⚠️typo, ngawur.
Kairo berjalan-jalan untuk meringankan beban pikirannya, langkahnya terhenti ia tolah-toleh mencari keberadaan seseorang namun keadaan sangat sepi, mungkin Karena udara yang dingin dan sudah malam. Orang-orang tidak melewati jalanan ini.
Tatapan matanya terpaku pada pemuda yang duduk ditepi sungai, ia pun berniat untuk menghampirinya.
"Kau sedang menenangkan pikiran mu dari apa?" Tanya Kairo membuka pembicaraan lebih dulu, tanpa menundukkan pandangan untuk melihat bocah itu, yang ditanya tersentak pelan saat ada yang menghampiri nya.
Ia mendongak, tubuhnya menegang seketika dan tangannya bergetar. Ia bangun secara perlahan menatap Kairo dengan pandangan terkejut.
Kairo ikut menatap nya dengan rasa terkejut, mereka bertatapan muka beberapa saat, setelah sadar Kairo buru-buru menarik pemuda itu masuk kedalam pelukannya tangannya menangkup wajahnya.
"Kau... Kemana saja kau hah?! Dimana kakak-kakak mu yang bodoh itu?!!" Ujarnya sedikit emosi, pemuda itu menutup matanya dan menangis.
"Kau tidak berubah... Aku mengenalimu.. katakan dimana yushi dan jaehee.. katakan padaku.." lirih Kairo sambil menatap lembut bocah yang masih menangis itu.
"Kak Kairo.. kak yushi dan kak jaehee.... Mereka.." ia menahan rasa sesak yang menjalar didadanya, Kairo kembali merengkuh tubuh yang gemetar itu.
"Mereka kenapa sakuya.. katakan padaku mereka kenapa.. kalian kenapa.." tanya Kairo penuh kasih sayang, ini pertama kalinya ia bersikap seperti ini.
Sakuya tidak menjawab ia malah semakin menangis membuat rasa sesak didada Kairo semakin menjadi, 5 tahun tidak bertemu ia masih mengingat wajah anak manis ini meskipun dulu ia hanya melihatnya hanya sekilas. Namun karena itu lah ia mengingat sakuya.
Sakuya meremas ujung kemeja yang dikenakan pemuda itu hingga kusut, tangisnya semakin besar. Ia senang setidaknya ada yang mengenalinya disini, dikota yang pernah ia tinggali dulu.
_
"Sakuya makanan sudah siap, kau harus makan agar tubuhmu tidak seperti ini.. kau terlihat jelek" ejek Kairo.
Kairo memutuskan untuk membawa sakuya pulang ke apartemennya, besok pagi ia akan memberi tau Sion jika sakuya sudah ditemukan.
"Kakak juga jelek, matanya kayak panda!" Balas sakuya, Kairo tertawa dia tidak merasa kesal dengan ejekan tersebut.
"Cepat makan, lalu pergi tidur okay? Besok pagi aku akan mencoba mencari yushi dan jaehee." Ujar Kairo, sakuya menurut ia mulai memakan makanan yang dimasak oleh Kairo.
"Enak? Oh iya apa bajunya nyaman untukmu? Tidak terlalu besarkan?" Tanya Kairo, ah dia jadi lebih hidup saat sedikit cahaya yang ia cari telah ditemukan.
"Enak tapi sedikit asin.. tapi ga apa-apa ini enak kok, terus bajunya.. ini pas dibadanku" Kairo menghela nafasnya lega saat sakuya selesai memberi tanggapan.
"Sepertinya aku melamun saat memasukkan garam nya.. ya sudah setidaknya itu bisa dimakan" sakuya mengangguk.
Setelah selesai makan, sakuya tertidur dikamar milik Kairo sedangkan pemilik kamar menatapnya dalam diam.
"Apa yang kalian alami.. dimana adikku.." lirihnya pelan, ia mengusap kepala sakuya dengan lembut dan tatapan yang siapapun tidak akan pernah melihatnya.
Kairo bangkit dan keluar dari kamarnya, membiarkan sakuya beristirahat dengan nyaman, ia mendudukkan dirinya disofa dengan nyaman lalu ia membuka ponsel nya.
"Aku akan memberi tau nya sekarang saja.." ia menelepon nomor Sion dan beberapa menit kemudian telepon itu tersambung.
"Oh tuan arogan apa kau lapar sampai kau mengganggu tidurku?" Sapaan yang tidak sopan itu membuat Kairo mendengus kecil.
"Masa bodo jika aku mengganggu tidur mu, aku menemukan sakuya"
Hening untuk beberapa saat, hingga akhirnya seperti suara barang-barang berjatuhan terdengar dari sebrang sana.
"Kau bermimpi ya Kairo? Lebih baik kau tidur saja, kau mengkhayal sepertinya"
Kini Kairo yang terdiam, ia kembali kekamarnya dengan berlari, memastikan bahwa sakuya benar-benar ada didalam kamarnya.
"Tidak bodoh! Dia ada di kamarku sekarang" bisiknya dengan ketus.
"... Aku kesana!"
Telepon itu dimatikan sepihak oleh Sion, Kairo menghela nafas, ia berjalan dan duduk ditepi kasur sambil memandang sakuya penuh rasa sayang.
20 menit kemudian Sion telah tiba di apartemen milik Kairo, ia buru-buru masuk kedalam dengan tak sopan. Melihat ruang tengah kosong ia berlari kekamar si pemilik apartemen, ia menemukan Kairo yang duduk ditepi kasur sambil mengelus kepala anak yang sedang tertidur pulas.
"Kairo.." yang dipanggil tersentak pelan, ia menoleh kearah Sion yang berjalan mendekat kearah kasur.
Tatapan Sion benar-benar terpaku pada pemuda berkulit putih itu, ia terdiam pikirannya mendadak kosong.
"Sion.. aku menemukan sakuya.." Sion menoleh kearah Kairo yang juga duduk dengan lesu.
"Bagaimana? M-maksudku bagaimana mana kau menemukannya? Dimana kau bertemu dengannya?"
"Aku bertemu dengannya di tepi sungai" Sion mengerutkan keningnya, ia mengulang perkataan Kairo.
"Ditepi sungai? Kapan?"
"Sekitar jam sepuluh lewat" jawab Kairo.
"Tadi sore aku melintas dijalan itu.. aku juga melihat orang duduk ditepi sungai.. apa? Itu dia..?" Ia mengecilkan suara diakhir kalimatnya.
"Kau melewati nya begitu saja? dari kau pulang, dia sudah disana?" Sion menggeleng ragu.
"Aku tidak yakin.. tapi kurasa iya, itu dia."
"Dia sendirian Sion.."
Deg!
"A-apa maksud mu dia sendirian?" Sion menatap Kairo ia menunggu bocah itu menjawab, rasa ngantuknya sudah benar-benar lenyap seketika.
_
Tiga orang yang kehilangan arah selesai
Nahahahahah kasian.. vote komen 👿🫵🏻 nanti guwe kasi hepien.. btw biar ga tegang-tegang amat.. baca cerita yusion ku yang baru netes aja🫢 yang itu udah pasti hepi end kok🥹🤏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Maze [ Yusion ]
Short StoryNiat cari kerja kok malah dapat jodoh? BXB S: 1 juni 2024 F: -