Chapter Sixteen | Siapa kamu?

73 46 1
                                    


Shoera merapatkan bibirnya, memfokuskan pandangannya kembali. Senjatanya mengarah tepat pada kaki Takumi. Namun, seiring dengan tatapan tajam dalam bidikan tersebut, ia merasakan dirinya begejolak oleh pertentangan batin.

Seolah diatur oleh kekuatan tak kasat mata, bidikannya bergeser, merenggang dari Takumi yang belari ke arah timur, berganti menjadi pohon sebagai target yang berada di arah utara.

Dar! Dar! Dar!

Suara tembakan beruntun menggema di udara. Shoera memandang ke arah pohon yang menjadi sasaran tembakannya. Peluru-peluru tersebut menancap dengan presisi, meninggalkan lubang-lubang pada pohon tersebut.

"Shoera!" suara Isamu terdengar dari kejauhan, memanggil-manggil namanya.

"I'm oke. Mereka berlari kearah utara, tembakanku meleset," balas Shoera berteriak, mengarahkan rekan-rekannya pada lokasi yang salah.

***

      Isamu, Michio, dan beberapa pasukan militer TLT-J merespon dengan cepat. Mereka mengikuti petunjuk dari Shoera, mengejar Takumi yang dibawa kabur oleh seorang prajurit Night Readers.

      Setiap langkah mereka memecahkan kesunyian hutan, dan suara keras kaki mereka terdengar bergemuruh di tanah yang keras. Cahaya senter menyapu tanah, mencari setiap jejak yang mungkin ditinggalkan oleh Takumi.

      Michio memberikan isyarat untuk menghentikan langkah mereka. "Sejak awal kita tidak melihat jejak yang mereka tinggalkan," ucap Michio yang merasa putus asa.

      "Shoera, kau yakin mereka berlari ke arah sini?" Isamu bertanya melalui alat komunikasinya. 

      Cahaya matahari yang menyelinap ke dalam hutan, menembus helmnya, membuat mata Isamu terlihat memancarkan keraguan.

      "Iya, bahkan aku sempat menembaknya. Namun tembakanku meleset," jawab Shoera melalui alat komunikasi di helmnya, helm tersebut kembali digunakan setelah terlepas akibat ledakan sebelumnya.

      "CIC! Isamu disini, melaporkan situasi. Takumi berhasil kabur dibawa oleh seorang pasukan Night Readers. Kami kehilangan jejak mereka," lapor Isamu dengan nada serius, menggambarkan ketidakpastian yang sedang terjadi.

      "Laporan diterima. Silahkan kembali! Pencarian akan dilanjutkan oleh pasukan militer," jawab Illustrator dengan suara tenang melalui alat komunikasinya.

      Sementara itu, matahari mulai tepat berada di atas kepala. Sesorang pasukan Night Readers 'Algojo' bersama dengan Takumi sudah semakin menjauh dari gubuk. Langkah mereka berada di depan, meninggalkan para pasukan TLT-J ataupun Night Raider.

      Mereka terus berlari di tengah hutan yang semakin dalam. Takumi dengan tangan yang masih terborgol tidak sengaja, langkah kakinya terkena batang pohon yang tumbang di tanah. Bruk! Dia terjatuh menghantam tanah cukup keras.

      "Ayo sedikit lagi," desis sang Algojo sambil membantu Takumi bangkit dari tanah.

      Keduanya meneruskan perjalanan, melibas hutan yang semakin tebal. Hanya suara kicauan burung, desiran angin, dan langkah kaki yang menjadi teman setia di dalam keheningan. Tak banyak percakapan, hanya fokus menatap ke depan, menjauh dari kejaran.

      Langkah mereka akhirnya terhenti di hadapan pohon tua yang menjulang tinggi. Daunnya yang lebat menyajikan rimbunan hijau, sementara batang-batangnya menjalar, dan membentuk cabang yang menyebar.

      Sang Algojo selalu berusaha menghilangkan jejak-jejak yang mereka tinggalkan. Kemudian, kali ini dia menyapu tanah dengan hati-hati dari dedaunan kering yang berserakan. Di antara akar-akar tua dan rerimbunan dedaunan, tersembunyi sebuah pintu rahasia.

Ultraman Nexus: Beyond DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang