25

676 53 9
                                    

"Ayo, fan!"

"Sabar woy!!"

Thorn menarik lengan teman nya, membawa dirinya pergi ke taman kota sesuai janjian yang ia katakan di pagi hari tadi.

"Mau ngapain kesini lagi? Perasaan kita baru aja kemarin ke taman" ucap Taufan dengan nafas yang sedikit terengah-engah. Thorn tidak langsung menjawab, melainkan ia membelakangi Taufan yang menatap nya kebingungan.

"Tada! Thorn bikin mahkota bunga" lelaki itu ternyata membuat mahkota yang terbuat dari beberapa bunga dengan batang nya yang di satukan hingga berbentuk lingkaran. Thorn langsung memakaikan mahkota bunga tersebut ke atas kepala sahabat nya, masih dengan senyuman lebar dari si empu.

"Bagus gak?" Taufan mengambil mahkota itu. "Lumayan, tapi... Tiba tiba banget?" Mata emerald nya memandang kearah lain, setelah menghela nafas ia berkata. "Ufan 'kan lagi ulang tahun, jadi Thorn bikinin mahkota bunga"

Sontak sebelah alis nya menaik. Taufan sama sekali tidak mengerti apa yang di katakan Thorn. "Oh iya. Ufan udah bisa tebak hadiah apa yang bakal Thorn kasih?" Kini mereka saling bertatapan.

Omega bernetra sapphire itu terlihat sedang mengingat kembali ucapan sahabat nya yang di hari sebelum nya. "Tebakan “sesuatu yang di rindukan?”" Thorn mengangguk semangat. Alih alih bisa menebak tebakan itu, Taufan bahkan tidak tahu apa yang ia rindukan sekarang.

Merindukan sepupu nya?

Merindukan masa masa sekolah menengah?

Atau... Arghh! Otak nya terasa penuh dengan pikiran akhir akhir ini. "Gue... Gak tahu.. gue gak tahu jawabannya" Terdengar suara helaan nafas kembali keluar dari mulut Thorn.

Tidak lama dari itu, suara dering telepon bergetar di dalam saku celana yang di kenakan Thorn. "Tunggu, ada yang telepon" Taufan mengangguk sebagai jawaban, dia terus menatap punggung lelaki itu yang sedikit menjauh.

"Ada apa, shunsine?" Tanya Thorn begitu telepon di balas oleh nya. "Thornie, semua udah siap. Kamu boleh bawa Taufan ke rumah nya sekarang" balas dari seberang sana yang terdengar seperti membisik kepadanya.

"Cepet banget? Okey, Aku kesana sekarang, see you!" Panggilan di matikan secara sepihak dari sang omega. Lalu Thorn kembali menghampiri teman nya yang sudah menunggu diri nya sedari tadi.

"Ayo, Taufan"

"Kemana?"

"Kerumah ufan, lah. Mau kemana lagi?" Taufan tambah kebingungan begitu juga sekarang tercampur dengan kecurigaan nya. "Ngapain jir? Di rumah gue gak ada siapa siapa"

"Thorn mau main di rumah ufan gak boleh, ya?" Kini giliran Taufan yang membuang nafas nya, tapi sedikit lebih gusar. "Ya udah, ayo.."

Sifat nya berubah? Atau hanya firasat Thorn saja seperti itu? Semenjak diri nya selalu membawa Taufan pergi jalan jalan, sifat nya agak berubah. Biasa nya ia akan banyak bicara, tapi sekarang lebih cuek.

Wahh, kangen berat ini mah.

Selama perjalanan, tidak ada dari mereka yang memulai pembicaraan. Bahkan manik emerald itu selalu melirik lelaki di sebelah nya, berharap akan mendapatkan balasan. Taufan sedari tadi menunduk. Hanya melihat tanah yang ia injak tanpa memedulikan yang berada di hadapan nya.

Tidak lama kemudian, kedua nya sampai di kediaman Taufan. Saat ingin membuka pintu, dia kembali dibuat kebingungan. 'Kok gak ke kunci?'

Gelap, sunyi. Itu yang ada di hadapan Taufan sekarang. Thorn mengikuti langkah sahabatnya untuk masuk lebih dalam ke rumah nya. "Thorn, kok gelap gini, ya?" Tanya Taufan seraya mencari saklar lampu.

HALITAU [BXB + YANDERE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang