'5

150 20 0
                                    




•~•~•~•~•~•~•~•

Raka sedang bersiap-siap menggunakan seragam, bangun dipagi hari yang masih sejuk tanpa adanya banyak polusi kendaraan lewat.

"Nak, sudah belum? Nanti sarapannya keburu dingin." ucap wanita paruh baya.

"Iya bu, aku habis make dasi kesana." wanita tersebut tersenyum mendengar jawaban dari Raka.

Tak lama Raka keluar dari kamarnya, rumahnya tidak besar, sehingga jarak setiap ruangan ke ruangan lainnya tidak terlalu jauh.

"Raka, kamu gimana sekolahnya? Baik-baik semua kan temanmu?" tanya ayah Raka saat mereka sarapan bersama.

"E, biasa aja yah. Gaada yang buruk." ucap Raka sembari melanjutkan makannya.

___________________

Sekarang Raka tengah berdiri di depan rumah Seno, namun teman yang ia tunggu sejak tadi tidak kunjung keluar. Sekarang sudah jam 06.55, sudah biasanya mereka berangkat.

"Duh Seno kemana, ya?" monolognya memandangi jam di handphone nya.

Tak lama harapan Raka mulai berkembang lagi setelah mendengar gerbang rumah Seno terbuka.

Senyumnya sudah merekah, namun hilang lagi seketika menyadari yang membuka gerbang adalah Jerico.

"Ngapain lo disini? Mau nyolong ya?" ucap Jerico bersedekap dada.

"Eh bang, gua nungguin Seno. Seno nya ada ga bang?" tanya Raka.

"Izinin, dia sakit karna lo ajak tawuran." ucap Jerico langsung memasuki mobilnya.

"Eh maaf bang. Yaudah makasi ya bang." setelah mengatakan terimakasih ia segera menaiki motor nya kembali dan mengebut sampai kesekolah. Untung gerbang belum ditutup karna ia sampai disana 1 menit sebelum bel.

___________________

"Jer, ini gimana. Perusahaan hampir bangkrut. Kayanya kali ini gajinya di undur deh." ucap atasan Jerico yang kini duduk berdua diruang diskusi.

"Bang, gua gatau harus gimana. Gua udah cek semua tapi emang ini lagi takdir." ucap Jerico pada atasannya.

"Huh, yaudah deh. Nanti kita rapatin lagi sama anggota." ucap ketua lagi.

"Gua selalu dukung semua pendapat lo bang Sat." dukung Jerico pada Satya sang atasan kantor.

Perusahaan Jerico sedikit memiliki masalah pada keuangan, menyebabkan kemunduran gaji. Ini sedikit membuat Jerico pening.

Ia hanya dapat memijat pangkal hidungnya sambil berpikir.

Ting! ting!

Seno

08.19

|Bang! Minta duit, Tf ke rekening
bunda ya

|Mau jajan

|Jangan diread doang bang

Stop Seno, kondisi lagi jelek|
jangan bikin gua emosi

VICTIMS OF WEALTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang