16. sebuah perubahan

611 82 42
                                    

Abis ini jangan marahin aku ya🥺aku kan anak baik hehehe..

‼️Typooooo

Vote komen 👿

***

5 tahun telah berlalu begitu cepat, semua telah berubah.. setelah pertengkaran Sion dan Kairo semuanya telah berubah.

Kairo yang memang pendiam ia jadi semakin pendiam dan sangat tertutup, ia tinggal disebuah apartemen dia tidak mau satu rumah dengan sang ayah dan si dokter cantik itu.

Sedangkan keluarga Sion menjadi sedikit suram karena Taeyong yang terus bersedih sebab kehilangan anak-anak manisnya itu.

Sion menghela nafas panjang, kini ia sudah menjadi seorang pengusaha untuk menggantikan sang ayah, padahal dia udah susah-susah belajar buat jadi dokter eh malah dia yang ditarik jaehyun buat nerusin perusahaan, tapi dia punya rumah sakit sendiri kadang dua kali dalam seminggu dia berkunjung untuk melihat kinerja para perawat yang berkerja dirumah sakitnya.

Sion menghela nafasnya panjang ia menatap ruang kantor nya yang begitu sunyi, matanya melirik pada satu foto yang baru saja dipajang diatas mejanya.

"Kau dimana..."

Brak!

"SION~ SAYANGKU AKU DATANG~" Sion menoleh dengan malas, ia tau siapa yang datang.

Pemuda itu berjalan dan duduk dengan tak sopan dihadapan direktur, Sion memutar bola matanya dengan malas.

"Bisakah kau datang dengan penuh rasa sopan dan hormat padaku? Kau sangat menjengkelkan Riku" sahutnya kesal. Riku tak menanggapi nya, pandangan Riku menuju pada bingkai diatas meja, ia meraih lalu menatapnya Lamat.

"Dia..? Kau kenal dengannya Sion?!" Tanya Riku kaget sambil menunjuk foto itu kearah Sion, yang ditanya mengangguk malas.

"Wah! Ini adalah orang yang pernah ku ceritakan beberapa tahun lalu padamu Sion, tadi aku bertemu dengannya saat menuju kesini dia sangat galak, seperti saat  aku bertemunya dulu" Sion mengerutkan keningnya.

"Kau bertemu dengannya?" Riku menganggukkan kepalanya, lalu kembali meletakkan foto itu ke tempat sebelumnya.

"Dimana kau bertemu dengannya?! Katakan padaku!" Desak Sion tiba-tiba, jika tidak pegangan pada meja mungkin Riku akan terjengkang ke belakang.

"Sialan! Aku hampir terjatuh bodoh! Aku bertemu dengannya didepan apartemen didekat kantor mu" bahu Sion merosot seketika, ia kembali duduk dengan lesu.

"Ada apa denganmu"

"Itu bukan dia.. tapi.."

_

Seorang pemuda menatap gundukan tanah, air matanya tak henti turun. Dirinya sendirian, semuanya telah pergi..

"Sudah tiga tahun berlalu.. maaf aku baru berkunjung.. aku baru sempat membeli bunga yang kau inginkan..maaf" ia menatap nama yang tertera disana lalu mengelus nya.

"Terimakasih telah merawat ku.. terimakasih.." ia menghapus air matanya dan berdiri. Ia menatap sekelilingnya hanya ada dirinya dan makam orang ia kenal sebagiannya.

"Terimakasih telah menerima aku dengan baik.. kalian lihat sekarang.. aku berhasil bertahan hidup.. aku selamat.. aku harap kalian bahagia disana.. aku pamit" pemuda itu melangkahkan kakinya dan berjalan pergi.

_

"Apa dia benar-benar baik-baik saja?" Bisikan itu tentu didengar oleh anak berkulit putih, yang duduk ditepi danau sambil melamun.

"Apa mereka masih hidup... Mereka selamat atau tidak.. seandainya aku bisa membawa mereka pergi sebelum itu terjadi.. aku tidak akan kehilangan nya.." Anak itu mengabaikan bisikan orang-orang yang tertuju pada nya, ia mendongak menatap langit yang mulai gelap.

"Aku benar-benar kehilangan segalanya.. aku kehilangan mereka.. kenapa dunia selalu jahat padaku.." ia bertumpu pada lutut nya, menyembunyikan wajahnya dari orang-orang yang menatapnya iba.

_

Sion menghela nafasnya, ia menatap pintu apartemen milik seseorang yang ia kenal. Tangannya terangkat hendak mengetuk pintu namun suara dari dalam membuatnya mengurungkan niatnya.

"Pergi sana! Aku tidak menerima tamu" usirnya dari dalam seakan-akan tau jika ada yang ingin mengganggu nya.

"Kairo tapi kau harus makan, dokter winwin bilang kau tidak pernah menyentuh makanan yang dia kirim untukmu" sahut Sion khawatir.

"SUDAH KU KATAKAN PERGILAH SIALAN!"

Sion menghela nafas panjang, ini sudah sering kali terjadi.

"Kau harus jaga kesehatanmu bocah! Jangan membuatku emosi!" Sahut Sion sedikit kesal.

"PERGI BODOH!" Sion berdecak kesal, bocah ini sangat berbeda dengan yushi yang lugu dan polos, sangat-sangat bertolak belakang sifat mereka ini

"Ck. Baiklah, jika kau lapar makanan mu didepan pintu!" Sion meletakan makanan yang dititipkan winwin padanya dan berlalu pergi.

Sion mengendarai mobil dengan perlahan, ia tidak ingin buru-buru sampai rumah. Ia memberhentikan mobilnya ditepi jalan yang cukup sunyi, tatapannya terpaku pada bocah yang tengah duduk ditepi danau.

"Aku merindukan mereka.. aku yakin mereka sudah tumbuh jadi anak yang menggemaskan.. haha" ia kembali melanjutkan perjalanan, berhenti sejenak untuk melihat langit dan anak yang sedang melamun itu.

_

Sebuah perubahan selesai

Yahahah nebaknya ga ada yang bener😈 part bonusnya ga jadi keluar ngahaha😈 dikit aja dulu, kita pemanasan...hehehe

Maze [ Yusion ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang