19

730 56 4
                                    

Seminggu setelah masa pemulihan, akhirnya Halilintar sudah di bolehkan kembali beraktivitas seperti biasanya. Tapi dia juga tidak lupa untuk kontrol penyembuhan luka tusukan yang berada di perut nya.

Halilintar kembali bersekolah dan melaksanakan ujian susulan yang ia lewatkan karena masih di masa masa koma. Baginya itu sangat mudah. Sudah terbukti dia bisa mengerjakan soal soal di kertas ujian itu hanya membutuhkan waktu sehari.

Berminggu Minggu kemudian. Sampai saat dimana satu hari sebelum acara kelulusan di Sekolah Menengah Atas pulau rintis. Taufan baru saja keluar dari aula sekolah seraya mengusap keringat yang mengalir di pelipis nya. Terlihat dia baru selesai membereskan pekerjaan nya, karena aula itu kini di penuhi dengan kursi kursi yang tertata rapih di sana, ujung aula yang sudah di hias sebagus mungkin untuk hari graduate besok.

Tenang, dia tidak sendiri. Thorn dan Ice juga membantunya. Bukan hanya mereka, teman teman kelas nya juga berbondong bondong menghias aula itu.

"Taufan!"

Si pemilik nama menoleh saat ada yang memanggil nya. "Kenapa, Thorn?" Tanya Taufan setelah teman nya itu sudah menghampiri diri nya.

"Liat deh!" Dengan nafas yang sedikit terengah, Thorn menunjukan sebuah foto berukuran sedang yang menggambarkan dua orang. "Kayak kenal?" Ucap Taufan pelan sembari memijat dagu nya.

"Ini... Ini shunsine sama kak Hali, fan!"

Taufan membelalak setelah mendengar nya. Lalu dia merebut foto yang berada di tangan Thorn dan melihat nya lebih dekat. Ternyata benar. Dua orang tersebut adalah Halilintar dan Solar. Tapi yang membuat kedua omega itu terkejut adalah posisi tangan milik Halilintar merangkul pinggang Solar layak nya sebagai pasangan kekasih.

"Lah, iya anjir. Tapi kok- mereka kayak pacaran sih di foto ini" Taufan memelankan suara nya saat di akhir. Dia terlihat kebingungan karena melihat foto yang di temukan oleh teman nya. Bentar... Nemu? Oh—!

"Ketemu dimana?" Tanya Taufan. Thorn menunjuk ke sudut aula yang awal nya terdapat lemari kecil di situ. "Pas lagi di sapu sebelah sana aku liat foto ini. Awal nya ketutup debu, gara gara aku penasaran jadi aku bersihin. Ternyata itu foto mereka" Thorn menjelaskan yang di jawab manggut manggut oleh Taufan.

"Harus cari tau kebenaran nya, nih" setelah berpikir Taufan mendapat ide untuk mencari tau yang sebenarnya. "Ayo, Thorn! Kita temui mereka" tanpa balasan dari si empu Taufan sudah menarik pergelangan tangan nya.

"Mau kemana?"tanya Thorn. Di lorong yang menunjukan arah tangga antar lantai satu dan dua Taufan melepaskan tarikan nya. "Lo cari pacar lo itu. Gue nyari alin ke ruang OSIS."

Thorn tampak kebingungan. Terlihat karena dia menaikan sebelah alis nya. "Kenapa gak cari bareng aja? Bukan nya mereka sama sama OSIS?" Ujar Thorn.

"Kan lu tau mereka sekarang jadi jarang nempel terus semenjak alin sadar dari koma nya? Terus kalo di kelas juga jadi gak suka deket kata teman sekelas mereka."

"Jadi kesimpulannya. Mereka jadi gak suka bareng lagi?"

"Nah... Itu. Sekarang mending kita cari mereka sebelum jam istirahat selesai. Kita ketemuan lagi di kantin" setelah mengakhiri perkataan nya Taufan berlari menuruni tangga. Sementara Thorn pergi ke koridor ruang kelas XII untuk menemui kekasih nya.

Di posisi Taufan. Kini dia sedang berada di depan ruangan yang di mana tempat itu menjadi kediaman sang ketua osis. Tanpa mengetuk Taufan membuka pintu itu perlahan dan mendapatkan kekasih nya sedang berkutik dengan ponsel pintar miliknya.

Merasa terganggu karena kehadiran seseorang Halilintar mendongak untuk melihat siapa yang masuk tanpa mengetuk pintu sekalipun. Yang awal nya berniat untuk menegur nya kini dia mengurung niat itu saat melihat siapa yang masuk. "Taufan? Ada apa?" Halilintar memasukan ponsel nya kedalam saku celana seragam nya.

HALITAU [BXB + YANDERE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang