Boom! Dentuman keras menggetarkan udara, merobek keheningan koridor rumah sakit.
Suara itu begitu dekat, nyaris menyentuh telinga Profesor Sakura yang tengah sibuk mengecek kondisi Masaaki, salah satu pasiennya. Mata Profesor Sakura membelalak ketika suara tersebut seolah berasal dari ruangan di sebelahnya.
Tanpa ragu, ia meninggalkan ruangan Masaaki, langkahnya terburu-buru menuju sumber kekacauan. Detakan-detakan langkahnya mengiringi dentuman-dentuman keras yang masih bergema di udara, memberikan tekanan ekstra pada setiap hentakan langkahnya yang cepat.
Tapi apa yang ia temukan di dalam ruangan sebelah itu, membuatnya terdiam. Di sudut ruangan, monster raksasa setinggi dua ratus sentimeter mengancam dengan keberadaannya yang menakutkan.
Di tengah ruangan, seorang perawat sudah terbaring. Tubuhnya terkapar tak bergerak. Darah mengalir deras dari tubuh tanpa kepala perawat itu, melumuri lantai seperti lukisan kematian yang mengerikan.
Sementara itu, Profesor Nakata terbaring lemah di lantai. Luka di kepalanya, menciptakan genangan darah di sekitarnya.
"Takumiiiii... Dimana kamuuu...?" teriak Profesor Sakura dengan suara penuh kepanikan, matanya mencari-cari kesekeliling.
"Tak... Tak... Takumi... Itu, dia berubah menjadi monster," jawab Profesor Nakata dengan terbata-bata. Wajahnya gemetar ketakutan.
Monster itu melontarkan raungan, mengguncang dinding ruangan. Kelaparan tak terbendung terpancar dari matanya yang ganas.
Lalu, dia menerkam tubuh tak berdaya seorang perawat yang sudah kehilangan kepalanya, dan menelannya dengan rakus.
Seketika, tubuh monster itu menggelembung. Seolah menyerap energi dari korban yang baru saja ditelannya, monster itu menjadi lebih besar dan lebih mengerikan dari sebelumnya.
Tiba-tiba, pasukan TLT-J dan Michio datang membanjiri ruangan itu. Mereka melepaskan serangkaian tembakan terarah menuju monster itu. Peluru-peluru itu menghujaninya, tetapi kulit tebalnya terlalu kuat. Peluru itu hanya memantul tanpa menembus tubuhnya.
"Evakuasi segera! Semua orang harus keluar dari gedung ini sekarang juga!" teriak komandan pasukan TLT-J.
Wakil Ketua Michio segera meminta Nami untuk membawa Masaaki ke atap rumah sakit, sementara Profesor Sakura dipaksa menjauh dari ancaman monster yang mengerikan itu.
Di tengah kekacauan dan kepanikan, Profesor Sakura hanya bisa berdiri terpaku, matanya mencari-cari Takumi di antara kerumunan orang berlarian. Tangannya gemetar sambil menggenggam erat keranjang berisi obat-obatan, seperti seekor burung yang terjebak dalam badai.
Namun, di tengah huru-hara itu, Michio datang menariknya, membawanya menjauh dari ancaman yang semakin nyata.
Kekacauan semakin meluas, monster raksasa--sebuah entitas yang seharusnya hanya menjadi cerita legenda--mengamuk di lorong rumah sakit. Pasukan TLT-J yang berusaha melawannya, kini telah menjadi korban. Beberapa di antaranya bahkan telah menjadi santapan bagi keganasan makhluk mengerikan itu.
Nami menjaga Masaaki, mencoba menyalamatkannya dengan melarikan diri dari teror monster. Mereka berdua berlari menuju tangga darurat, berharap bisa mencapai atap dan menemukan bantuan.
Namun, monster itu melihat mereka dan mengaum dengan ganas. Langkahnya bergerak cepat mengejar mereka berdua, menghancurkan benda-benda di sekitarnya.
Dalam pandangan yang menakutkan itu, Profesor Sakura dan Michio bergerak dengan cepat, mencoba menyelamatkan mereka berdua dari kejaran monster. Michio menembak monster itu berkali-kali, tetapi kulitnya terlalu tebal untuk ditembus. Monster itu semakin mengamuk ketika melihat Masaaki dan Nami berlari menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Nexus: Beyond Destiny
Science FictionSpace Beast dipercayai telah punah. Namun, setelah vaksin diuji coba untuk menyelamatkan manusia pada dua orang subjek, tanpa disadari, salah satu dari mereka berevolusi menjadi monster. Sebuah entitas yang mengancam keselamatan manusia di seluruh...