Hari berganti Minggu, Minggu berganti Bulan. Alpha tampan ini masih setia tertidur lelap di atas ranjang rumah sakit setelah kejadian yang menimpa dirinya satu bulan yang lalu saat mengadakan rapat di sekolah nya.
Sangking lama nya tertidur dia sudah melewatkan ujian kelulusan beberapa Minggu lalu. Setelah semua guru dan juga siswa/i mengetahui kejadian tersebut, sekolah di liburkan seminggu oleh kepala sekolah.
Tapi sekarang pria tampan ini seakan enggan membuka mata nya memperlihatkan manik ruby yang indah. Bahkan ada seseorang yang setia menunggu netra itu terlihat dan kembali kedalam penglihatan nya.
Kini pria berwajah cantik itu baru saja keluar dari toilet lalu kembali duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang pasien. Manik biru sapphire nya tidak berhenti memperhatikan alpha tampan di hadapan nya yang tengah tertidur pulas. Namun harapan nya adalah memohon untuk dia segera bangun dari mimpi indah nya.
Perlahan Taufan mengambil tangan kiri sang alpha dan menempelkan nya di kening sembari memejamkan mata nya merasakan sensasi dingin dari tangan kekar milik Halilintar.
Tanpa di sadari dia terisak pelan dengan tangan nya masih setia menggenggam tangan Halilintar yang ia tempelkan di kening nya.
'alin...hiks...ayo bangun...kau terlalu lama tertidur, Alin...'
Ruang inap yang sunyi dan hanya terdengar suara alat pendeteksi jantung berbunyi sesuai detak jantung sang pasien.
Badan mungil Taufan gemetar begitu ia menahan isakan nya sendiri. Tenggorokan nya juga terasa sakit, selama kekasih nya belum juga sadar dari koma, Taufan jarang makan. Dia juga begitu lesu saat sekolah.
Jika Halilintar belum sadar saat waktu acara graduation di sekolah nya. Taufan mungkin akan merasakan sedih karena tidak melihat alpha nya lulus. Pasal nya beberapa Minggu lagi kelulusan akan datang.
Tapi Halilintar belum juga bangun dari alam bawah sana.
Sela kesunyian yang melanda Taufan, membuat diri nya kesal sendiri. Dia tidak mau begini terus. Ibu jari nya masih setia mengusap punggung tangan kekasih nya yang terasa sedikit dingin. Tangan lain nya ia gunakan mengusap surai Halilintar.
Beberapa detik kemudian di saat Taufan melepaskan usapan di kepala Halilintar. Dia belum menyadari akan hal sesuatu karena mata nya yang terpejam seakan masih merasakan tangan yang ia genggam.
Kini dia mulai menyadari sesuatu. Tangan nya sudah tidak merasakan benda apapun, kepala nya terasa seperti ada yang mengusap nya dengan lembut.
Dan telinga nya juga seperti mendengar suara lirih dari seseorang.
Perlahan netra sapphire nya terbuka dan alangkah kaget nya. Manik merah ruby yang indah itu... Kembali terlihat dengan senyuman tipis namun terlihat tulus terpampang di wajah nya yang tampan.
"Hai...Taufan"
"Alin.....HALILINTAR!?"
Grep.
Tangisan pilu keluar dari mulut Taufan. Dia peluk sosok yang sangat dia cintai, yang sangat dia sayangi sampai kapanpun. Kini Halilintar tersadar dari koma nya, hal yang sangat semua teman, sahabat dan kekasih tunggu tunggu akhir nya terkabulkan.
"Hahaha...berhentilah menangis, dasar cengeng" Hali mengusap belakang kepala Taufan yang memeluk nya sangat erat.
Taufan malah menambahkan tangisan nya di dalam pelukan itu. "Alinnn...hiks...a-akhir nya...hiks.. kau sadar!"
Halilintar tidak bisa menahan gemas nya. Dia tersenyum manis begitu merasakan pelukan hangat dari sang omega kembali kepada diri nya. Hali menangkup wajah Taufan yang basah karena air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALITAU [BXB + YANDERE]
Teen FictionBagaimana jika, murid baru yang berstatus omega, dan ketua osis berstatus alpha pada sekolah baru sang omega ini, mencintai nya dengan tulus. Begitu juga dengan teman teman nya yang lain. Halilintar Zalyenn Thunderstorm bukan hanya menjadi ketua OSI...