Chapter Twenty Two | Beyond Destiny

51 32 3
                                    


Para pasukan TLT-J yang mengejar Masaaki tiba di tempat kejadian. Mereka menyaksikan perubahan yang tak terduga itu, mata mereka terbelalak kaget. "Mustahil. Urotaraman... (Ultraman)," bisik salah satu pasukan dengan suara gemetar.

"...The Next. Yang ketujuh," desis Illustrator, melihat kejadian itu dari dari kamera pengawas di ruangannya.

Kedua tangan Illustrator saling menggengam, menjadi tumpuan wajahnya. Jarinya digerak-gerakan sedikit dan sikunya diletakkan diatas meja. Senyum tipis menghiasi wajahnya, merasakan kepuasan atas apa yang tengah terjadi.

***

      Michio terus menjaga jaraknya, menjauh dari Masaaki yang kini telah berubah. Namun, usahanya untuk menjauh terasa seperti upaya yang sia-sia. Masaaki dalam wujud barunya, terus mendekat dengan langkah-langkah menggertak.

      Dalam sekejap, Masaaki berlari menuju Michio dengan kecepatan yang tak terbayangkan, seperti kilat menyambar langit. Seketika itu juga Michio merasakan genggaman kuat Masaaki pada pundaknya.

      Michio menahan dengan kedua tangannya, memegang pundak Masaaki. Lalu, serangan demi serangan menghantam perut Michio, menggelegak seperti dentuman guntur, tak berkesudahan.

      Bug! Bug! Bug! Bug! 

      Tak cukup dengan itu, Michio dilempar begitu keras sehingga tubuhnya membentur tembok. Bug! Retakan tercipta pada permukaan tembok, bersamaan dengan tubuhnya yang jatuh tak berdaya. Wajahnya menahan rasa teramat sakit, batuk beberapa kali hingga mengeluarkan darah.

      Pasukan segera bereaksi, menembaki Masaaki dengan peluru-peluru mematikan. Namun, hasilnya sama sekali tak sesuai harapan. Peluru-peluru itu hanya menciptakan percikan api, seperti dua logam yang bergesekan. Masaaki mengabaikan serangan mereka, fokus pada tujuannya.

      Perlahan, Masaaki berjalan mendekati Michio, mengangkat tubuh yang sudah tak berdaya itu, seperti seorang binaragawan mengangkat palang beban. Kemudian, Masaaki melemparkan Michio ke arah pasukan TLT-J. Pasukan terdepan jatuh berserakan, kekuatan Masaaki begitu luar biasa.

      "Masaaki, Urotaraman seharusnya melindungi manusia. Bukan sebaliknya," suara itu, perintah dari Illustrator merasuki kepala Masaaki.

      "Betul, aku akan melindungi manusia. Tapi bukan manusia yang menciptakan Beast seperti kalian. Akan aku musnahkan kalian semua," jawabnya dalam pikiran dan hati.

      Kembali seperti sebelumnya, cahaya muncul dari tubuh Masaaki, lama-kelamaan menjadi merah menyala, menyilaukan mata siapapun yang menatapnya. Cahaya merah itu membulat seperti meteor, terbang sangat cepat menghantam tembok kokoh pangkalan.

      Boom! Dentuman menggema, getaran melanda, sebuah lubang berbentuk lingkaran tercipta. Cahaya itu melarikan diri dari pangkalan TLT-J, meninggalkan kekacauan di belakangnya.

      "Michio! Michio!" seru salah satu pasukan, berusaha membangunkan rekannya yang terkapar. Mereka mengerumuni Michio, melihat tubuh penuh luka dan tak berdaya. Seseorang memeriksa denyut nadi di tangan Michio, terasa lemah membuat kekhawatiran merayap di benak mereka.

      Tiba-tiba, mata Michio terbuka, seolah mendengar panggilan itu. Ia bangkit berdiri, kedua tangannya merentang, kepalanya menengadah. Asap hitam mengepul keluar dari dalam tubuhnya, menyelimuti dirinya hingga tak terlihat. Lalu, asap itu meluncur terbang membawa Michio ke lubang besar yang tercipta, meninggalkan pangkalan seperti mengejar cahaya merah Masaaki.

Area hutan.

      "Isamu! Saatnya lakukan operasi pemusnahan," perintah Nami, setelah Beast itu berhasil menjauh dari salah satu orang yang selamat.

Ultraman Nexus: Beyond DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang