Hari ini tidak seperti hari biasa nya. Taufan bahkan memaksakan diri nya bangun lebih awal hanya untuk mengantarkan kekasih nya menuju bandara.
Tempat yang menjadi perpisahan antara mereka berdua. tidak.. maksudku, Halilintar terpaksa berpisah dengan keluarga nya, teman dan Taufan sang omega yang selama ini akan menjadi pasangan sehidup semati nya.
Kedua nya harus sama sama melewati hubungan dengan jarak jauh hingga Halilintar lulus di dunia perkuliahan nya. Memang cukup sulit bagi yang melakukan pertama kali nya tapi entah bagaiman dengan orang orang yang sudah terbiasa akan hal seperti itu.
Setelah beberapa lama menunggu akhir nya pesawat yang di tumpangi Halilintar akan lepas landas ketika diri nya mendengar suara panggilan di bandara tersebut. Ia berpamitan pada sang kakak begitu juga dengan kekasih nya.
"Aku pergi dulu ya, Taufan" Halilintar memandang hangat omega di hadapan nya. Taufan memeluk sang alpha dengan erat sembari menahan air mata yang akan mengalir. "Jangan lupain... aku, Lin..."
Halilintar mengangguk sebagai jawaban. Ia menangkup wajah manis Taufan lalu memberi kecupan di kening nya dan mencium bibir sang kekasih untuk terakhir kali nya.
Tidak butuh waktu lama Halilintar meninggalkan mereka. Taufan memandang punggung alpha itu sampai tidak terlihat lagi. Ia merasakan sebuah usapan lembut di kepala nya sampai mengalihkan pandangan. "Ayo pulang, fan. Nanti kamu bakal ketemu lagi sama pacarmu itu" Beliung memperlihatkan senyuman lembut.
Taufan menghela nafas nya lalu mengangguk kecil. Setelah itu mereka pergi menuju ke kediaman masing masing dengan Voltra yang sebagai pengemudi nya.
.
.
.
.
.
.
Di waktu yang sama namun posisi yang berbeda. Entah kenapa sejak pagi tadi Solar merasakan tidak enak badan, diri nya masih berada di atas ranjang dengan selimut yang menutupi hampir sebagian tubuh nya. Ia bahkan menolak makanan yang di berikan oleh kakak nya karena rasa nafsu makan yang berkurang.
Tangan nya terulur untuk meraih ponsel yang berada di atas meja nakas sebelah ranjang nya. Solar mencari nama kontak seseorang lalu saat sudah menemui nya ia menghubungi kontak tersebut.
"Ada apa shunsine?"
Panggilan langsung terjawab begitu saja. Solar nampak lesu untuk menjawab pertanyaan sang kekasih dari seberang sana. "Bisa datang ke sini?" Suara nya terdengar lirih dan itu membuat Thorn sedikit khawatir.
"Kenapa? Shunsine sakit? Kok suara nya kayak gitu?" Kepala nya terasa pusing saat pertanyaan berurutan keluar dari mulut pujaan hati nya. "Seperti nya. Thornie datang sini ya? Pengen di peluk sama Thornie~" Solar semakin menenggelamkan kepala nya dengan selimut. Padahal pendingin di kamar nya sudah di matikan tapi tetap saja ia merasakan tubuh nya menggigil.
"Shunsine tunggu aja, aku sama kak Rimba mau kesana" telepon di matikan secara sepihak dari arah sana. Alpha bernetra silver itu memaksakan tubuh nya untuk bangkit dari kasur. Tanpa memakai kacamata yang selalu ia pakai, Solar keluar dari kamar nya dengan tubuh lemas. Bahkan diri nya berjalan sembari berpegang pada dinding.
Sampai ia berhenti di tangga dengan mengeratkan pegangan nya karena pandangan yang sedikit demi sedikit memburam. Akhir nya penglihatan Solar menggelap dan teriakan dari orang bawah tangga sana menjadi pendengaran sebelum ia pingsan.
Perlahan netra silver itu kembali terlihat. Sekarang Solar sudah berada di kamar nya lagi, entah apa yang ia alami tapi dia hanya mengingat kalo diri nya terjatuh lalu mendengar suara teriakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALITAU [BXB + YANDERE]
Teen FictionBagaimana jika, murid baru yang berstatus omega, dan ketua osis berstatus alpha pada sekolah baru sang omega ini, mencintai nya dengan tulus. Begitu juga dengan teman teman nya yang lain. Halilintar Zalyenn Thunderstorm bukan hanya menjadi ketua OSI...