih dirumah? Apa yushi lupa membayar uang bulanan mereka? Sehingga mereka harus dipulangkan? Sepertinya memang iya, yushi lupa membayarnya atau ada masalah yang lain?.

"Disekolah kami, semua guru sedang mengadakan rapat jadi murid-murid dipulangkan lebih awal, jangan berpikir yang tidak-tidak ya kak.."

"Ah ku pikir kalian dipulangkan karena aku lupa membayar uang bulanan kalian.. maaf aku melupakan itu" sesal yushi

Kedua adiknya menggeleng cepat, "tidak-tidak, guru bilang tidak apa-apa jika kami belum mampu membayarnya, tapi sepertinya ucapan itu hanya bertahan sampai ulangan akhir semester tiba.."

"Tenang saja, aku masih punya tabungan. Kita masih mampu"

"Maafkan kami, kami selalu merepotkan kakak.." yushi tersenyum simpul, ia menarik kedua adiknya untuk kembali masuk kedalam pelukannya.

"Ku mohon berhenti mengatakan bahwa kalian merepotkan untukku, kalian sangat berharga untukku tidak merepotkan sama sekali.." air matanya jatuh tanpa diminta, begitu juga dengan adik-adiknya.

"Jangan menangis.."

"Tapi kakak lebih dulu yang menangis" si bungsu mengusap air mata kakaknya. Ia kecup pipi kakak dengan sayang.

Si anak tengah juga melakukan hal yang sama, seperti si bungsu. Yushi tertawa kecil.

"Sudah.. sebaiknya kalian membiarkan ku pergi untuk membersihkan diri, setelah itu kita siapkan makan siang bersama, bagaimana?" Dua bocah itu mengangguk semangat.

"Aku akan membersihkan diri sebentar, kalian tunggu didapur ya" yushi beranjak pergi meninggalkan adiknya yang masih diam, Mereka mengamati yushi.

"Kak.. bagaimana jika kak yushi marah saat mengetahui bahwa kita juga bekerja?" Bisik si bungsu.

"Sakuya, jangan berbicara tentang pekerjaan dirumah, sudah pasti kak yushi akan marah pada kita" jawabnya pelan.

Mereka berjalan kearah dapur sambil berbicara dengan berbisik agar yushi tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Berapa uang mu yang sudah terkumpul?"

Sakuya mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan dan receh dengan total 50 ribu, hal itu juga dilakukan oleh si anak tengah, dia mengeluarkan uang receh berjumlah 78 ribu dari sakunya.

"Tidak cukup.."

"Simpan saja untuk uang makan, kak yushi bilang dia akan membayarnya besok.." sakuya menghela nafasnya.

"Cepat sembuyikan! Kak yushi datang"

Mereka buru-buru merapihkan uang yang bertebaran diatas meja dapur, dan menetralkan raut wajahnya seperti awal saat yushi tiba didapur.

"Eoh? Tadi bukannya kakak bilang mau mandi? Kenapa cepat sekali?" Tanya sakuya

"Tidak jadi, badanku masih wangi lagi pula kita harus menghemat air bukan?"

Mereka berdua mengangguk, dan yushi mulai menyiapkan bahan-bahan untuk makan siang, dibantu oleh kedua adiknya.

25 menit kemudian makanan telah siap, mereka duduk ditempatnya masing-masing. Makan siang pun dimulai, agar tidak terlalu sepi yushi mengajak adiknya untuk berbicara yang ringan-ringan tentang keseharian adiknya.

"Ah aku lupa, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian.. tapi aku akan berbicara saat makan siang telah selesai." Ucapnya

"Apa itu penting?" Rasa penasaran sakuya sangatlah tinggi.

"Ku rasa iya.. jadi aku akan membahasnya nanti saja" mereka pun mengangguk kecil dan melanjutkan makannya dengan pelan.


Riku dan dua anak manis selesai


Masih mau lanjut? / Udahan?

Maze [ Yusion ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang