12

919 52 1
                                    

Tepat pada waktu yang di tunggu tunggu namun membuat kekhawatiran menjulur keseluruh tubuh. Tidak hanya itu, gelisah, panik, dan apapun itu yang membuat perasaan sangat tidak mengesankan.

Terlihat pemuda alpha ber netra merah ruby sedang mondar mandir di depan pintu ruangan yang bertuliskan “RUANG OPERASI” serta lampu yang berada di atas pintu itu menyala menandakan operasi sedang berjalan langsung.

Tidak hanya pemuda netra Ruby merah itu yang berada di sana, melainkan pemuda lain nya juga namun dengan netra biru tua yang sedikit menyala bahkan hampir sama dengan warna surai nya.

"Hali, sudah lah, tidak perlu khawatir. Operasi pasti berjalan lancar, dan kakakmu bisa selamat" ucap lelaki Surai biru itu. Dia mencoba menenangkan pemuda yang terlihat sangat gelisah dan tidak berhenti mondar mandir gak jelas. Bisa di sebut juga dengan Halilintar.

'ya tuhan... Aku mohon selamatkan kakakku. Aku tidak ingin di tinggal lagi dengan orang yang aku sayangi' batin hali.

Sekitar tiga puluh menit berlalu operasi sudah selesai dan lampu itu telah di matikan, bahkan dokter pun keluar dari ruangan itu.

Halilintar langsung menghampiri dokter dan juga lelaki bersurai biru itu lebih tepat nya, beliung.

"Gimana dok keadaan nya?? Apakah semua nya lancar??" Halilintar langsung memberikan pertanyaan kepada sang dokter.

"Untuk pasien bernama voltra, semua nya baik baik saja dan tidak ada kendala" dokter menjeda perkataan nya sekilas melihat data data pada berkas yang ia bawa. "Namun ada hal baik dan buruk nya. Hal baik nya, pasien telah melaksanakan operasi berjalan lancar dan di yakinkan pasien akan sembuh. Hal buruk nya keadaan pasien kini sedang jatuh koma... Perkiraan beliau akan sadar mungkin beberapa jam kedepan, dan itu masih di bilang wajar karena efek dari operasi pasti akan koma setelah nya. Tapi ini tidak berlangsung lama." Sang dokter menjelaskan semua nya kepada Halilintar dan beliung yang turut mendengar nya.

Beliung menghela nafas nya dia sangat lega saat mendengar penjelasan dari dokter namun berbeda hal nya dengan Halilintar.

Memang hali sangat lega saat dokter bilang operasi nya berjalan lancar. Tapi Hali masih khawatir dengan kakak nya karena dia malah jatuh koma dan itu hanya perkiraan dokter nya jika dia akan sadar.

"terimakasih atas penjelasan nya dok. Dan... Apakah kita bisa menemui nya?" Tanya beliung.

"Tentu saja... Dan kini voltra sedang berada di ruangan yang berada di situ" dokter menunjuk ke ruangan yang di maksud nya.

"Kalo begitu saya undur diri terlebih dahulu, terimakasih atas kerja sama nya.." sang dokter pergi berlawanan arah hingga mereka tidak melihat punggung sang dokter tersebut.

Setelah dokter itu pergi mereka akhir nya menghampiri ruangan yang di tunjuk oleh dokter dan tanpa berlama lama mereka masuk ke ruangan tersebut. Hali dapat melihat kakak nya dalam keadaan lemas tak berdaya dan juga kepala nya yang di perban.

Beliung tidak bisa menahan Isak tangis nya semenjak masuk keruangan itu dia terlihat bisa menahan air mata nya yang akan keluar namun tangisan nya pecah seketika saat melihat kekasih nya tersungkur di atas ranjang dengan keadaan koma.

"V-voltra..." Gumam beliung tapi tetap terdengar dengan Halilintar yang berada di pinggir nya.

Halilintar mencoba menenangkan nya namun dia tiba tiba mencium aroma khas yang entah dari mana tapi itu sangat familiar di hidung nya.

HALITAU [BXB + YANDERE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang