20. cantik?

683 68 36
                                    

‼️ Typo, ngawur.

Vote and komen 😠

Sion menatap kosong pada orang yang masih berpelukan, Kairo berusaha menyadarkan Sion dari lamunannya.

Ia merasakan dadanya sesak, ia menatap kedua orang itu dalam diam.

"Sion. Sadarlah bodoh!" Sentak Kairo dengan suara pelan, Kairo ikut menatapnya prihatin.

Orang itu menangkup wajah manis istrinya dan mengecup pipinya dengan lembut kemudian menatapnya.

"Katakan padaku, apa yang terjadi?" Ujarnya penuh kelembutan, Sion dan Kairo hanya menjadi penonton dibelakangnya.

"Aku.. aku melihat sakuya! D-dia berlari kearah pemakaman.. kumohon.. biarkan aku keluar.. ku mohon.. a-adikku hidup..ku mohon.." ujarnya lirih, Sion menatapnya. Ia yakin bahwa itu adalah yushi.

"Tidak boleh! Kau tidak boleh keluar. Kau istri ku. Sakuya sudah mati." Marah orang itu tiba-tiba, elusan yang lembut diganti dengan Cengkraman yang cukup kuat dipipinya.

"Sialan." Sion buru-buru menarik orang itu hingga tersungkur dan Kairo berlari cepat lalu memeluk yushi untuk memberikan rasa aman pada pemuda itu.

"JANGAN SENTUH ISTRI KU SIALAN!" baru hendak memukul Kairo yang tengah melindungi istri orang itu, Sion langsung menahannya dan kembali mendorong pria itu hingga terjatuh.

"AKU BUKAN ISTRI MU!!" jawabnya dengan nada yang sedikit bergetar, ia menatap orang itu tajam sedikit keberanian karena dia sedang dilindungi, ia menatap penuh amarah pada orang itu membuat Sion tersenyum kecil dan Kairo sedang dilanda kebingungan.

"Aku tidak mau menikah dengan orang yang pemarah seperti mu! Aku tidak mau! Kau laki-laki brengsek!"

"JAGA UCAPANMU YUSHI! KAU ISTRIKU. KAU MILIKKU!" darah Sion merasa direbus dengan api besar, ia memukul orang itu beberapa kali hingga tidak memberikan kesempatan untuk pria itu melawannya.

"SION BERHENTI! kau akan membunuhnya!" Omel Kairo yang melihat orang itu sudah tidak berdaya, Sion menghentikan pukulannya ia menatap lawannya yang sudah parah.

"Jika dia mati aku akan menguburnya." Jawab Sion dengan nada yang cukup berbeda, Kairo membisikkan sesuatu pada yushi, membuat pemuda polos itu menatapnya bingung.

Dia sedang menangis, tapi tangisnya harus ditunda karena Kairo menyuruhnya melakukan sesuatu.

"K-kau yakin itu berhasil..?" Tanya yushi takut, ia mengusap air matanya dan berdiri dengan rasa takut, Kairo mengangguk cepat.

"Percaya padaku. Dia akan menurut padamu" yushi meneguk air liur nya sendiri dan berjalan takut kearah Sion yang sedang berusaha meredakan emosi nya.

Yushi kembali menatap Kairo, dan pemuda yang mirip dengannya itu hanya mengangguk. Ia meremas ujung bajunya untuk menghilangkan rasa gugup dan takutnya saat dia berada dibelakang Sion.

"S-sion..?"

Yang dipanggil tersentak pelan dan segera berbalik, ia menatap pemuda yang lebih pendek darinya.

"A-aku.. m-maksudku.. kamu tidak a-apa-apa?" Ujarnya menunduk tanpa mau menatap lawan bicaranya. Kairo menepuk dahinya, bukan itu yang dia maksud.

Merasa sedang melakukan kesalahan, yushi kembali menoleh kearah Kairo dan Sion pun ikut menatap Kairo dengan tajam.

Kairo berpura-pura tidak melihatnya, ia berjalan keluar sambil bersiul pelan dan meninggalkan mereka berdua dirumah gubuk itu.

_

"Sakuya? Kau mencari makam siapa?" Si pemilik nama menoleh kearah belakangnya dan ia terdiam sejenak, detik berikutnya dia berlari kecil dan segera memeluk pemuda itu.

"Hey? Kau kenapa? Kau datang sendiri?" Sakuya menggeleng kecil, ia membenamkan wajahnya di dada si pemuda itu.

"Ku pikir kau mati" ucap sakuya penuh dengan kerinduan dalam suaranya, pemuda itu membalas pelukannya ia mengelus kepala yang lebih muda sambil terkekeh kecil.

"Tenang saja aku selamat kok, jika aku mati kau tidak akan menikah nanti. Aku kasian padamu" ledek pemuda itu, ia menangkup wajah sakuya dan mendongakkannya agar sakuya menatapnya.

"Ku ulangi lagi pertanyaan ku, kau datang sendiri? Atau bersama orang lain?"

"Aku datang dengan kedua kakak ku dari kota" pemuda itu mengerutkan keningnya, ia mengelus pipi lembut milik sakuya dan sakuya memejamkan matanya untuk menikmati elusan halus pemuda itu.

"Kakakmu? Dari kota? Sebenarnya kakakmu ada berapa cantik?"

"Sebenarnya aku juga bingung.. karena kak yushi belum menjelaskan semuanya.. jadi kupikir kakak ku ada empat" mata cantik sakuya terbuka dan menatap yang lebih tua dengan pandangan polosnya.

"Kau sudah bertemu dengan kak yushi? Tinggal dimana dia sekarang?" Tatapan polos itu berubah menjadi tatapan sendu, perubahan ekspresi itu membuat yang lebih tua tersenyum kecil ia kembali mengusap pipi gembil sakuya dengan ibu jarinya perlahan.

"Aku tidak tau kak yushi dimana... Aku datang ke desa ini untuk mencarinya tapi sepertinya desa ini benar-benar sudah tidak berpenghuni" ujarnya sedih, ia menatap yang lebih tua dengan pandangan berkaca-kaca.

"Aw.. kau manis sekali jika seperti ini, jangan sedih.. kemungkinan besar kakakmu selamat karena.. seingatku anak kepala desa menyelamatkannya.."

"Ayo kita cari, tapi aku mau bertemu dengan makam kakek ku dulu ya?" Sakuya mengangguk, ia sedikit merasa kecewa pada pemuda itu yang melepaskan tangannya dari pipinya.

"Okay.." pemuda itu mengusap kepala sakuya dengan gemas, membuat sakuya semakin cemberut.

_

Cantik? Selesai

Met malem moga bantalmu dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Met malem moga bantalmu dingin.

Eh btw kasih saran plis🧎🏻aq pen bikin au tapi masih bingung ngahaha. Buat part berikutnya siap-siap muak ya🥰 wkwk

Jan lupa vote.

Maze [ Yusion ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang