18. cocok menjadi pasien

599 81 65
                                    

⚠️ typo, ngawur.

Kairo membuka matanya perlahan, ia meregangkan otot-otot tubuhnya entah bagaimana mereka bisa tertidur disofa.

"Oi Sion! Bangun!" Kairo dengan tak sopan melemparkan bantal sofa kearah Sion yang sedang tertidur pulas tak jauh dari tempatnya.

Sion terlonjak kaget saat sebuah bantal mendarat diwajahnya, ia mendengus kecil saat mengetahui pelaku yang melempar bantal itu. Sion kembali melempar nya dengan kesal.

"Tidak sopan! Kau sangat menjengkelkan kairo"

"Terserah, aku akan memeriksa sakuya sebentar-" Kairo menghentikan ucapan saat mendengar suara dari dapur.

"Kau dengar itu Sion?" Sion mengangguk, mereka berdua melangkah kakinya untuk pergi kedapur.

"Oh kau sudah bangun sakuya?"

"Sedang masak apa?"

Tanya keduanya bersamaan, sakuya terlonjak kaget saat melihat dua orang itu tiba dimeja makan.

Sakuya tersenyum canggung, ia takut Kairo marah karena dia menggunakan dapurnya tanpa izin.

"A-aku masak nasi goreng.." Kairo mengangguk sedangkan Sion menatap sakuya dalam diam.

"S-sakuya..? Kau benar-benar sakuya..?" Tanya Sion dengan ragu, sakuya menatap sion kaget dan tubuhnya mendadak menegang seketika.

"Kak Sion..?" Mata Sion berkaca-kaca saat sakuya mengingat nya, ia buru-buru menarik sakuya untuk masuk kedalam pelukannya.

Kairo mengambil spatula yang dipegang sakuya, ia menggantikan sakuya memasak dan membiarkan dia anak itu melepaskan rindunya masing-masing.

"Pergi dari dapur, nanti kau akan menyenggol beberapa barang ku disini" ujar kairo sedikit ketus, namun itu hanyalah candaan yang biasa ia keluarkan untuk Sion, ketika pemuda itu masuk kedapur nya.

Sion segera membawa sakuya keruang tengah, ia memeluk sakuya dengan erat. Sion memberikan beberapa ciuman tipis di pelipis sakuya dan membiarkan sakuya terus terisak dalam pelukannya.

"Kau kemana saja? Dimana kakakmu?" Tanya Sion lirih.

"Aku pergi lalu tersesat di hutan.. lalu ada... kejadian menyeramkan.. aku kehilangan mereka.. aku kehilangan keluargakuu kak Sion.." tubuh Sion menegakkan, ia menangkup wajah sakuya dan menatapnya takut.

"Tolong ucapkan dengan jelas.. aku butuh penjelasan mu.. katakan jika kalian baik-baik saja.." sakuya menggeleng kecil, ia menatap mata Sion. Air matanya terus mengalir mengingat betapa menyeramkannya masa-masa itu.

"Aku tidak baik-baik saja.." jawabnya lirih diselingi Isak tangisnya. Tubuh Sion melemah ia menatap sakuya tak percaya dengan apa yang dia dengar. Bukan ini yang ingin Sion dengar dari sakuya..bukan ini. Ini pasti hanya mimpi..

Sion menampar pipinya sendiri berkali-kali, sakuya semakin menangis dan Kairo yang baru saja selesai dari dapur ia menghampiri mereka berdua yang sedang.. satunya menangis sedangkan yang satunya sedang memukul dirinya sendiri.

Ia menarik sakuya untuk masuk kedalam pelukannya dan menatap Sion datar, tangannya mengusap kepala sakuya ia berusaha menenangkan anak manis dipelukannya.

"Kau butuh bantuan untuk menyakiti dirimu sendiri? Jika iya, aku akan membantu memukulmu" Tawar Kairo datar, Sion menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.

"Kairo.. katakan padaku bahwa ini hanya mimpi.." dengan entengnya Kairo mengambil bantal sofa dan melemparkannya di arah Sion.

"Ck. Tidur saja sana jika kau ingin bermimpi!" Kesal Kairo pada Sion, ia menangkap bantal itu dan memeluknya.

"Ini hanya bunga mimpi.. haha iya ini mimpiku Kairo.." sakuya menghentikan tangisannya dan menoleh kearah Sion yang mulai tertawa kecil, ia kembali menatap Kairo khawatir.

"Tidak apa-apa, dia memang agak gila sejak kalian pergi.. itu sebabnya dia gagal menjadi dokter, karena dia lebih cocok jadi pasien nya"

"Kak Sion baik-baik saja..?" Tanya sakuya khawatir, ia mendekat kearah Sion.

"Sakuya.. katakan padaku bahwa kau dan kedua kakakmu baik-baik saja.. katakan iya, tolong.." lirih Sion. Sakuya menoleh kearah Kairo dan Kairo mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Kami baik-baik..saja" jawab sakuya dengan suara kecil.

_

"Kau cantik sekali hari ini.."

"Berhenti mengikuti ku. Kau mengganggu jam kerjaku!" Bentak barista manis dengan kesal saat seorang pemuda terus-menerus mengganggu nya.

"Ey~ galak sekali. Kau mengingatkanku pada seseorang, wajah kesalmu mirip dengannya" jawab si pemuda itu.

"Siapa?"

"Temanku mengenalnya.. kalau tidak salah ingat namanya yushi.." barista itu terdiam sejenak, kemudian ia bertanya.

"Temanmu? Mengenalnya? Bagaimana wajahnya?" Tanyanya penasaran.

"Eh? Kau tertarik pada topik ini? Hmm.."

"Ck. Katakan saja!" Jawabnya kesal, pemuda itu tertawa kecil melihat wajah kesal si barista manis itu.

"Hmm wajahnya manis, lucu, menggemaskan tapi dia sangat galak seperti mu, aku pernah mencoba mendekati nya tapi aku ditolak mentah-mentah olehnya"

"Kau memang harus ditolak"

"Huh? Kenapa? Padahal aku cukup tampan, keren dan kaya raya" jawabnya dengan percaya diri.

"Eh? Kemana perginya Manusia manis itu?"

Ia tolah-toleh ternyata ia berbicara sendiri, barista itu meninggalkannya.

"Ya Riku.. untuk kesekian kalinya~ kenapa orang tampan seperti ku selalu gagal untuk mendapatkan cinta dari orang-orang manis seperti nya..?"

_

Cocok menjadi pasien selesai

Lucu banget fotonya🥹🤏🏻 btw met malming kalean~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu banget fotonya🥹🤏🏻 btw met malming kalean~

Jangan lupa vote.

Maze [ Yusion ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang