9. 2Bungsu berbicara

479 76 64
                                    


‼️ Manusia typo apdet🫰🏻

🫵🏻Tolong vote nih cerita sama komen😠

***

Diperjalanan pulang, sakuya tak sengaja melihat seseorang yang tak asing baginya didalam toko es krim saat mobil sedang berhenti di lampu merah. Sion menatap kearah sakuya yang hanya diam menatap kearah luar, ia pun mencari tau apa yang sedang ditatap anak itu.

Tanpa kata saat lampu berganti hijau, Sion membelokkan mobilnya kearah toko yang sedari tadi ditatap sakuya, sakuya memiringkan kepalanya ia menatap Sion dengan bingung saat mobil yang ia tumpangi sudah terparkir sempurna didepan toko.

"Ayo turun, kau ingin itu kan?" Ajak Sion, ia membuka pintu mobilnya. Walaupun sedikit bingung ia tetap menurut pada Sion.

"Kenapa diam saja? Ayo masuk" Sion menarik adiknya untuk masuk kedalam toko.

"Kau ingin rasa apa?" Tanya Sion.

"Aku tidak ingin eskrim.." Sion mengerutkan keningnya, apa tadi katanya? Tidak ingin eskrim?

"Tidak ingin?" Ulang Sion, sakuya menganggukkan kepala nya.

"Bukannya tadi kau terus menatap toko ini?" Sakuya menggeleng, lalu matanya mengedar mencari seseorang yang tadi ia tatap.

"Aku menatap mereka bukan es krim" ujar sakuya sambil menatap orang itu, Sion pun mengikuti arah pandang anak itu. Ia melihat sebuah keluarga yang sedang memakan eskrim sambil tertawa riang.

"Untuk apa menatap mereka? Kau sedang iri?" Sakuya menggeleng kecil, ia menarik Sion untuk keluar dari toko itu. Sungguh sekarang Sion benar-benar bingung dengan anak ini.

"Aku tidak iri dengan keluarga mereka.." gumamnya, ia segera meminta maaf pada sion atas sikapnya yang kurang sopan tadi, karena tiba-tiba saja ia menarik Sion untuk keluar dari toko itu.

"Sepertinya suasana hatimu sedang kurang bagus ya? Mau ke suatu tempat?" Sakuya mendongakkan kepalanya untuk menatap yang lebih tua.

"Ke mana?"

"Ke pantai?" Sakuya berpikir sebentar lalu ia menganggukkan kepalanya, ia harus memperbaiki suasana hatinya sebelum bertemu dengan kedua kakaknya dirumah nanti, Untung saja Sion peka.

"Baiklah, ayo berangkat" mereka berjalan kearah mobil dan segera berangkat sebelum hari menjelang malam.

Hampir 1 jam dalam perjalanan, Sion menatap sakuya yang hanya diam melamun, menatap kosong jalanan yang mereka lewati. Ia khawatir pada anak itu.

"Ayo turun kita sudah sampai" Sion turun lebih dulu setelah menyadarkan sakuya dari lamunannya.

Langit sudah berubah menjadi warna jingga, ini sangat cantik. Sakuya menghirup udara segar itu dan menghembuskannya dengan perlahan.

"Sudah lebih baik?" Sakuya mengangguk kecil tanpa menoleh, ia memfokuskan pandangannya pada langit yang sangat cantik, kaki seputih susu itu selalu disapa oleh air ombak yang menghampiri bibir pantai.

Sion tersenyum simpul, melihat mata jernih sakuya yang begitu fokus menatap langit jingga itu.

"Gulung sedikit celana mu" ujar Sion saat melihat ujung celana sakuya mulai basah, sakuya menunduk menatap celana coklat yang sedang ia kenakan, lalu menggulung nya sedikit.

"Ah ngomong-ngomong siapa namamu? Kita 4 jam bersama, tapi aku tidak mengenal namamu" ujar Sion.

"Aku sakuya, fujinaga sakuya." Sahutnya singkat.

"Aku Sion" sakuya hanya mengangguk kecil untuk merespon Sion.

"Kak sion, terimakasih telah mengajakku untuk melihat langsung langit cantik ini ditempat yang indah seperti ini"

"Tentu, oh iya sakuya aku sedikit mempunyai pertanyaan untukmu, tapi jika kau tidak nyaman dengan pertanyaan ku lebih baik tidak usah dijawab" sakuya menatap sion, ia membiarkan Sion bertanya.

"Apa kau mengenal orang-orang yang kau tatap tadi? Atau itu keluarga mu?" Tanyanya sedikit ragu, ia melihat sakuya yang hanya diam tak menjawabnya, anak itu malah kembali memfokuskan pandangannya pada air laut.

"Sepertinya itu privasi untukmu, lebih baik tidak usah dijawab" sakuya menghela nafasnya panjang.

"Salah satu dari mereka harusnya bagian dari keluarga ku, tapi dia malah memilih untuk meninggalkan kami..."

"Dasar Jung Sion bodoh!" makinya didalam hati.

Sion berinisiatif untuk merangkul bahu kecil itu, ia mengusapnya dengan pelan. Sakuya menatap sion dengan heran atas sikap Sion yang tiba-tiba itu.

"Kau sudah menjadi bagian keluarga ku, jangan iri pada mereka lagi" ujarnya. Sakuya hanya mengangguk kecil sebagai responnya.

_

"Kami pulang" Sion dan sakuya melangkah masuk kedalam rumah megah itu, sekarang pukul 19.39 sebentar lagi waktu makan malam akan tiba.

"Aduh-aduh! Sakit!" Sakuya menoleh kaget saat Sion yang berdiri disampingnya mengaduh kesakitan.

"Jam berapa sekarang?! Kau main tak ingat waktu ya! Jika kau sendiri tak apa, kau itu membawa bayiku dan kau seenaknya pulang tanpa melihat waktu?!" Omel Taeyong yang entah datang dari mana, tiba-tiba saja menarik telinga sion.

"Maaf, sungguh aku_ aku benar-benar tidak melihat jam.. aku lupa membawa ponselku" ujarnya.

"Pantas saja bubu telepon tidak diangkat, segeralah mandi. Yang lain sudah berkumpul diruang makan" Sion mengangguk kecil, ia berjalan meninggalkan sakuya dan Taeyong.

"Nah sekarang waktunya untuk bayi ini mandi, ayo pergi kekamar mu" Taeyong menarik sakuya dengan lembut, berbeda sekali saat berbicara dengan Sion tadi. Padahal sakuya sudah menyiapkan dirinya saat akan mendapatkan Omelan dari pria manis itu.

"Apa anak manis ini diberikan makanan oleh anak itu?" Tanya Taeyong.

"Aku kenyang, kak Sion selalu membelikan jajanan padaku bubu~ apalagi teman-teman nya itu, mereka sangat baik hati. Tadi aku hampir tak diperbolehkan untuk pulang sama mereka" ujarnya dengan nada yang begitu bahagia, Taeyong tertawa kecil mendengar cerita singkat dari anak manisnya itu.

"Astaga, untung saja kau bisa pulang, kalau tidak akan ku cincang-cincang orang yang tak membolehkanmu pulang" sakuya bergidik ngeri mendengar nya.

"Nah bajumu sudah bubu siapkan, sekarang mandilah. Bubu akan menunggumu dibawah dengan yang lain ya?" Sakuya mengangguk.

"Terimakasih bubu!" Ujarnya sambil tersenyum manis, Taeyong mencubit gemas pipi gembil itu.

"Sama-sama anak manis" setelah itu, Taeyong berjalan keluar tak lupa untuk menutup pintu kamar sakuya.

Sakuya menghela nafasnya panjang, ia berjalan dan mendudukkannya dirinya ditepi kasur, kepalanya mendongak menatap langit-langit kamarnya.

"Aku iri? Sepertinya iya... Harusnya aku yang ada diposisi anak itu.. harusnya aku dan kedua kakakku.. harusnya kami.."

2Bungsu berbicara selesai

Waktunya tidur🏃 bye gaesss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktunya tidur🏃 bye gaesss

VOTEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE🫵🏻😠

Maze [ Yusion ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang